Siap-siap! Super Blue Moon yang Langka Akan Terlihat 30 Agustus 2023 Malam

ADVERTISEMENT

Siap-siap! Super Blue Moon yang Langka Akan Terlihat 30 Agustus 2023 Malam

Devita Savitri - detikEdu
Rabu, 30 Agu 2023 13:00 WIB
Fenomena bulan biru blue moon terlihat di langit Lombok, Mataram, NTB, Minggu (22/8/2021). Fenomena bulan biru adalah salah satu siklus musiman astronomis yang terjadi empat kali bulan purnama dan bulan biru hanya dapat dilihat setiap dua atau tiga tahun sekali. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/foc.
Foto: ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI
Jakarta -

Siap-siap, Super Blue Moon akan memancarkan sinarnya pada tanggal 30 Agustus 2023 pada pukul 9.36 PM Eastern Daylight Time (EDT). Waktu EDT 11 jam lebih lambat dibanding Waktu Indonesia Barat (WIB), sehingga 9.36 PM EDT sama dengan pukul 8.36 pagi WIB.

Dikutip dari Hindustan Times, Rabu (30/8/2023) NASA menjelaskan fenomena Blue Moon 30 Agustus 2023 sangat langka. Hal ini karena fenomenanya hanya muncul setiap sepuluh tahun sekali lantaran kondisi astronomi.

Terkadang bahkan interval antaran Blue Moon satu dan lainnya bisa mencapai dua puluh tahun. Super Blue Moon selanjutnya akan terlihat pada bulan Januari dan Maret 2037.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bisa Disaksikan Online

Laman Space.com menjelaskan fenomena Blue Moon yang sangat langka ini akan muncul di bumi bagian timur. Sehingga bisa terlihat di Kota New York.

Namun karena perbedaan jam, Blue Moon mungkin tak terlihat sempurna dari Indonesia. Meski begitu, detikers tetap bisa menyaksikannya secara online.

ADVERTISEMENT

Space menyediakan proyek teleskop virtual yang diselenggarakan oleh astronom Gianluca Masi dari Roma, Italia. Siaran langsung itu bisa disaksikan di Space.com atau saluran YouTube "The Virtual Telescope Project" pada tanggal 31 Agustus waktu GMT (Greenwich Mean Time) pukul 10.30 pagi.

Fakta di Balik Blue Moon

Disebutkan bila warna biru pada Bulan sebenarnya sangat jarang terjadi. Hal ini bisa terjadi dikarenakan kondisi atmosfer tertentu, contohnya karena fenomena erupsi gunung berapi.

Pada tahun 1883, Gunung Krakatau di Indonesia meletus dan menyemburkan abu setinggi 80 kilometer ke atmosfer. Namun ternyata, partikel abu selebesar sekitar 1 mikron ini bertindak sebagai filter.

Dengan ukuran tersebut, abu bisa menghamburkan cahaya merah dan membuat warna lain terlihat seperti biru atau hijau. Fenomena ini bertahan hingga beberapa tahun setelah erupsi.

Tak hanya Gunung Krakatau, fenomena gunung meletus lain yang menyebabkan Blue Moon adalah erupsi El Chichon di Meksiko pada tahun 1983, Gunung St Helens pada 1980, dan Gunung Pinatubo di tahun 1991.

Untuk fenomena di tanggal 30 Agustus, Blue Moon disebut sebagai "supermoon" karena jaraknya lebih dekat dari Bumi diakibatkan bentuk orbitnya. Sehingga fenomena ini disebut "Super Blue Moon" yang akan sangat jarang terjadi.

Meskipun begitu, beberapa pengamat mungkin tidak cukup melihat ini. Namun tanda yang paling khas adalah bulan akan tampak lebih terang dibanding malam-malam lainnya.




(nah/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads