156 Sekolah di Inggris Terancam Tutup Karena Pakai Beton yang Berpotensi Bahaya

ADVERTISEMENT

156 Sekolah di Inggris Terancam Tutup Karena Pakai Beton yang Berpotensi Bahaya

Devita Savitri - detikEdu
Rabu, 06 Sep 2023 09:00 WIB
Bangunan Lambrook School
Foto: Lambrook School/Ilustrasi sekolah di Inggris
Jakarta -

Departemen Pendidikan Inggris (DFE) menjelaskan ada 156 sekolah terancam ditutup usai teridentifikasi menggunakan beton jenis Reinforced Autoclaved Aerated Concrete (RAAC) yang berpotensi menimbulkan bahaya.

Mengutip laman BBC, Selasa (5/9/2023), dari jumlah tersebut, 52 sekolah di antaranya berisiko roboh secara tiba-tiba. Penutupan sekolah harus dilakukan karena lembaga pendidikan itu tidak memiliki langkah-langkah keselamatan dan rencana alternatif.

Contohnya mengubah ruangan lain di luar gedung menjadi kelas sementara atau memindahkan proses pembelajaran ke lokasi yang lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

104 Sekolah Lakukan Langkah Keamanan

Diketahui setidaknya 104 sekolah mencoba melakukan langkah-langkah keamanan yang pasti agar mereka bisa tetap buka dan proses belajar mengajar tidak terganggu. Tapi, DFE menyatakan setidaknya hingga kini 24 sekolah diperkirakan harus tutup dan akan banyak sekolah lain yang akan terkena dampak ini.

Pada bulan Juni lalu, Laporan Kantor Audit Nasional menilai bahwa 572 sekolah di seluruh Inggris diidentifikasi menggunakan RAAC pada bangunan sekolahnya.

ADVERTISEMENT

Survei dilakukan di wilayah Kingston, Hertfordshire, Lancashire, Nottinghamshire dan negara Inggris lainnya seperti Irlandia Utara, Skotlandia, dan Wales.

Survei itu akan menghasilkan daftar sekolah yang memang terkena dampak dan akan dirilis pemerintah Inggris pada akhir pekan ini.

Mengenal Apa Itu Beton RAAC yang Berpotensi Bahaya

Reinforced Autoclaved Aerated Concrete (RAAC) adalah beton berbahan ringan yang banyak digunakan pada atap datar. Tapi pada tahun 1950-1990 an sering digunakan sebagai lantai dan dinding.

Beton jenis ini dinilai sebagai alternatif bahan yang lebih murah dibandingkan beton standar, cepat diproduksi dan lebih mudah dipasang. Namun, kekurangannya adalah kurang tahan lama karena hanya memiliki umur sekitar 30 tahun.

Strukturalnya juga berbeda dengan beton bertulang tradisional. Bahan ini rentan rusak jika lembab. Sehingga Eksekutif Kesehatan dan Keselamatan menyatakan RAAC di tahun 2023 sudah melampaui masa pakai nya dan mungkin rusak secara tiba-tiba.

Potensi masalah keselamatan akibat penuaan RAAC pertama kali dilaporkan pada tahun 1980-an sampai 1990-an ketika sebuah atap bangunan runtuh. Pada tahun 1996 sebuah laporan yang disampaikan Building Research Institution menemukan bila RAAC retak ada di perumahan hingga sekolah.

Dengan demikian mereka merekomendasikan melakukan inspeksi setiap lima tahun bagi bagunan yang kondisinya baik. Tapi pada tahun 2002, badan itu kembali merilis laporan dengan tiga kesimpulan baru.

Salah satunya terkait risiko keruntuhan tanpa peringatan pada bangunan yang berusia lebih dari 20 tahun. Pada tahun 2021 dan 2022 DFE memberikan panduan baru terkait pengelolaan gedung berbahan RAAC dan mensurvei bangunan termasuk sekolah.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, hasil survei dan daftar sekolah yang harus ditutup akan diumumkan akhir minggu ini.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads