Fobia adalah kondisi ketakutan berlebih. Hal ini bisa memengaruhi berbagai aspek kehidupan, dari keseharian hingga hubungan sosial dan kesejahteraan mental.
Karena kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari, artikel ini akan membahas penyebab, gejala, hingga penanganan bagi pengidap fobia secara umum.
Apa itu Fobia?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir dari Harvard Health, fobia adalah ketakutan yang berlebihan dan tidak realistis terhadap sesuatu, seperti objek, orang, hewan, aktivitas, atau situasi. Orang yang mengalami fobia berusaha untuk menghindari apa pun yang memicu ketakutannya atau merasakan kecemasan dan tekanan yang besar ketika terpapar dengan hal tersebut.
Ada beberapa fobia yang sangat spesifik, seperti takut laba-laba (arachnophobia) atau kucing (ailurophobia) yang membuat para pengidapnya berusaha untuk menghindar.
Fobia juga dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti takut ketinggian (acrophobia) atau ruang terbatas (claustrophobia) yang dapat memicu perubahan gaya hidup hingga pekerjaan, tempat tinggal, dan aktivitas sosial dalam kasus ekstrem.
Jenis Fobia
Setidaknya ada tiga jenis utama pada fobia. Berikut penjelasannya:
1. Fobia Spesifik (Fobia Sederhana)
Fobia spesifik adalah ketakutan ekstrem terhadap suatu objek atau situasi yang biasanya tidak berbahaya.
Dengan bentuk fobia yang paling umum ini, orang mungkin takut pada hewan tertentu seperti anjing, kucing, laba-laba, ular atau bahkan terhadap objek orang seperti badut, dokter gigi, dokter, lingkungan seperti tempat gelap, badai petir, tempat tinggi atau terhadap situasi tertentu seperti terbang dengan pesawat, naik kereta api, berada di ruang terbatas.
Kondisi-kondisi ini setidaknya sebagian bersifat karena genetik yang diwariskan atau berdasarkan faktor keturunan keluarga.
2. Fobia Sosial
Orang dengan gangguan kecemasan sosial takut situasi sosial yang bisa membuat mereka merasa dihina atau cemas. Mereka khawatir tentang interaksi dengan orang asing, termasuk saat berbicara di depan umum.
Fobia ini bisa berkaitan dengan penampilan atau situasi sosial umum seperti makan di tempat umum. Faktor keturunan dan pengalaman sosial masa kanak-kanak dapat berperan dalam perkembangan gangguan ini.
3. Agorafobia
Agorafobia adalah ketakutan berada di tempat umum yang membuat sulit untuk keluar tiba-tiba. Ini bisa mengakibatkan menghindari acara sosial atau perjalanan umum. Banyak orang dengan agorafobia juga mengalami serangan panik yang melibatkan gejala fisik seperti gemetar, detak jantung cepat, dan berkeringat.
Selain itu, fobia dapat meningkatkan risiko orang dewasa untuk mengalami gangguan kecemasan, depresi, dan penyalahgunaan zat.
Gejala Fobia
1. Timbulnya rasa ketakutan yang berlebih terhadap objek, aktivitas, atau situasi tertentu.
2. Ketakutan yang timbul ini sering kali tidak sesuai dengan tingkat ancaman yang sebenarnya.
3. Seseorang biasanya cenderung menghindari pemicu ketakutan mereka untuk menghindari kecemasan dan rasa malu.
4. Ketakutan ini biasanya dapat menyebabkan gejala fisik seperti gemetar, jantung berdebar, berkeringat, sesak napas, pusing, dan mual.
Siapa Saja yang Terkena Fobia?
Fobia dapat memengaruhi siapa saja, termasuk anak-anak, remaja, dan dewasa, dengan jumlah penderita mencapai 19 juta orang di Amerika. Meskipun fobia bisa muncul pada usia dini, sering kali gejalanya pertama kali terlihat antara usia 15 hingga 20 tahun. Baik pria maupun wanita dapat terkena fobia, namun lebih banyak laki-laki yang mencari pengobatan untuk kondisi ini.
Diagnosa
Seorang ahli kesehatan mental kemungkinan besar akan menanyakan tentang gejala saat ini dan riwayat keluarga, terutama jika anggota keluarga lain pernah mengalami fobia. Penting untuk melaporkan pengalaman atau trauma yang bisa menjadi penyebab fobia, seperti serangan anjing yang membuat takut terhadap anjing.
Selain itu, diskusikan reaksi Anda saat menghadapi hal yang menakutkan, seperti pikiran, perasaan, dan gejala fisik yang muncul, serta cara Anda menghindari situasi tersebut. Berbicaralah tentang bagaimana fobia memengaruhi kehidupan sehari-hari, termasuk pekerjaan dan hubungan pribadi.
Dokter juga akan menanyakan tentang depresi dan penggunaan narkoba, karena hal ini sering kali terkait dengan para penderita-penderita fobia.
Untuk diagnosa selanjutnya, biasanya pada anak-anak, fobia spesifik sering kali berlangsung hanya dalam beberapa bulan, sementara pada orang dewasa sekitar 80% fobia baru akan menjadi masalah jangka panjang yang memerlukan pengobatan untuk sembuh.
Pencegahan
Merujuk dari sumber yang sama, sejauh ini tidak ada cara untuk mencegah timbulnya fobia. Namun, pengobatan dapat mengurangi dampak negatif dari gangguan tersebut.
Penanganan Terhadap Fobia
Perawatan biasanya mencakup beberapa kombinasi psikoterapi dan pengobatan tergantung pada jenis fobia:
1. Fobia Spesifik
Fobia spesifik bisa diatasi dengan terapi perilaku kognitif, terutama dengan teknik seperti terapi desensitisasi atau terapi pemaparan. Ini melibatkan paparan bertahap terhadap ketakutan Anda dengan bantuan teknik relaksasi, pengendalian pernapasan, atau strategi pengurangan kecemasan.
2. Fobia Sosial
Fobia sosial atau Gangguan kecemasan sosial, terutama yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti berbicara di depan umum.
3. Agorafobia
Agorafobia yakni fobia terhadap keramaian atau kerumunan orang.
Demikian ulasan terkait fobia dari pengertian hingga gejala. Semoga bermanfaat!
(nwy/nwy)