Empat kota di Indonesia tercatat dalam lima besar kota dengan suhu tertinggi di Asia Tenggara untuk periode Juni hingga Agustus 2024. Berdasarkan analisis Climate Central, keempat kota yang dimaksud adalah Makassar, Sumedang, Bandar Lampung, dan Palembang.
Keempat kota tersebut mengalami hari panas tertinggi selama Juni-Agustus 2024. Kota Makassar mengalami 88 hari panas, Sumedang 83 hari, kemudian Palembang dan Bandar Lampung mengalami 81 hari panas.
Kota Terpanas di Asia Tenggara
Berikut ini lima kota terpanas di Asia Tenggara pada Juni-Agustus 2024 menurut Climate Central:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Makassar: 91 hari
- Sumedang: 85 hari
- Davao, Filipina: 83 hari
- Bandar Lampung: 81 hari
- Palembang: 81 hari
Apa Penyebabnya?
Paparan suhu tinggi tersebut diakibatkan oleh dampak perubahan iklim yang dipicu pembakaran bahan bakar fosil yang tak berhenti dari sumber seperti minyak, gas, dan batu bara.
Selama Juni-Agustus 2024 diperkirakan 2 miliar orang di seluruh dunia terpapar suhu panas yang berisiko untuk kesehatan. Rata-rata, setiap orang mengalami tambahan 17 hari "panas berisiko" akibat perubahan iklim.
Penduduk Asia Tenggara Paling Banyak Terpapar Suhu Ekstrem
Analisis ini menggunakan Climate Shift Index (CSI) dari Climate Central. Analisis tersebut mengukur dampak perubahan iklim terhadap suhu dan memperkirakan jumlah orang yang terdampak.
Analisis Climate Central memperlihatkan data terperinci paparan panas di tingkat global, regional, lokal, dan di sekitar 1.200 kota.
Di Indonesia diperkirakan 128 juta orang terpapar CSI 5 selama 60 hari atau lebih. Artinya, suhu yang dirasakan selama periode tersebut setidaknya lima kali lebih tinggi.
Asia Tenggara menjadi wilayah dengan jumlah penduduk terbesar yang terpapar suhu ekstrem akibat perubahan iklim.
Selama 60 hari dari Juni hingga Agustus, lebih dari 204 juta orang di Asia Tenggara yang alami suhu meningkat setidaknya lima kali lipat.
Malaysia, Singapura, dan Filipina mengalami kenaikan suhu setidaknya tiga kali lipat selama lebih dari 60 hari. Thailand dan Vietnam juga mengalami kondisi serupa selama 52 dan 46 hari masing-masing.
Hampir seluruh penduduk Filipina, Singapura, dan Vietnam terpapar suhu berbahaya yang dapat menimbulkan risiko kesehatan setidaknya selama satu minggu. Kondisi ini tiga kali lebih mungkin terjadi akibat perubahan iklim.
Lebih dari dua pertiga populasi Thailand dan Indonesia pun mengalami paparan suhu yang mengancam kesehatan dalam skala yang serupa.
"Suhu tinggi yang jelas-jelas dipengaruhi oleh perubahan iklim telah mengancam kesehatan miliaran orang di seluruh dunia selama tiga bulan terakhir. Tidak ada wilayah, negara, atau kota yang aman dari bahaya mematikan yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar fosil," kata Andrew Pershing, Wakil Presiden Bidang Sains di Climate Central dalam laporan pihaknya, ditulis Kamis (19/9/2024).
(nah/twu)