Alumnus Komunikasi UGM: AI Takkan Bisa Gantikan Manusia, Tapi...

ADVERTISEMENT

Alumnus Komunikasi UGM: AI Takkan Bisa Gantikan Manusia, Tapi...

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 28 Agu 2023 17:30 WIB
Security CCTV camera, surveillance technology and show application Artificial Intelligence AI tools icon on screen display.
Alumnus UGM Tegaskan AI Tak Akan Menggantikan Manusia, Tetapi.. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Sitthiphong)
Jakarta -

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan terus berkembang secara cepat. Penggunaan AI bahkan telah meluas ke ranah akademik.

ChatGPT, salah satu bentuk AI, dimanfaatkan oleh pelajar dan mahasiswa untuk mengumpulkan informasi dengan cepat. Hal ini menuai beragam tanggapan dari kalangan ahli.

Rosinski Hiro, SIP, MSc, alumni Departemen Ilmu Komunikasi UGM sekaligus Head of Strategy Ambilhati mengatakan AI telah memberikan pengaruh pada kehidupan manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kita bicara tentang industri, pekerja, profesi maka kita perlu mengenal dua konsep. Pengetahuan kita itu adalah modal utama kita, sedangkan informasi adalah komoditas. Komoditas ini tentunya sudah diakuisisi oleh Google, Instagram, atau sekarang META ya," ujarnya dalam situs UGM, Senin (28/8/2023).

"AI selamanya tidak akan pernah menggantikan manusia, tapi manusia yang menggunakan AI lah yang akan lebih unggul," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, sumber daya manusia perlu mengalihkan fokus dari menjadikan AI sebagai ancaman. Tetapi menemukan cara untuk memanfaatkan AI sebaik mungkin.

"AI mungkin bisa menawarkan informasi yang lebih cepat, murah, dan banyak. Tapi manusia lebih bisa memberikan informasi secara tepat, berkualitas dan relevan," tambahnya.

Tantangan Perkembangan AI

Lebih lanjut, Dosen Ilmu Komunikasi UGM, Syaifa Tania SIP, MA, mengatakan empat tantangan utama dalam perkembangan AI. Salah satunya berhubungan dengan hoaks.

"Pertama, proteksi konsumen terhadap produk dan layanan yang digunakan. Kaitannya dengan privasi, ya. Kemudian adanya misinformasi, kita sudah sangat sering mendengar hoaks. Lalu news diversity, personalisasi berita yang memungkinkan institusi berita dan audiens sama-sama meraih keuntungan. Kemudian ada online targeting and community standard," terang Tania.

Menurutnya, layanan AI cenderung melakukan personalisasi dalam menyajikan informasi kepada individu. Hasilnya individu akan sulit untuk mendapatkan informasi yang berbeda.




(nir/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads