Letak gunung yang jauh lebih tinggi, membuat jaraknya dengan Matahari menjadi lebih dekat. Meskipun lebih dekat dengan Matahari, ternyata area pegunungan memiliki suhu yang lebih rendah. Alhasil, manusia akan merasa lebih dingin saat berada di pegunungan.
Matahari dan Bumi memiliki jarak sekitar 150 juta kilometer. Ketika berada di puncak gunung tertinggi di dunia, yaitu puncak Everest, manusia hanya mendekat dengan matahari sejauh 9 km, seperti dikutip dari Science Focus.
Melihat jarak Matahari ke Bumi yang sangat jauh, perbedaan ketinggian di wilayah 0 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan puncak Everest relatif tidak signifikan. Lantas, apa sebabnya pegunungan lebih dingin dibandingkan dataran rendah? Yuk, kita simak informasinya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara Panas Matahari Mencapai Bumi
Sebelum mencari tahu alasan mengapa suhu lebih dingin di tempat tinggi, pahami cara panas matahari mencapai Bumi terlebih dulu. Dituliskan dalam laman Earth Date, Matahari tidak bisa menghantarkan panasnya melalui ruang hampa.
Matahari dapat menghantarkan panasnya apabila terdapat partikel yang bertabrakan. Sebagai gantinya, matahari akan memancarkan radiasi matahari sebagai energi elektromagnetik seperti sinar-X, gelombang radio, cahaya ultraviolet, dan inframerah. Radiasi akan mencapai Bumi sebagai angin matahari yang konstan dalam bentuk energi yang disebut ejection massa korona.
Sementara, beberapa panas Bumi akan dihasilkan ketika partikel di atmosfer tengah dan atas Bumi berinteraksi dengan radiasi matahari yang memiliki panjang gelombang lebih pendek (sinar X dan sinar UV). Proses tersebut akan menghasilkan ionosfer, termosfer dan lapisan ozon stratosfer.
Kendati demikian, sebagian besar energi Matahari akan melewati lapisan-lapisan tersebut dan akan memanaskan permukaan Bumi. Setelahnya, panas akan memancar kembali ke atmosfer dan memanaskan troposfer (atmosfer bagian bawah) dari bawah ke atas. Ini berpengaruh pada cuaca di Bumi.
Tekanan yang Lebih Rendah
Efek perbedaan ketinggian di pegunungan menyebabkan atmosfer berkurang di sekitar manusia. Kondisi ini menyebabkan penurunan tekanan atmosfer yang stabil dan penurunan suhu karena udara tidak terkompres.
Ternyata, semakin tinggi permukaan, penurunan suhu yang dialami juga yang cukup signifikan. Pasalnya, suhu akan menurun sekitar 1 derajat Celcius setiap 100 m dan akan terus berlanjut hingga mencapai tropopause sekitar 12 km di atas Bumi.
Sementara, pada laman Ask Dr Universe, diketahui bahwa salah satu faktor yang memengaruhi perbedaan suhu ialah tekanan atmosfer yang terdapat di Bumi.
"Ada kolom udara di atas kepalamu yang membentang hingga ke puncak atmosfer. Kolom udara itu mendorong ke bawah pada kepalamu. Inilah tekanan," jelas Shelley Pressley, insinyur sipil dan lingkungan di Laboratorium Penelitian Atmosfer Washington State University.
"Sekarang, naiklah ke gunung tertinggi yang bisa kamu temukan dan berdiri di atasnya. Kolom udara yang mendorong ke bawah pada kepalamu lebih pendek. Kolom ini memiliki massa yang lebih sedikit dibandingkan kolom di tempat pertama," tambahnya.
Dapat kita ketahui tekanan udara akan lebih besar ketika kita berada lebih dekat dengan permukaan laut dibandingkan ketika kita berada di pegunungan.
Hal tersebut disebabkan karena blok bangunan atau molekul cukup rapat yang menyebabkan tekanan lebih besar. Ketika tekanan gas lebih besar maka suhu akan meningkat dan membuat udara terasa lebih panas.
Udara pada ketinggian lebih tinggi berada di bawah tekanan yang lebih rendah daripada udara pada ketinggian lebih rendah. Sebab, ada lebih sedikit berat udara di atasnya sehingga udara akan melebar, dikutip dari UCSB Science Line.
Ketika udara melebar, ia harus mendorong udara sekitarnya untuk memberi jalan. Ini artinya, ia menggunakan sebagian energinya untuk mendorong. Hal tersebut menyebabkan udara yang melebar menjadi lebih dingin.
Udara Lebih 'Tipis' di Tempat Tinggi
Pada ketinggian yang lebih tinggi, maka udara akan lebih tipis. Udara yang lebih tipis kerap memiliki kepadatan yang semakin rendah.
Umumnya, semakin tidak padat udara, akan semakin dingin suhunya. Dapat kita ketahui udara paling padat berada di dekat permukaan Bumi, lalu secara bertahap menjadi lebih tidak padat hingga mencapai ruang hampa. Perbedaan kepadatan ini lah yang menyebabkan perbedaan suhu.
Ketika kita berada di daerah dengan udara yang lebih tipis, akan ada lebih sedikit oksigen, karbon dioksida, uap, air, dan lainnya. Gas-gas tersebut merupakan gas rumah kaca yang merupakan bagian dari atmosfer. Gas ini menjaga Bumi pada suhu hangat dibandingkan dengan ruang angkasa.
Hal tersebut menyebabkan meskipun daerah dengan ketinggian yang lebih tinggi dan berada lebih dekat dengan Matahari, mereka memiliki kemampuan yang lebih sedikit untuk menyerap panas Matahari karena memiliki lebih sedikit dari gas-gas ini.
(twu/twu)