Apa Warna Matahari yang Sebenarnya? Ternyata Bukan Kuning atau Oranye

ADVERTISEMENT

Apa Warna Matahari yang Sebenarnya? Ternyata Bukan Kuning atau Oranye

Baladan Hadza - detikEdu
Jumat, 08 Sep 2023 15:00 WIB
Lembayung senja di Masjid Al-Jabbar
Foto: Wisma Putra/Ilustrasi Matahari
Jakarta -

Mungkin masih ada di antara detikers yang menganggap warna dari Matahari adalah kuning atau oranye. Terlebih Matahari yang sering digambarkan di berbagai media terlihat berwarna kuning atau oranye. Namun, benarkah warna Matahari itu oranye?

Untuk menjelaskan lebih lanjut, perlu diketahui bahwa apa yang kita lihat di langit, termasuk warna langit dan Matahari, itu sudah terpengaruh oleh paparan cahaya. Artinya, yang kita lihat belum tentu warna aslinya karena adanya pengaruh cahaya yang ditangkap oleh mata kita.

Melansir laman Scientific American, belakangan muncul sebuah teori konspirasi muncul di media sosial yang mengklaim bahwa Matahari telah berubah warna dari kuning menjadi putih. Hal ini menciptakan perdebatan apakah warna yang dilihat oleh seseorang adalah yang sebenarnya atau hanya interpretasi mata manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena Termodinamika

Pada tahun 1850-an, para fisikawan mulai mempelajari termodinamika, ilmu yang memahami bagaimana suhu memengaruhi perilaku benda. Mereka mengembangkan konsep "benda hitam," yaitu objek yang menyerap sepenuhnya, semua radiasi yang mengenainya.

Benda hitam ini, jika berada dalam lingkungan tanpa radiasi, akan sangat dingin dan tidak memancarkan panas. Namun, ketika ada cahaya, objek ini akan mulai memanas dan memancarkan kembali panas tersebut dalam bentuk cahaya.

ADVERTISEMENT

Warna cahaya yang dipancarkan akan bergantung pada suhu objek tersebut dan akan memiliki kecerahan puncak pada warna tertentu dalam spektrum cahaya.

Karena Matahari adalah sebuah bola gas yang sangat panas, Matahari juga turut disamakan dengan benda hitam. Namun, perbedaan antara keduanya adalah keberadaan elemen-elemen dalam atmosfer Matahari yang menyerap sebagian dari spektrum cahaya, menciptakan celah pada kurva benda hitam.

Ketika para ilmuwan mengukur spektrum Matahari dari luar angkasa, mereka menemukan bahwa Matahari memancarkan cahaya di seluruh spektrum yang dapat dilihat oleh mata manusia.

Fenomena Penghamburan Cahaya

Perbedaan warna Matahari yang bisa terjadi karena cahaya Matahari melewati atmosfer Bumi. Cahaya ini berinteraksi dengan partikel di udara, yang menyebabkan sebagian cahaya diserap dan sebagian lainnya dihamburkan.

Sehingga, ini menghasilkan efek warna berbeda pada langit, seperti warna biru yang paling banyak tersebar. Meskipun demikian, matahari tetap mengeluarkan cahaya putih yang kompleks, dan perbedaan warna ini disebabkan oleh dispersi cahaya dalam atmosfer Bumi.

Persepsi Manusia terhadap Warna

Kemudian, persepsi warna manusia dipengaruhi oleh sel-sel kerucut di mata, yang mendeteksi berbagai panjang gelombang cahaya. Ketika cahaya mengenai kerucut ini, mereka mengirimkan sinyal ke otak berdasarkan seberapa kuat cahaya pada warna tertentu.

Mata manusia telah berevolusi untuk melihat pada panjang gelombang cahaya yang paling banyak dipancarkan oleh Matahari. Dengan membandingkan sinyal dari kerucut yang berbeda, otak manusia menafsirkan warna.

Penyebab Ketidaksesuaian Warna Matahari

Ketidaksesuaian antara persepsi manusia terhadap warna Matahari dan warna sebenarnya terjadi karena cara cahaya matahari berinteraksi dengan atmosfer. Sinar Matahari yang masuk ke atmosfer terhambur dan diserap oleh udara, yang membuat Matahari terlihat lebih kuning atau oranye daripada putih murni.

Selain itu, otak manusia juga membandingkan warna suatu objek dengan objek lain di sekitarnya, sehingga langit biru dapat membuat matahari terlihat lebih kuning. Penting juga untuk dicatat bahwa melihat Matahari secara langsung dapat merusak retina mata secara permanen.

Satu-satunya saat aman untuk melihat Matahari tanpa perlindungan adalah ketika Matahari berada pada posisi sangat rendah di cakrawala saat terbenam atau terbit. Pada saat ini, cahaya biru dan hijau lebih banyak tersebar, sehingga Matahari terlihat kuning, oranye, atau merah.

Dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi warna Matahari, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perubahan warna yang sebenarnya terjadi pada Matahari.

Klaim mengenai perubahan warna Matahari hanyalah hasil kesalahan persepsi atau ingatan manusia. Oleh karena itu, Matahari tetap merupakan bola gas yang memancarkan cahaya berwarna putih yang kompleks.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads