Kebakaran di alam seperti kebakaran hutan atau lahan gambut menimbulkan banyak dampak buruk pada lingkungan. Ketidakseimbangan ekosistem sampai penyakit berisiko muncul akibat kebakaran ini.
Di Indonesia, kebakaran hutan beberapa kali terjadi di Kalimantan dan Riau. Dampaknya, asap di udara membuat siswa harus sekolah dari rumah, bahkan libur sekolah.
Sebagian kebakaran hutan disebabkan oleh kecerobohan manusia seperti pembukaan lahan baru, api unggun, buang puntung rokok sembarangan, atau sekadar bermain flare. Namun, ada juga kebakaran yang disebabkan secara alamiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebakaran Sulit Dibendung
Kebakaran alami sulit dikontrol oleh manusia. Beberapa alasannya yakni karena kebakaran di alam sering kali baru teridentifikasi setelah beberapa jam hingga beberapa hari kemudian. Kondisi topografi lokasi kebakaran seperti di lereng juga memicu kebakaran mudah menyebar terdorong angin.
Akibatnya, kebakaran terbentuk terlanjur menyebar dan sulit dipadamkan. Kebakaran besar di alam sulit dikendalikan kendati diupayakan dari darat, udara, atau menggunakan kendaraan khusus. Karenanya, ketika petugas pemadam kebakaran berhasil mengatasi kebakaran, ribuan hektar lahan terlanjur hangus.
Dilansir dari laman BBC News, Rob Gazzard, seorang penasihat teknis Komisi Kehutanan dari Inggris menyatakan, jika kemiringannya naik 10%, maka kecepatan api menyebar akan dua kali lebih besar. Jika kemiringannya 20% maka kecepatan apinya akan menjadi empat kali lipat.
Iklim Kering di Lokasi Kebakaran
Pada saat musim panas atau musim kemarau, ketika kondisi kekeringan mencapai puncaknya, percikan kecil dari roda kereta api pun dapat menyulut api besar. Terkadang, kebakaran juga dapat terjadi secara alami akibat panas Matahari atau sambaran petir.
Mengutip dari laman The Science Times, ketika tingkat kelembaban di suatu tempat tinggi maka akan sulit terbakar oleh api. Sebaliknya, ketika suatu wilayah kering maka akan semakin mudah menjadi bahan bakar api.
Kondisi iklim ini turut berpengaruh pada terjadinya kebakaran hutan. Curah hujan yang rendah menyebabkan kekeringan. Suhu panas yang menyengat dan kondisi angin pun dapat mengeringkan pohon dan semak.
Ketika cuaca makin panas dan kering, ditambah bahan bakar yang mengering, maka api berisiko mudah muncul dari gesekan ranting dan dahan pohon. Kebakaran hutan ini cenderung terjadi pada sore hari, ketika suhu permukaan Bumi berada pada titik tertingginya.
Pemadaman Api yang Sulit
Satu-satunya cara memadamkan api adalah dengan memadamkan kobaran terluarnya. Cukup sulit bagi petugas pemadam kebakaran untuk masuk ke tengah-tengah kobaran api. Akibatnya, api yang berkobar susah dipadamkan sedikit demi sedikit dan dipecah dari dalam kobaran. Inilah yang menjadi masalah utama tim pemadam kebakaran saat memadamkan api.
Cara memadamkan api secara efektif dilakukan oleh pakar kebakaran menggunakan alat prediksi kebakaran. Dengan tindakan preventif ini akan diketahui kecepatan angin, kemiringan lereng, kemungkinan arah api, dan bahan bakar dari kobaran api yang memudahkan identifikasi pemadaman.
Oleh karena itu, kobaran api besar yang baru diketahui sulit dipadamkan langsung. Para ahli kebakaran harus melakukannya selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari sebelum kebakaran besar terjadi.
Dampak Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan yang terjadi di dekat pemukiman penduduk dapat menimbulkan dampak signifikan terhadap lingkungan dan masyarakatnya. Kehilangan harta benda, ternak, bahkan kematian pada manusia juga bisa terjadi. Keparahan dampaknya dipengaruhi ukuran lahan, kecepatan penyebaran api, hingga kedekatan pemukiman dengan lokasi kebakaran.
Kondisi mitigasi bencana pada masyarakat juga menjadi pertimbangan. Peringatan dini kebakaran dan pengetahuan masyarakat akan bahaya asap kebakaran juga mempengaruhi dampaknya.
Asap kebakaran hutan mengandung campuran polutan udara dengan partikel pm2.5 yang mengancam kesehatan manusia. Dilansir dari laman World Health Organization, berikut beberapa penyakit yang bisa timbul dari asap kebakaran:
- Penyakit paru-paru dan jantung
- Kerusakan otak/sistem saraf
- Gangguan kognitif dan kehilangan memori
- Luka bakar
- Perburukan kondisi usus, ginjal, dan hati
- Gangguan mata
- Infeksi saluran pernafasan atas
Demikian dampak dari kebakaran hutan beserta alasan mengapa kebakaran alami sulit dipadamkan.
(twu/twu)