Juni-Agustus 2023 Jadi Bulan Terpanas dalam Sejarah Manusia, Ini Laporannya

ADVERTISEMENT

Juni-Agustus 2023 Jadi Bulan Terpanas dalam Sejarah Manusia, Ini Laporannya

Devita Savitri - detikEdu
Sabtu, 09 Sep 2023 12:00 WIB
Women wearing sun protection clothing cool themselves with electric fans as visitors line up to visit the Panda enclosure on a sweltering day at a zoo in Beijing, Sunday, July 9, 2023. Earlier this week, Beijing reported more than nine straight days with temperatures above 35 degrees Celsius (95 degrees Fahrenheit), a streak unseen since 1961. (AP Photo/Andy Wong)
Cuaca panas ekstrem melanda Bumi sepanjang bulan Juni-Agustus 2023 Foto: AP/Andy Wong
Jakarta -

Organisasi penelitian independen tentang perubahan iklim Climate Central baru-baru ini mengeluarkan laporan terbaru yang menyatakan bila 98% populasi manusia di Bumi merasakan tiga bulan terpanas dalam sejarah yakni mulai Juni-Agustus 2023.

Laporan tersebut menyebutkan 7,95 miliar manusia di Bumi mengalami musim panas dengan kenaikan suhu dua kali lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah produksi polusi karbon tinggi yang terperangkap dan menjadi panas di atmosfer Bumi.

Wakil Presiden Climate Central untuk bidang sains Dr Andrew Pershing, menyatakan hampir tidak ada seorang pun di Bumi yang luput dari pengaruh pemanasan global selama tiga bulan terakhir ini. Bahkan di belahan Bumi selatan yang seharusnya merasakan waktu terdingin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita melihat suhu yang sulit terjadi atau dalam beberapa kasus hampir tidak mungkin terjadi tanpa adanya perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia. Naiknya polusi karbon jelas bertanggung jawab atas musim panas yang memecahkan rekor," ujarnya dalam rilis yang diterima detikedu, Sabtu (9/92023).

Suhu Naik 3-5 Kali Lipat

Laporan ini dihitung menggunakan Climate Shift Index (CSI) yang merupakan sistem atribusi global dari Climate Central. Melalui CSI atau Indeks pergeseran iklim, peneliti membandingkan suhu yang diperkirakan dengan suhu yang dihasilkan.

ADVERTISEMENT

CSI memiliki 11 level atau tingkat yang menunjukkan bagaimana perubahan iklim telah mengubah frekuensi suhu tertinggi, terendah, dan rata-rata harian di suatu lokasi tertentu.

Level CSI dari 1 hingga 5 menunjukkan bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia telah membuat suhu yang diamati atau diperkirakan menjadi lebih panas. Sebaliknya pada level CSI dari -1 hingga -5.

Penelitian ini menganalisis perubahan suhu di 180 negara dan 22 wilayah yang mendapat dampak dari perubahan iklim. Hasilnya menyatakan hampir 2,4 miliar ornag di 41 negara merasakan lebih dari 60 hari dengan suhu lima derajat Celcius lebih tinggi dari suhu rata-rata yang dihitung CSI.

Tak hanya itu, hampir setengah dari populasi manusia di Bumi menjalani aktivitas dengan suhu yang meningkat tiga kali lipat karena perubahan iklim selama 30 hari atau lebih. Dan bagi 1,5 miliar orang kenaikan suhu sekitar 3-5 derajat dirasakan setiap hari dari bulan Juni-Agustus 2023.

Bagaimana Kondisi di Indonesia?

Dampak perubahan iklim telah dirasakan secara tidak merata ke seluruh dunia. Penduduk di sejumlah negara G20 pada bulan Juni-Agustus menjalani 17 hari dengan suhu meningkat sebanyak tiga kali lipat.

Sedangkan negara-negara lain merasakan kenaikan suhu lebih lama lagi yakni selama 47 hari. Terakhir, negara kepulauan kecil menjadi negara terdampak paling parah karena menjalani 65 hari terpanas dengan level 3 CSI atau suhu tiga kali lipat dari hitungan rata-rata CSI.

Indonesia meski masuk negara G20 juga merasakan dampak 66 hari selama 3 bulan tersebut berada dalam level 3 CSI.




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads