Ilmuwan Ungkap Warna Asli Serangga Purba dari Fosil, Ini Hasilnya

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Ungkap Warna Asli Serangga Purba dari Fosil, Ini Hasilnya

Baladan Hadza Firosya - detikEdu
Rabu, 27 Sep 2023 10:00 WIB
fosil serangga
Foto: Shengyu Wang/Baoyu Jiang/Nanjing University via Science Alert
Jakarta -

Serangga purba yang terkubur dalam waktu yang begitu lama selalu memantik rasa keingintahuan bagi para ilmuwan. Sebagian besar fosil memiliki tampilan warna yang sedikit monokrom.

Maka dari itu, para ilmuwan mulai mempertanyakan, apa sebenarnya warna asli dari serangga purba?

Melalui analisis warna asli organisme purba, tentunya dapat memberikan wawasan yang berharga tentang perilaku, ekologi, dan evolusi mereka. Namun, mengingat fosil-fosil ini sering kali monokromatik, mencari jawabannya bukanlah tugas yang mudah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir dari laman Science Alert, ahli paleontologi dari Universitas Nanjing, Shengyu Wang dan rekannya mengungkapkan, "Banyak fosil serangga menunjukkan pola warna monokromatik yang dapat memberikan wawasan berharga tentang perilaku dan ekologi serangga purba."

Sehingga ini membuat para ahli paleontologi harus bekerja keras untuk mencari tahu warna apa yang mungkin dimiliki oleh makhluk-makhluk tersebut.

ADVERTISEMENT

Warna Asli Fosil Serangga

Tim peneliti dari Tiongkok dan Irlandia pun melakukan serangkaian eksperimen laboratorium dengan tujuan untuk mengungkap sifat sebenarnya dari warna asli serangga Orthoptera purba. Mereka membandingkan pola warna yang sering terlihat pada fosil serangga dengan sifat-sifat jaringan aslinya.

Sehingga diketahui bahwa fosil-fosil serangga seringkali menunjukkan bintik, garis, atau bercak berwarna coklat kehitaman. Para peneliti menduga bahwa pola ini mungkin mencerminkan ketebalan dan pengerasan kerangka luar serangga atau kandungan pigmen pada jaringan mereka.

Dengan menggunakan mikroskop cahaya dan pemindaian elektron, para peneliti berhasil menggambarkan fosil Orthoptera yang memiliki pola monokromatik pada sayapnya, mirip dengan belalang bersayap pita di zaman modern.

Selanjutnya, Wang dan rekannya memilih tiga spesies kumbang dari masa kini dengan pola sederhana dan mencoba mensimulasikan fosilisasi. Mereka membungkus kerangka luarnya dengan aluminium foil dan memanggangnya pada suhu antara 200 Β°C dan 500 Β°C.

Hasilnya, para peneliti menemukan bercak gelap yang tersisa berasal dari bagian berpigmen dari kerangka luar, yang kaya akan melanin. Bintik-bintik tersebut menolak degradasi panas, sedangkan area yang kaya akan ini melanin hilang.

Hal aneh juga ditemukan ketika spesimen yang dipanaskan melewati fase degradasi menengah yang membuatnya menjadi hitam, yang pada akhirnya mengungkapkan apa pola warnanya. Penelitian ini menunjukkan bahwa warna gelap pada fosil bisa saja hasil dari proses fosilisasi. Sementara, pola bergaris atau bercak mungkin mewakili warna asli fosil serangga.

Bukti kimia melanin juga telah ditemukan pada sisa-sisa fosil serangga lain yang berwarna gelap termasuk kumbang, tawon, dan capung jarum. Ini menunjukkan bahwa warna gelap bukanlah sesuatu yang unik dalam evolusi serangga.

Meskipun jumlah serangga sangat banyak dan catatan fosil sudah ada sejak periode Devonian Awal sekitar 400 juta tahun yang lalu, pewarnaan pada serangga yang menjadi fosil sebagian besar telah terabaikan dibandingkan dengan vertebrata.

Wang dan rekannya pun mengatakan bahwa studi eksperimental mereka membuka jalan baru untuk menafsirkan fosil serangga, karena sekarang kita memiliki gagasan yang lebih baik tentang bagaimana serangga dilestarikan.

"Data kami mewakili bukti empiris pertama bahwa pola monokromatik pada fosil kompresi serangga terbentuk secara biologis dan mewakili pola warna berbasis melanin," tulis Wang dan rekannya.




(nah/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads