Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan segera menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk menangani polusi udara di Jabodetabek. Disampaikan oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar, teknologi ini akan diterapkan pekan depan.
"Tadi saya sudah diskusikan, kita di KLHK udah rapat-rapat dengan BMKG juga sudah didiskusikan bahwa nanti dilihat. Kemungkinan tanggal 22, 21, 22, 28 (Agustus), kemudian nanti di bulan September tanggal 2, tanggal 5, dan seterusnya," ujarnya dalam detikNews, Jumat (18/8/2023).
Merupakan teknologi yang dikembangkan sejak 1977, apa itu Teknologi Modifikasi Cuaca?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Teknologi Modifikasi Cuaca
Teknologi Modifikasi Cuaca adalah upaya manusia untuk memodifikasi cuaca dengan tujuan tertentu agar mendapatkan kondisi cuaca seperti yang diinginkan.
Menurut situs BRIN, teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan intensitas curah hujan di suatu tempat (rain enhancement) atau mengurangi curah hujan (rain reduction).
Teknologi Modifikasi Cuaca sendiri disebut sudah ada sejak 1977. Kala itu, Presiden kedua Indonesia Soeharto melihat kemajuan pertanian di negara tetangga, Thailand. Setelah diamati, kemajuan pertanian Thailand didorong oleh modifikasi cuaca.
Usai melakukan uji coba dengan pendampingan dari Thailand, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT, kini BRIN), mulai mendirikan proyek hujan buatan.
Barulah pada 2015 istilah Teknologi Modifikasi Cuaca ditetapkan sesuai dengan Peraturan Kepala BPPT No 10 Tahun 2015 yang mengubah nomenklatur UPT Hujan Buatan menjadi Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca.
Cara Kerja Teknologi Modifikasi Cuaca
Teknologi Modifikasi Cuaca pada dasarnya berusaha untuk mengatur kejadian hujan di wilayah target. Hal itu dilakukan dengan memicu potensi awan hujan yang ada di atmosfer dengan menebar garam ke dalam awan hujan. Hasilnya, hujan bisa turun di wilayah tertentu.
Dalam situs Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, para peneliti tengah mengembangkan metode penyampaian bahan semai ke dalam awan dari darat. Di antaranya dengan menggunakan wahana Ground Based Generator (GBG) dan wahana Pohon Flare untuk sistem statis.
Kedua metode ini mempunyai prinsip kerja yang sama dalam menaruh bahan semai ke dalam awan, yaitu dengan memanfaatkan keberadaan awan orografik dan awan yang tumbuh di sekitar pegunungan sebagai targetnya.
Bagaimana detikers, sudah paham tentang Teknologi Modifikasi Cuaca?
(nir/nir)