Kehidupan sehari-hari manusia kini tak lepas dari ruang digital. Secepat informasi beredar, terdapat kondisi di mana kabar bohong atau hoax lebih cepat tersebar. Bagaimana cara mengatasinya?
Dosen Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Kalimah Wasis Lestari SIP MSC, mengatakan bahwa informasi palsu atau yang dikenal dengan sebutan hoax bukanlah suatu hal yang baru.
"Banyak orang sekarang mendapat berita dari situs dan jaringan media sosial. Sering kali informasi ini sulit untuk mengatakan bahwa informasi tersebut kredibel atau tidak," katanya dalam situs Unair dikutip Senin (21/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, terdapat tiga gangguan informasi di era digital ini. Pertama, misinformasi, yakni informasi yang tidak benar tapi penyebar informasi meyakini bahwa informasi tersebut benar. Kedua, disinformasi, yaitu informasi yang tidak benar dan penyebar informasi secara sengaja serta menyebarkan dengan tujuan yang tidak baik. Ketiga, mal informasi.
"Kalau mal informasi itu informasi yang tidak memiliki unsur kebenaran, tapi dikemas dengan tujuan untuk merugikan pihak tertentu," tutur Kalimah.
Cara Melawan Hoax
Lebih lanjut, ia menerangkan setiap orang bisa memerangi hoax. Dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Analisis
Kalimah mengatakan, seseorang perlu melihat terlebih dahulu siapa yang menyusun informasi serta apa tujuan di baliknya.
"Kita harus melihat siapa yang menyusun informasi, apa motivasi mereka membuat informasi ini, bagaimana produksi informasinya, hingga siapa yang menerima informasi dan bagaimana pemahaman mereka," terangnya.
2. Verifikasi
Kemudian, seseorang wajib membandingkan informasi yang diterima dengan informasi pada media pemberitaan terpercaya.
3. Evaluasi
Terakhir, seseorang bisa menanyakan pada diri sendiri apakah informasi yang didapat akan menimbulkan kerugian apabila disebar.
Mengenai hal ini, Kalimah berpesan kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam menggunakan media sosial.
"Jaga jari-jarinya, jika mendapatkan informasi periksa dulu sumber-sumbernya. Hal ini dapat menjadi upaya kita untuk ikut menjaga keluarga dan komunitas dari berita bohong," tutupnya.
(nir/pal)