Fenomena Blue Moon baru-baru ini tampak di langit Indonesia. Kendati bernama 'Bulan Biru', warnanya tampak oranye terang di Bumi.
Padahal, biasanya Bulan tampak seperti piringan berwarna putih, abu-abu, kuning, atau oranye. Jadi, apa warna Bulan sesungguhnya?
Warna Bulan: Abu-abu sampai Hijau
Pernah melihat foto permukaan Bulan yang diinjak astronaut Neil Armstrong dan Buzz Aldrin? Dikutip dari ZME Science, sederhananya, warna abu-abu dan hitam itulah warna Bulan sebenarnya. Namun, permukaan Bulan juga punya warna hijau, oranye, sampai kebiruan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Temuan area permukaan Bulan yang berwarna oranye juga pernah terekam dalam perkataan astronaut Harrison Schmitt, awak Apollo 17 pada 1972 itu. Dengan senang, Pilot Modul Bulan ini menyampaikan temuannya pada Komandan Eugene Cernan dan Pilot Modul Komando Ronald Evans.
"Ada tanah oranye!" kata Schmitt di misi final Apollo ke Bulan itu. "Oranye! Saya mengaduknya dengan kaki saya."
![]() |
Warna Bulan tersebut dipengaruhi oleh kondisi geologi atau bebatuannya. Warna hijau muncul di daerah Bulan yang kaya olivin, mineral magnesium besi silikat yang warnanya hijau zaitun.
Warna oranye terdapat di daerah Bulan yang miskin zat besi. Warna kuning-oranye Bulan muncul dari butiran kaca vulkanik. Sementara itu, beberapa warna kebiruan muncul di area Bulan yang kaya titanium.
Bulan juga punya beragam tingkat warna abu-abu di permukaannya. Warna abu-abu terang umumnya terdapat di wilayah dataran tinggi Bulan, sedangkan warna abu-abu gelap dan hitam biasanya terdapat di dataran banjir yang kaya batuan beku basalt.
Warna Bulan dari Pantulan Cahaya
Di sisi lain, manusia di Bumi dapat melihat Bulan berwarna kuning terang, oranye, kemerahan, keunguan, hingga putih. Rupanya, warna Bulan yang ditangkap mata manusia di Bumi merupakan warna Bulan saat memantulkan cahaya Matahari.
Warna bulan tampak hingga permukaan Bumi karena memantulkan sinar dari cahaya Matahari. Sekitar 3 sampai 12 persen sinar Matahari yang mengenai Bulan dipantulkan.
Perbedaan warna Bulan di mata manusia disebabkan oleh fenomena optik di atmosfer kita, bukan dari kondisi Bulan itu sendiri. Oleh karena itu, perlu sudut pandang yang bagus untuk mengetahui warna Bulan yang sebenarnya.Sebab, penampakan Bulan juga bergantung pada posisinya dalam orbit mengelilingi Bumi.
Variasi Warna Bulan dari Batuan
Dari Bumi, kontras gelap-terang warna Bulan membuat bentuk serupa kelinci. Nah, warna yang lebih terang menunjukkan dataran tinggi Bulan, terrae. Sedangkan warna lebih gelap menunjukkan daerah yang umumnya dataran rendah, maria.
Dataran tinggi kaya akan kalsium memiliki warna yang lebih putih. Wilayah ini terdiri atas anorthosite, yaitu batuan yang sebagian besar terdiri dari mineral feldspar plagioklas yang kaya kalsium.
Wilayah mare (jamak: maria) mengandung batuan vulkanik yang lebih gelap. Area ini kaya akan zat besi, magnesium, dan basal. Oleh karena itu, wilayah ini disebut juga dataran banjir basaltik yang memberikan pemandangan hitam.
Namun basalt tidak selalu berwarna hitam pekat. Terkadang ditemukan kandungan olivin di wilayah maria. Olivin inilah yang memberi warna hijau samar-samar.
Selain itu, bentang alam yang beragam juga memengaruhi penampakan muka Bulan. Bentang alam bulan dicirikan oleh kawah tumbukan, beberapa gunung api, bukit, aliran lava, dan cekungan.
Seringkali, ciri-ciri ini ditandai oleh batuan lain yang disebut breksi. Batuan tersebut terbentuk dari pecahan batuan lain yang disemen oleh matriks berbutir halus. Akibatnya, bebatuan tersebut tidak selalu tersingkap ke permukaan. Sebagian besar batuan ini tertutup debu yang disebut regolit dengan warna abu-abu tua.
(twu/twu)