Peribahasa ada udang di balik batu tak jarang dikenalkan guru pada siswa di sekolah. Tahukah detikers, banyak jenis udang memang bisa hidup di balik batu?
Peneliti menjelaskan, udang merah (Parhippolyte uveae) hidup pada habitat dengan karakteristik berupa bebatuan dan akar mangrove, punya tutupan kanopi dedaunan bakau lebih tinggi, di perairan anchialine (danau laut). Perairan jenis ini terkurung daratan, tetapi berair asin karena punya hubungan bawah tanah dengan lautan.
Dikutip dari jurnal Habitus Aquatica, penelitian Muhammad Farhan Pratama dan rekan-rekan di atas berlangsung di Desa Mopaano, Kecamatan Lasalimu Selatan, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara pada November-Desember 2021 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mirip dengan udang merah, udang Rockpool atau udang putih (Palaemon elegans) mendiami perairan batu pesisir hingga daerah berbatu dangkal. Habitat aslinya meliputi wilayah yang luas di Atlantik Timur Laut, mulai dari pantai barat Norwegia di Eropa hingga Namibia di Afrika, dikutip dari laman Laboratorium Invasi Laut, Smithsonian Institute.
Begitu juga dengan udang mantis merak (Stomatopoda). Udang yang bisa tumbuh hingga 18 cm ini suka hidup di liang di antara bebatuan atau di balik bebatuan, seperti diterangkan Bureau of Ocean energy Management (BOEM) AS dalam laman resminya.
Udang senang hidup di balik batu karena menjadi bentuk persembunyian yang penting dari predator dan arus kuat. Keberadaan batuan di lingkungannya membuat habitat udang memiliki lebih banyak relung untuk tumbuh besar.
Batu juga bantu udang mendapatkan makanan. Sebab, sisa-sisa bangkai hewan laut dan alga yang bisa dimakan udang banyak menumpuk di permukaan batu.
Hewan yang Hidup di Balik Batu
Bukan hanya udang, sejumlah hewan lainnya juga bisa hidup di balik batu. Simak daftarnya di bawah ini.
Ular
Beragam ular suka hidup di balik batu. Ular garter (Thamophis sirtalis) suka membuat sarang di bawah batu dan bangunan. Karena itu, ular ini bisa hidup di daerah perkotaan dan pinggir kota di Amerika Utara.
Namun, ular garter lebih suka hidup di lingkungan berumput yang lembap dan dekat air permukaan, seperti kolam, danau, dan sungai. Sebab, di sana, mereka bisa kabur
ke air jika merasa terancam, seperti dijelaskan National Park Service (NPS) AS di lamannya.
Cacing Pipih
Cacing pipih (Platyhelminthes) merupakan salah satu jenis cacing yang hidup di balik batu. Cacing pipih yang hidup di laut gemar mengubur diri di pasir atau di bawah batu di perairan dangkal. Namun, jika masuk ke dalam hewan lain dan manusia, hewan ini bisa menjadi parasit yang memicu sakit atau kematian, dikutip dari laman University of Hawai'i at Manoa.
Laba-laba
Ada macam-macam spesies laba-laba yang hidup di balik batu. Termasuk di antaranya yaitu laba-laba pemburu (Sparassidae). Dengan badan agak pipih, laba-laba ini bisa hidup di celah sempit di kulit kayu dan celah batu.
Australian Museum dalam lamannya menjelaskan, laba-laba pemburu gemar masuk ke mobil, serta kadang-kadang ke dalam rumah. Langkah ini memungkinkannya terhindar dari sinar Matahari yang menyengat.
Gila Monster
Monster Gila (Heloderma suspectum)adalah salah satu jenis kadal yang suka hidup di balik batu untuk menghindari panasnya Matahari gurun, habitatnya. Hewan ini berbisa, tetapi untungnya bergerak lambat dan kebanyakan waktunya diisi dengan bersembunyi di dalam liang atau di balik batu, seperti diterangkan dalam laman Symbio Wildlife Park Australia.
Hellgrammite
Hellgrammite adalah tahap larva serangga yang mirip kelabang bercapit di kepala, sebelum berubah bentuk menjadi lalat Dobson (Corydalidae). Setelah menetas di tepian batu sungai, larva ini hidup di balik batu sungai, batang kayu yang terendam, dan puing-puing di arus sungai yang deras selama 1-3 tahun, sampai menjadi lalat selama sekitar 10 hari, lalu mati.
Kendati hidupnya tak panjang sebagai serangga terbang, hellgrammite fase larva bermanfaat sebagai tanda kualitas habitat sungai. Sebab, mereka hanya bisa hidup di air yang relatif bersih dan kadar oksigennya baik, seperti diterangkan NPS AS.
Pika
Pika (Ochotona)sekilas mirip marmut, tetapi sebetulnya lebih dekat hubungan kekerabatannya dengan kelinci dan terwelu. Bulunya yang tebal menjaga pika tetap hangat sepanjang tahun di lingkungan dingin. Mereka tidak perlu berhibernasi dan tetap aktif saat sarangnya tertutup salju, dikutip dari NPS AS.
Pika sendiri bisa mati jika hidup di lingkungan dengan suhu di atas 24 derajat C. Namun, sejumlah pika kini hidup di kawasan dengan suhu di atas 27 derajat Celsius. Agar lebih sejuk, mereka suka membuat sarang di bawah dan di balik bebatuan. Ia juga hidup di lereng-lereng di balik reruntuhan bebatuan.
Kalajengking
Kalajengking kulit kayu (Centriroides exilicauda) bisa hidup di bawah batu, celah batu, pohon, dan di atas dinding batu. Karena itu, kalajengking ini bisa ditemukan di rumah-rumah penduduk di AS, terperangkap di lemari gelap maupun bak mandi, dikutip dari laman Arizona-Sonora Desert Museum.
Nah, apa saja hewan lain di balik batu yang detikers ketahui?
(twu/pal)