Matahari Agustus 2023 diketahui lebih terasa panas dan membakar. Kondisi ini, salah satunya berdampak pada kulit yang lebih terbakar akibat 'panas-panasan'. Tapi kenapa kulit tidak langsung gosong, ya?
Jika diperhatikan, reaksi kulit terbakar alias tanning ini tak serta merta tampak pada kulit. Kabar baiknya, kondisi ini rupanya bagus menurut penelitian terbaru.
Peneliti Nadav Elkoshi dan rekan-rekan mendapati, tubuh rupanya pertama-tama mencoba memperbaiki kerusakan DNA pada sel kulit mati yang disebabkan oleh radiasi. Aktivitas ini rupanya menghambat mekanisme yang menyebabkan pigmentasi kulit, seperti dikutip dari AlphaGalileo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, setelah sel memperbaiki informasi genetik, barulah sel kulit memproduksi lebih banyak melanin yang menggelapkan kulit.
Tidak sekarang menggelap, aktivitas ini memberikan perlindungan fisik pada materi genetik dalam sel. Sebab, penggelapan ini melindungi materi genetik dalam sel dari paparan radiasi sinar Matahari selanjutnya.
"Informasi genetik harus dilindungi dari mutasi, jadi mekanisme perbaikan DNA diutamakan di dalam sel selama paparan radiasi ultraviolet dari Matahari," kata Carmit Levy, salah satu penulis studi dari Departemen Genetika Molekuler Manusia dan Biokimia di Fakultas Kedokteran, Tel Aviv University.
Kenapa Kulit Tak Langsung Gosong Usai Panas-panasan?
Studi Elkoshi dan rekan-rekan mengungkap, pigmentasi kulit menjadi lebih gelap rupanya terhenti sementara atau terjeda saat kulit terpapar sinar Matahari.
Namun, mekanisme penyebab jeda pigmentasi ini sebelumnya belum diketahui, seperti dilaporkannya dalam Nature's Journal of Investigative Dermatology.
Nah, penelitian mereka mendapati bahwa sistem perbaikan DNA hasil induksi sinar ultraviolet B (UVB) Matahari, yang dipimpin oleh protein kinase ATM, rupanya menekan aktivitas transkripsi gen pigmentasi MITF.
Di saat bersamaan, gen pigmentasi ini juga ditempatkan dalam mode perbaikan DNA. Akibatnya, aktivitas ini secara langsung menghambat produksi pigmen, yang berkaitan dengan penggelapan warna kulit.
Proses penghambatan produksi pigmen di atas menjadi alasan kenapa kulit baru terlihat menggelap setelah orang selesai main di pantai atau berkendara siang hari.
Sebelumnya, Elkoshi dan rekan-rekan memperkuat hipotesis mereka dengan mengaktivasi mekanisme perbaikan DNA pada jaringan kulit manusia dan tikus. Kemudian, mereka mendapati bahwa pada hewan maupun manusia, pigmentasi kulit berlangsung kendati tidak radiasi sinar UV.
"Mekanisme perbaikan DNA pada dasarnya memberi tahu semua mekanisme lain di dalam sel, 'Berhenti dulu semuanya, biarkan saya bekerja dengan damai.' Satu sistem ini secara efektif melumpuhkan yang lain, sampai koreksi DNA mencapai puncaknya beberapa jam setelah paparan sinar UV. Baru setelah itu, mekanisme produksi pigmen mulai bekerja," kata Levy.
"Dalam penelitian kami sebelumnya, kami menunjukkan bahwa protein yang disebut MITF, yang diaktifkan selama paparan, bertanggung jawab untuk mengatur kedua mekanisme ini. Dalam studi saat ini kami menunjukkan bahwa protein lain, yang disebut ATM, yang memainkan peran kunci dalam perbaikan DNA, mengaktifkan satu mekanisme sambil menonaktifkan yang lain," imbuhnya.
Levy menyimpulkan, penelitian mereka sudah mengungkap mekanisme molekuler yang dapat berfungsi sebagai dasar penelitian lebih lanjut. Ke depannya, ia berharap mekanisme ini bisa mengarah pada penelitian terkait perawatan inovatif untuk perlindungan maksimal pada kulit akibat radiasi.
"Dalam jangka panjang, bahkan dapat berkontribusi pada pencegahan kanker kulit," harapnya.
(twu/faz)