Survei: Lebih dari 90% Sekolah di Inggris Melarang Penggunaan HP bagi Siswanya

ADVERTISEMENT

Survei: Lebih dari 90% Sekolah di Inggris Melarang Penggunaan HP bagi Siswanya

Devita Savitri - detikEdu
Kamis, 10 Apr 2025 20:00 WIB
Ilustrasi hp
Ilustrasi. Survei di Inggris menemukan 90% sekolah di negara tersebut telah melarang penggunan HP bagi siswanya. Foto: Getty Images/iStockphoto/damircudic
Jakarta -

Sebuah survei nasional yang dilakukan oleh komisi bidang anak-anak Inggris menemukan hampir seluruh sekolah di negara tersebut melarang penggunaan handphone (HP)/ponsel oleh siswanya. Alasannya karena ponsel dinilai memberikan dampak buruk pada kaum muda.

Survei ini berada di bawah perintah komisioner anak-anak untuk Inggris, Rachel de Souza. Dijelaskan bahwa kepala sekolah di Inggris telah dengan cepat memberlakukan larangan penggunaan smartphone atau telepon pintar selama jam sekolah.

Karena bersifat nasional, survei ini dilakukan di lebih dari 15 ribu sekolah. Hasilnya ditemukan bahwa 99,8% sekolah dasar dan 90% sekolah menengah telah melarang penggunaan ponsel selama jam belajar mengajar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil Survei Pelarangan Ponsel di Sekolah

Meski lebih dari 90% sekolah di Inggris telah melarang penggunaan ponsel bagi siswanya, survei menemukan ada beberapa variasi kebijakan yang ditetapkan sekolah dalam pelarangan ini.

Sebagian sekolah dasar memang melarang siswa membawa ponsel ke sekolah. Tetapi sebagiannya lagi tidak melarang membawa ponsel, namun mengharuskan siswa menyerahkan gawai mereka ke guru yang bertugas.

ADVERTISEMENT

Hal berbeda berada di jenjang sekolah menengah. Sebanyak 79% sekolah menengah tetap memperbolehkan siswa membawa ponsel ke sekolah dan disimpan secara pribadi. Tetapi penggunaannya dilarang.

Sementara itu 8% sekolah memperbolehkan membawa ponsel tetapi harus diserahkan kepada guru yang bertugas. Ditemukan hanya 3% yang melarang sama sekali siswa membawa ponsel ke sekolah.

Dari sekolah menengah yang tersisa, hampir 6% memperbolehkan siswa membawa ponsel dan menggunakannya selama pelajaran. Dengan catatan mereka harus mendapat persetujuan dari guru terkait.

Lama Screen Time Siswa di Ponsel

Bukan hanya jenis pelarangan penggunaan ponsel di sekolah, Komisioner Anak-anak Inggris juga mensurvei lama screen-time siswa di ponsel, tablet, komputer, atau konsol mereka.

Survei dilakukan pada anak-anak berusia 8-15 tahun. Hasilnya menemukan bahwa 20% anak menghabiskan antara 3-4 jam waktu di gawai mereka.

Lalu yang lainnya, atau sekitar 23%menghabiskan lebih dari empat jam sehari rata-rata untuk bermain ponsel dan gadget lainnya. De Souza mencatat waktu ini memang tidak dilakukan saat di sekolah, tetapi tetap diperlukan tindakan yang serius.

"Jika kita serius ingin membantu anak-anak meraup banyak manfaat dari internet, kita perlu serius mengatur apa yang dapat mereka lihat (serta) di mana mereka melihatnya," ujar De Souza dikutip dari The Guardian, Kamis (10/4/2025).

Jika aturan dibuat secara ketat, bukan menutup kemungkinan bila dampak yang ditimbulkan dari teknologi bisa diminimalisir. Terlebih dampak ini mempengaruhi kesehatan, rentang perhatian, dan keselamatan anak.

Akses Konten Pornografi Meresahkan

Pelarangan penggunaan smartphone di sekolah juga didukung oleh Sekretaris Jenderal National Education Union (NEU), Daniel Kebede. NEU sendiri adalah serikat pekerja pendidikan terbesar di Inggris.

Menurut Kebede, pelarangan penggunaan ponsel di sekolah akan mengurangi tekanan pada kepala sekolah, guru, dan orang tua. Tetapi masih banyak hal yang perlu dibicarakan mengenai ponsel, teknologi, dan dampaknya di Inggris.

"Menurut pandangan pribadi saya, saya akan mendukung pelarangan telepon seluler di sekolah. Saya pikir hal itu akan mengurangi tekanan pada pimpinan sekolah dan guru, juga orang tua," kata Kebede.

"Saya rasa ada banyak hal yang perlu dibicarakan di negara ini (Inggris) mengenai penggunaan ponsel, bahaya daring, dan dampak buruknya terhadap generasi muda kita," tambahnya lagi.

Salah satu dampak yang timbul dari keterbukaan informasi dan teknologi adalah merebaknya konten pornografi. Kebede menemukan rata-rata anak berusia 12 tahun di Inggris memiliki akses ke konten pornografi yang paling menantang di ponsel mereka.

"Hal itu sangat merusak kesejahteraan anak laki-laki dan persepsi mereka terhadap perempuan, anak perempuan dan hubungan seksual," bebernya.

NEU akan segera mengadakan konferensi tahunan. Pada waktu itu, NEU akan memperdebatkan mosi yang menyerukan regulasi ketat terhadap perusahaan media sosial.

Di mana perusahaan media sosial harus menghapus konten yang berbahaya termasuk kekerasan seksual atau ancaman terhadap wanita. NEU juga akan menyerukan larangan penggunaan media sosial secara menyeluruh bagi anak-anak yang berusia di bawah 16 tahun.

"Organisasi-organisasi ini (perusahaan media sosial) benar-benar dapat melacak krisis kesehatan mental kaum muda seiring dengan pertumbuhan mereka. Dan saya pikir mereka harus dipandang (mirip) dengan perusahaan tembakau dan diatur seperti itu," tegasnya.

Amandemen RUU Pelarangan Ponsel di Sekolah Ditolak

Selaras dengan Kebede, Sekretaris Negara Bidang Pendidikan Inggris Bridget Phillipson mendukung pelarangan penggunaan ponsel di sekolah. Menurutnya ponsel sama sekali tidak memiliki tempat di ruang kelas karena dapat menimbulkan gangguan.

Ia menegaskan pihaknya akan terus meningkatkan pemantauan dan memastikan setiap sekolah, setiap ruang kelas bebas dari ponsel. Sehingga anak-anak di Inggris bisa mendapatkan pendidikan terbaik.

Diketahui, Partai Konservatif Inggris juga mengajukan amandemen terhadap rancangan undangan-undangan (RUU) di sekolah. RUU ini mengharuskan semua sekolah di Inggris melarang penggunaan telepon.

Tetapi sayangnya, Perdana Menteri Inggris sejak 2024, Keir Starmer, menolak hal tersebut. Karena dianggap "sama sekali tidak perlu".




(det/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads