Manusia bukanlah satu-satunya makhluk yang pandai bekerja sama dalam kehidupan sosialnya. Hewan seperti serangga juga dikenal memiliki sistem kerja sama yang baik. Termasuk saat mereka dalam kondisi terancam.
Selain pandai kerja sama, serangga merupakan hewan yang dikenal dengan kemampuan tekniknya, seperti menggali tanah, merakit rumah, dan lainnya.
Namun seringkali para serangga dianggap remeh dan disepelekan serta dianggap bodoh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang-orang berpikir bahwa serangga itu bodoh, namun sebenarnya ada banyak hal yang dapat dipelajari dari mereka," ungkap Mizuki Uemura, ahli entomologi dari Universitas Queensland Australia, dikutip dari Smithsonian Magazine.
Justru sebaliknya, serangga telah banyak dipelajari ilmuwan karena kemampuan melakukan kerja sama dalam banyak cara untuk tujuan tertentu, salah satunya adalah melindungi diri dari segala ancaman.
4 Hewan dengan Kerja Sama yang Unik:
1. Semut Api - Kerja Sama Menghadapi Banjir
Semut api adalah jenis semut yang hidup di tempat hangat dan lembab. Untuk bertahan hidup dari banjir yang sering terjadi di hutan hujan Amazon, mereka berevolusi dengan kerja sama mengangkat koloni ke darat untuk mencari rumah yang baru.
Saat terjadi banjir, para semut akan bekerja sama mengangkat ratu mereka dan larva koloninya di atas sebuah alas seperti rakit untuk menyelamatkannya ke daratan.
Menurut seorang insinyur di Universitas Princeton yang mempelajari hewan di Institut Teknologi Georgia, Hungtang Ko, semut bersifat kedap air namun tidak pandai berenang.
Semut yang tenggelam akan menempel satu sama lain dan membuat lapisan tipis yang menjorok ke dalam air untuk menarik semut lainnya membentuk rakit.
Nantinya, bantalan lengket di kakinya dapat membantu mereka menumpuk tubuh satu sama lain dan mengapung di air karena adanya celah antar tubuh. Lalu, semut dalam rakit akan mulai bergerak dengan mengulurkan tangannya menuju daratan dan menggunakan mandibula untuk membawa ratu serta larva.
2. Lebah - Membentuk Sarang Terbuka & Berkoloni untuk Menyengat
Untuk bertahan dari predator, seperti tawon dan lebah lain, maka lebah ini menggunakan teknik memancarkan kilau. Caranya adalah dengan membentuk sarang yang terbuka dengan menyatukan para anggota koloni berwarna coklat keemasan.
Ketika predator melewati sarangnya, maka dinding sarang akan berkilauan dalam gelombang tertentu secara berulang. Dengan begitu predator akan dapat terkejut hingga sampai lari ke arah lain. Para lebah madu tersebut melakukannya dengan cara mengibaskan perut bersama-sama.
Apabila predator tidak kabur, maka para anggota koloni akan turun dan menyengatnya sampai pergi. Menurut Gerald Kastberger, ahli biologi di Austria, konsep kerja sama ini hampir sama dengan bentuk para penonton di stadion yang saling berpegangan erat membentuk gelombang.
3. Ulat - Membentuk Pertahanan dengan Bulu Halus
Para ulat membentuk pertahanan dengan menggunakan bulu halus mereka. Bulu halus tersebut apabila terkena kulit akan menyebabkan ruam dan iritasi mata.
Dalam hal ini kecil kemungkinan mereka akan ditangkap predator karena gabungan beberapa ulat akan dapat membentuk ukuran lebih besar.
4. Larva Lalat Gergaji - Mengetukkan Perut ke Pohon
Cara bergerak larva lalat gergaji hampir sama dengan ulat, tetapi mereka bergerak dalam kelompok terdiri dari 30 atau 40 individu bukan dalam satu barisan. Salah satu perilaku unik mereka adalah menggunakan getaran untuk berkomunikasi satu sama lain.
Menurut peneliti di Universitas Monash Australia, Lisa Hodgkin, getaran tersebut dilakukan dengan mengetukkan perutnya ke pohon sebagai sinyal ketika terdapat individu yang terpencar saat mencari makan di pohon. Sinyal tersebut yang akan ditangkap larva lain dan menjadi arah pulang kembali ke kelompoknya.
Sinyal ini akan digunakan pemimpin untuk memulai pergerakan seluruh pasukan koloni dengan saling berkoordinasi.
Dalam kelompok ini terdapat pemimpin dan pengikut yang terhubung dengan sinyal tersebut, sama halnya dengan manusia yang butuh pemimpin dalam komunitas.
(faz/faz)