Hewan-hewan pemakan daging yang ada di hutan lepas terlihat sangat menyeramkan. Taring yang tajam, kemampuan mengendus mangsa, cengkraman yang kuat, seekor predator liar bisa dengan mudah menerkam mangsanya.
Namun, tahukah detikers apa yang terjadi jika populasi predator di seluruh dunia menurun? Perlindungan pada predator pun menjadi penting.
Selain untuk keberlangsungan hidup, predator turut menjaga ekosistem agar tetap sehat dan berkelanjutan. Seperti yang telah ditunjukkan studi baru-baru ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi tersebut terinspirasi dari fenomena serigala mengubah lahan basah dengan memangsa berang-berang Menurut Thomas Gable, seorang peneliti jenjang doktoral di College of Food, Agricultural and Natural Resource Sciences kepada tim IFLScience, penelitian ini adalah suatu sintesis besar tentang peran ekologis predator dalam berbagai ekosistem di seluruh dunia.
Peran Tak Tergantikan Predator
Sean Johnson-Bice, seorang kandidat PhD dari University of Manitoba menerangkan berbagai cara predator memengaruhi ekosistem dan mengapa manusia tidak bisa menggantikan peran yang mereka lakukan.
Dua Manfaat Predator bagi Spesies Lain
Studi ini mengungkapkan bagaimana fungsi predator dalam menciptakan area "hotspot ekologis" atau titik panas ekologis. Area tersebut berguna untuk macam-macam tanaman dan hewan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Predator dapat memberikan banyak manfaat kepada spesies lain melalui berbagai mekanisme. Cara pertama, dengan menciptakan bangkai hasil dari membunuh mangsa.
Sisa bangkai yang dihasilkan oleh predator dapat menjadi asupan penting bagi spesies pemakan bangkai seperti burung kondor, gagak, dan lainnya. Selain itu, sisa bangkai juga dapat menjadi sumber nutrisi dekomposer seperti kumbang dan lalat.
Pada akhirnya, nutrisi yang tersisa dari bangkai-bangkai ini dapat diserap oleh tanaman dan jamur di sekitarnya. Kandungan nutrisi pada tanah pun meningkat.
Cara kedua, para predator juga membawa nutrisi penting seperti nitrogen dan fosfor ke lokasi sarang mereka. Ketika predator seperti rubah dan elang sedang membesarkan anak-anaknya, mereka biasanya membawa makanan untuk anak-anak mereka. Nutrisi yang terbawa ketika mereka membawa mangsa ke sarang mereka, dapat bermanfaat bagi tanaman di sekitarnya.
Pada jalur yang mereka lalui ini, manfaat dari aktivitas pemangsa terkonsentrasi ke dalam lokasi kecil. Itulah yang disebut sebagai hotspot ekologis.
Pengaruh Predator pada Tumbuhan
Sebagai komponen biotik dalam ekosistem, predator memang mengonsumsi daging atau hewan lainnya. Secara tradisional, sebagian besar predator dianggap memengaruhi tumbuhan ketika mereka mampu mengurangi jumlah mangsanya atau mengubah perilaku mangsanya karena rasa takut.
Dengan mengurangi jumlah pemangsa tumbuh-tumbuhan, para predator secara tidak langsung mempengaruhi tumbuhan sebagai trofik rantai makanan pertama. Hal ini disebut juga aliran trofik.
Dengan kata lain, predator memiliki efek berjenjang terhadap tumbuhan. Namun, penelitian itu menunjukkan bahwa masih banyak cara lain pengaruh predator pada tumbuh-tumbuhan.
Apakah Hasil Penelitian Ini Penting bagi Kita?
Penelitian yang ditulis oleh Sean M Johnson-Bice, Thomas D Gable, James D Roth, dan Joseph K Bump ini diterbitkan dalam jurnal illmiah OIKOS. Dilansir dari laman IFLScience, jumlah populasi predator menurun secara global.
Hal itu dikarenakan berbagai faktor stres seperti perubahan iklim, penghancuran habitat, perluasan pemukiman manusia, dan perburuan liar. Oleh karena itu, perlu rencana konservasi, pengelolaan, dan pelestarian predator mengingat peran penting mereka bagi ekosistem.
Supaya lebih baik dalam mengelola dan melestarikan populasi fauna-fauna itu di masa depan, penting untuk memahami terlebih dahulu spektrum penuh cara predator memengaruhi ekosistem.
Sebagai manusia, kita juga tidak bisa dengan mudah meniru di mana dan kapan bangkai mangsa dihasilkan dalam suatu ekosistem. Predator memiliki jejak unik serta pola-pola spasial dan temporal. Selain itu, kita tidak dapat meniru peran sarang predator bagi spesies lain.
Harapannya, dengan penelitian ini ada pengakuan yang lebih besar baik dari masyarakat umum maupun kalangan ilmiah terkait peran predator dalam ekosistem.
(nah/nah)