Usai kebakaran Museum Nasional Indonesia pada Sabtu (16/9/2023) lalu, Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (MCB) menggandeng World Bank untuk mendiskusikan Disaster Risk Management Plan. Program asesmen risiko bencana nantinya bertujuan agar museum dan cagar budaya Indonesia siap menanggulangi tantangan dan potensi risiko bencana.
"Bersama dengan World Bank, kami akan berkolaborasi untuk menyusun program dan rencana kerja tanggap darurat terhadap bencana pada museum dan cagar budaya. Program ini juga akan menggunakan Pedoman Cagar Budaya Tangguh Bencana yang diterbitkan Ditjen Kebudayaan pada tahun 2023 sebagai referensi awal," kata Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BLU MCB Ahmad Mahendra dalam keterangannya, Rabu (27/9/2023).
Audit Museum Nasional usai Kebakaran
Museum Nasional Indonesia sendiri rencananya akan dipulihkan dalam beberapa tahap. Proses dokumentasi dan identifikasi tahap penyelamatan koleksi sebelumnya telah dimulai. Kini, proses identifikasi kerusakan bangunan Museum Nasional yang merupakan cagar budaya akan dilaksanakan. Mahendra menambahkan, bangunan Museum Nasional akan diaudit lewat kajian arsitektural hingga pengamanan gedung.
"Para Tenaga Ahli Cagar Budaya Nasional sedang melakukan beberapa kajian dan analisis untuk memberikan rekomendasi penanganan cagar budaya kepada Kemendikbudristek," kata Mahendra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nantinya akan ada audit keseluruhan bangunan MNI melalui studi kelayakan bangunan, kajian keseluruhan bangunan yang terdiri dari kajian arsitektural, struktural, material, pengamanan gedung, dan lain sebagainya," sambungnya.
Tim Khusus Penanganan Unit Museum Nasional Indonesia (MNI) saat ini masih menjalankan proses evakuasi, identifikasi, dan restorasi koleksi benda serta bangunan bersejarah yang terdampak.
"Ruangan pameran koleksi prasejarah, perunggu dan sebagian terakota telah berhasil dievakuasi, dan kami sudah mulai mengevakuasi ruangan koleksi keramik. Tenaga ahli tambahan untuk tim identifikasi juga kita galakkan guna mempercepat proses tahapan identifikasi. Hingga hari ini terdapat 243 koleksi yang berhasil kami identifikasi," jelasnya.
(twu/nwk)