Tidak hanya manusia, ternyata puluhan tiram di suatu laboratorium Prancis berusaha tidur dengan cahaya redup. Penelitian ini menunjukkan bahwa mereka mengalami situasi yang mirip dengan insomnia.
Dalam eksperimen ini, setiap pagi para ilmuwan akan menyalakan lampu secara perlahan, untuk menirukan terbitnya matahari. Namun pada malam hari, ilmuwan menyalakan lampu redup.
Hasilnya, ilmuwan menemukan bahwa cahaya buatan di malam hari ternyata dapat mengganggu perilaku tiram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Damien Tran, seorang ilmuwan kelautan di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Perancis terkejut bahwa tingkat cahaya malam terendah yang mereka uji, cukup untuk mengganggu ritme tidur tiram.
"Sungguh luar biasa, ketika kamu mengingat bahwa tiram tidak memiliki mata," ujarnya dikutip dari Pop Science.
Cara tiram melihat masih merupakan suatu misteri. Meskipun kerang, memiliki organ mirip mata, tiram kemungkinan besar menggunakan sel-sel khusus di kulitnya untuk mendeteksi cahaya.
Metode Penelitian
Dalam penelitian terbaru, Tran dan rekan-rekannya menempatkan empat tangki tiram di ruangan berbeda dan masing-masing diberi paparan cahaya buatan dengan intensitas berbeda di malam hari.
Para peneliti membandingkan respons tiram dengan respons hewan di tangki kontrol yang mengalami kegelapan total di malam hari.
Salah satu penulis dan ilmuwan kelautan, Laura Payton, menjelaskan bahwa pergerakan cangkang adalah satu-satunya perilaku tiram yang dapat diamati.
Tiram Bisa Insomnia
Tim memasang separuh tiram di setiap tangki dengan elektroda untuk menentukan kapan hewan tersebut membuka cangkangnya. Di tangki kontrol, tiram paling aktif di tengah hari namun berhenti saat lampu padam.
Namun paparan cahaya buatan pada malam hari menyebabkan tiram di empat akuarium lainnya tetap aktif. Meskipun tiram memiliki gen tertentu yang biasanya menyala di siang hari dan gen lain yang menyala di malam hari, paparan cahaya malam menghilangkan perbedaan tersebut.
Dalam istilah manusia, perilaku ini disebut insomnia. Pada tiram, respons ini berdampak negatif pada kesehatan mereka. Sampai saat ini, para ilmuwan mengaku masih banyak dampak spesifik yang belum dipelajari.
(nir/faz)