Studi: Putri Disney Bertubuh 'Rata-rata' Pengaruhi Citra Diri yang Baik pada Anak

ADVERTISEMENT

Studi: Putri Disney Bertubuh 'Rata-rata' Pengaruhi Citra Diri yang Baik pada Anak

Noor Faaizah - detikEdu
Senin, 18 Sep 2023 17:30 WIB
princess disney hollyfae_art
Foto: Instagram/hollyfae_art
Jakarta -

Keberadaan tokoh putri Disney menjadi bagian tak terpisahkan dari tayangan untuk anak-anak. Terutama sejak Putri Salju tayang perdana di bioskop pada tahun 1937.

Para tokoh putri di Disney dahulu identik digambarkan bertubuh kurus. Namun seiring waktu kini menjadi semakin beragam, baik dari segi etnis; periode waktu dalam cerita; hingga bentuk tubuh, sehingga memberikan gambaran kisah tokoh yang berbeda.

Moana Timbulkan Citra Tubuh yang Baik

Berdasarkan sebuah studi yang ditulis oleh Jane Shawcroft dan tim, gambaran bentuk tubuh putri Disney memiliki dampak terhadap citra diri anak-anak. Penulis menemukan bahwa anak-anak yang menyukai putri Disney dengan kategori bentuk tubuh rata-rata (tidak kurus), memiliki citra tubuh yang lebih baik dan lebih berpartisipasi dalam aktivitas bermain yang berkaitan anak laki-laki maupun perempuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Temuan ini menunjukkan bahwa penggambaran karakter putri Disney tertentu dapat mempengaruhi persepsi diri anak secara positif. Studi tersebut diterbitkan dalam jurnal Psychology of Popular Media bertajuk "Ariel, Aurora, or Anna? Disney princess body size as a predictor of body esteem and gendered play in early childhood".


Para peneliti mengkategorikan karakter putri-putri Disney dalam 3 golongan bentuk tubuh, meliputi kurus, rata-rata, dan di atas rata-rata/gemuk. Contoh putri Disney yang masuk ke dalam kategori kurus adalah Jasmine dari film Aladdin. Adapun putri Disney dengan kategori rata-rata adalah Moana dari film berjudul Moana yang rilis pada tahun 2016.

ADVERTISEMENT

Penelitian ini fokus menganalisis pengaruh tipe tubuh putri Disney terhadap rasa keberhargaan diri atas bentuk tubuh anak-anak. Penulis melihat bagaimana kepercayaan diri para responden terhadap tubuh mereka dan kepercayaan diri pada gaya bermain mereka yang cenderung maskulin atau feminin.

Rasa keberhargaan diri tersebut diukur dari respons para wali mengenai seberapa banyak anak mereka menyukai dan merasa bahagia dengan tubuhnya. Sementara, evaluasi mengenai permainan maskulin/feminin adalah berdasarkan pilihan mainan anak-anak. Mainan senjata biasanya dikategorikan maskulin, sedangkan boneka dikategorikan feminin.

Penelitian itu berlangsung dari 2020-2021 dan dilakukan pada lebih dari 50% partisipan adalah perempuan, dengan sekitar 84% merupakan anak-anak kulit putih. Penelitian ini melibatkan 340 anak di bawah usia 5 tahun beserta wali mereka yang tinggal di Denver. Para wali disurvei dua kali dalam waktu berbeda untuk melihat apakah ada perbedaan respons.

Anak-anak Suka Putri Bertubuh Rata-rata

Dilansir dari laman ZME Science, tipe tubuh karakter Disney dalam kategori tubuh rata-rata, memiliki dampak yang signifikan terhadap cara anak-anak memandang tubuh mereka sendiri.

Anak-anak yang menyukai putri dengan proporsi tubuh rata-rata seperti Moana, mengalami peningkatan rasa keberhargaan diri terhadap tubuh setelah satu tahun kemudian. Mereka juga lebih terbuka untuk mengeksplorasi permainan yang berhubungan dengan anak laki-laki dan perempuan.

Fakta bahwa putri Disney dengan tubuh rata-rata mampu meningkatkan penghargaan diri lebih tinggi, salah satunya karena dalam cerita, para putri-putri tersebut lebih aktif secara fisik.

"Mereka berlari dan mendaki gunung yang sangat besar dan berkelahi. Bagi para putri ini, kisah mereka lebih tentang apa yang bisa mereka lakukan dengan tubuh mereka dibandingkan bagaimana penampilan tubuh mereka," kata Shawcroft dalam rilis pernyataan, dikutip dari ZME Science.

Peneliti juga menyebutkan bahwa frekuensi anak-anak ketika berperan menjadi putri saat bermain juga menjadi faktor pendorong efek ini. Semakin menghayati anak tersebut masuk ke dalam cerita putri Disney, terutama jika putri favoritnya memiliki tubuh rata-rata, maka semakin positif pula citra tubuh mereka.

Akan tetapi, penelitian ini memiliki keterbatasan. Sebagai contoh, pada akhir penelitian, para responden adalah anak-anak yang baru berusia 4,5 tahun. Artinya, penemuan ini mungkin saja berubah seiring pertumbuhan mereka.

Efek positif yang ditemukan ini merupakan akibat dari anak-anak bermain menjadi putri Disney, bukan sekadar menonton film nya saja. Sehingga secara keseluruhan, penelitian ini bisa menjelaskan dampak yang sebelumnya belum jelas penjelasannya. Namun, para ahli yakin penelitian ini mampu menerangkan dampak karakter putri Disney terhadap citra tubuh anak-anak.




(nah/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads