Hujan yang mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya pada Minggu (27/8), diketahui merupakan hasil teknologi modifikasi cuaca (TMC). Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengatakan, hujan buatan tersebut untuk atasi polusi udara.
Hal ini dilakukan sebagai buntut dari buruknya kualitas udara dalam beberapa waktu terakhir. Tingginya polusi udara ini diduga akibat transportasi, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hingga musim kemarau.
Guna mengatasi hal ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk menurunkan hujan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"BMKG sudah melakukan TMC dan tanggal 26, 27 [Agustus] kemarin tuh juga dilakukan TMC tetapi memang lebih ke hujannya itu ada di sekitar Jakarta," kata Asep dikutip dari CNN Indonesia, Selasa (30/8/2023).
Asep mengatakan hujan yang terjadi sejak sore hingga malam hari itu mampu menekan polusi udara di Jakarta.
"Karena memang sumber polusinya juga ada di beberapa lokasi di luar Jakarta itu bisa sedikit berpengaruh terhadap penurunan polusi di Jakarta. Memang ada penurunan tetapi memang tidak kemudian serta-merta seharian polusi langsung turun itu nggak," ucapnya.
Modifikasi Cuaca Bisa Turunkan Polusi, Tapi...
Asep menyampaikan modifikasi cuaca adalah langkah paling cepat untuk menurunkan polusi udara. Namun, upaya itu bergantung pada tersedianya awan.
Berdasarkan data BMKG, menurutnya, awan hanya akan terbentuk hingga 28 Agustus mendatang. Setelah itu, akan kembali kering dan TMC menjadi tidak bisa dilakukan.
"Memang tergantung dari kondisi awan, sehingga memang kalau TMC tidak bisa dilakukan maka upaya lainnya harus dilakukan oleh Pemda, salah satunya adalah water mist," ujar Asep.
Jika awan tidak cukup untuk digunakan TMC, maka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana melakukan water mist dari atas gedung-gedung tinggi guna menurunkan tingkat polusi udara.
Adapun teknis pelaksanaan water mist saat ini tengah dibahas bersama kementerian terkait.
Usai Diguyur Hujan Buatan, Udara di Bogor Disebut Membaik
Terkait hujan buatan yang mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengklaim kualitas udara di Bogor dinilai membaik. Klaim ini diungkapkan melalui siaran dalam Youtube Sekretariat Presiden, yang dikutip detikEdu pada Selasa (30/8).
Berdasarkan data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) milik KLHK, skor Particulate Matter (PM2.5) di dua kawasan Kabupaten Bogor terpantau mengalami penurunan.
Pertama di kawasan Tegar Beriman, Kabupaten Bogor, skor (PM2.5) turun dari 97 pada pukul 15.30 WIB (per Minggu 27 Agustus 2023), menjadi 29 pada pukul 18.30 WIB, setelah diguyur hujan buatan.
Kedua, di kawasan Tanah Sereal, Bogor, ISPU mencatat skor PM2.5 mencapai 87 pada pukul 16.00 WIB, kemudian turun menjadi 13. Menurut Siti, hujan bisa membuat perubahan pada kualitas udara dengan cepat di kedua wilayah tersebut
"Artinya kualitas udaranya jadi baik. Ini artinya memang seperti saya pernah bilang, kalau pencemaran udara itu naik ke udara lalu berputar putar di udara di situ aja itu jadi susah, ketika dia tercuci itu jadi baik," tuturnya.
(nir/faz)