Bisa memahami dan berbicara dengan binatang mungkin menjadi salah satu keinginan manusia sejak dulu. Hampir setiap budaya manusia memiliki cerita tentang orang yang dapat berbicara hewan, mulai dari Nabi Sulaiman, Francis dari Assisi, atau Mowgli. Tapi apakah sebenarnya kita bisa berbicara dengan hewan?
Di seluruh dunia, anak-anak berusaha untuk memahami hewan peliharaan mereka dan orang tua berjuang untuk berkomunikasi dengan bayi baru lahir yang belum menguasai bahasa.
Berbicara dengan organisme lain tidak hanya memungkinkan berempati dengan hewan, belajar tentang tingkat kesadaran lain, dan memperkaya pemahaman kita tentang kehidupan, tetapi juga memiliki nilai praktis yang sangat besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petani mungkin mendapat manfaat dari mesin yang memungkinkan mereka bertanya kepada sapi tentang kesehatannya, meskipun itu mungkin membuat mereka menjadi vegetarian.
Sekarang, dengan kemampuan model bahasa besar (LLM) yang sudah menjadi ahli dalam berbicara layaknya manusia, banyak yang bertanya-tanya apa yang diperlukan agar kecerdasan buatan (AI) bisa berbicara dengan hewan, sebagaimana dikutip dari Current Biology (cell.com).
Apakah AI Bisa Membuat Kita Berbicara dengan Hewan?
Seperti yang diketahui. LLM telah mengejutkan dunia dengan kemampuannya untuk berbicara dengan manusia dengan algoritma yang bisa menerima kalimat yang rumit.
Bahkan kemampuan LLM bisa menafsirkan apa yang diinginkan pengguna, dan menulis teks baru, berpura-pura menjadi manusia secara efisien, meskipun masih diperdebatkan apakah mereka benar-benar berkomunikasi dengan manusia seperti manusia.
Dalam hal ini, peneliti kemudian melakukan eksplorasi lebih lanjut dengan mesin yang memungkinkan manusia bisa mengobrol dengan kucing peliharaan.
Secara khusus, peneliti akan menanyakan apakah mereka dapat mengembangkan mesin yang:
(1) berkomunikasi dengan hewan menggunakan sinyal endogennya sendiri
(2) melakukannya dalam berbagai konteks perilaku
(3) bekerja sedemikian rupa sehingga hewan tersebut menghasilkan respons yang dapat diukur seolah-olah ia berkomunikasi dengan sejenis dan bukan dengan mesin.
Secara longgar memberi penghormatan pada tes Turing, peneliti bernama Yossi Yovel dan Oded Rechavi dari Universitas Tel Aviv di Israel menyebutnya sebagai "tantangan Doctor Dolittle".
Contoh Pendekatan Terhadap Eksplorasi LLM
Sebagai contoh, peneliti menyebutkan cara lebah menggunakan tarian goyang mereka untuk berkomunikasi dengan koloninya tentang lokasi makanan.
Peneliti telah berhasil mempelajari kebiasaan ini dan menciptakan robot berbentuk lebah yang dapat merekrut lebah lain dengan gerakannya dan mengarahkan mereka ke lokasi tertentu.
Namun, tarian ini hanya berfungsi untuk satu konteks ini saja. Ilmuwan masih belum dapat bertanya kepada lebah apa yang diinginkannya atau bagaimana perasaannya.
Selain itu, tarian tersebut mungkin memerlukan lebih banyak informasi daripada yang terlihat oleh mata manusia, termasuk sinyal taktil dan akustik yang halus tentang kualitas sumber daya.
Data tersebut juga perlu dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam algoritma AI untuk memecahkan kodenya, namun peneliti bahkan tidak yakin jenis data lain mana yang perlu direkam, atau apa saluran komunikasinya.
Mungkinkah Kita Bisa Berbicara dengan Hewan Peliharaan?
Menurut peneliti, meskipun ada algoritma yang suatu hari bisa memberitahu bahwa kucing peliharaan pun sedang mengekspresikan rasa cinta atau frustrasi, tetapi tidak akan ada cara untuk bertanya bagaimana perasaannya.
Bahasa manusia mungkin saja unik dalam cara yang tidak berlaku pada hewan lain. Dunia 'berpusat pada diri sendiri' atau membatasi segala yang kita pahami.
Seperti yang dikemukakan oleh filsuf Ludwig Wittgenstein, "Bahkan jika kita berhasil mengungkap konteks dalam komunikasi hewan dan menghasilkan sinyal yang menimbulkan respons, kita (mungkin) tidak akan pernah bisa berkomunikasi dengan hewan tentang konteks yang bukan bagian dari repertoar komunikasi mereka."
"Jika Wittgenstein benar, maka kita tidak akan pernah bisa menanyakan [seekor kucing], tentang 'bagaimana perasaan mereka' atau menjelaskan bahwa ChatGPT sudah berarti CatGPT dalam bahasa Prancis (dan itu mungkin lucu)," tulis Yove dan Rechavi dalam penelitiannya.
Di sisi lain, menguasai komunikasi primata mungkin lebih mudah, karena ini lebih mirip dengan komunikasi manusia.
Namun, model AI masih perlu dilatih dengan sejumlah besar data yang akan memerlukan pengawasan jangka panjang terhadap primata di alam liar.
Bahkan jika informasi itu bisa dikumpulkan dan dimanfaatkan, ilmuwan perlu mengukur respons alami dari primata, menunjukkan bahwa mereka telah mendengar dan memahami upaya mesin untuk berkomunikasi dengan mereka.
Rekaman neuron mungkin bisa membantu dalam hal ini, tetapi dalam beberapa kasus, membuktikan pemahaman objektif mungkin sama sekali tidak mungkin.
Di masa depan, Yovel dan Rechavi berpikir bahwa AI bisa dimanfaatkan untuk lebih memahami komunikasi hewan, tetapi mereka mengakui bahwa mungkin tidak akan bisa membantu kita berkomunikasi dengan hewan.
Para neurobiology ini mengatakan bahwa meskipun kekuatan AI meningkat "sejuta kali lipat", beberapa hambatan yang saat ini menghentikan kita untuk berbicara dengan hewan-hewan akan tetap ada.
Para peneliti pun menyimpulkan bahwa manusia mungkin tidak akan pernah bisa berbicara dengan hewan dengan cara manusia, tapi memahami betapa rumitnya komunikasi hewan dan mencoba memanfaatkannya dan menirunya adalah upaya ilmiah yang menarik.
(faz/faz)