Fenomena sinkhole atau lubang misterius muncul di Dusun Popohan, Kalurahan Banjararum, Kulon Progo. Kemunculan yang secara tiba-tiba ini membuat tim peneliti dari UGM heran.
Ahli Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Wahyu Wilopo menyebut fenomena itu tidak wajar.
"Ya jika dilihat dari sisi litologi, ini bukan sesuatu yang umum dijumpai. Jadi ini termasuk temuan baru," ungkap Wahyu dalam detikJateng dikutip Senin (7/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wahyu menjelaskan, sinkhole akan muncul di lahan batuan yang mudah larut seperti jenis batuan gamping yang jamak ditemui di Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan yang terjadi di Kulon Progo, sinkhole justru muncul di lahan batuan breksi, di mana tidak mudah hancur dan kecil kemungkinan terjadi sinkhole.
"Kita lihat terjadinya lubang di bawah itu kan biasanya dikontrol oleh adanya litologi yang mudah larut. Kalau itu terjadinya di Wonosari atau Gunungkidul merupakan hal yang wajar karena memang (batuan) gamping. Tapi yang menarik di sini kan litologinya adalah breksi yang susah larut," jelasnya.
Ilmuwan Masih Cari Penyebabnya
Hal yang tidak biasa ini memunculkan sejumlah dugaan. Wahyu menjelaskan dua dugaan ialah adanya litologi lain yang mudah larut di bawah batuan breksi lahan tersebut dan fenomena tanah labil yang memang terjadi sudah lama di wilayah tersebut.
"Kalau mengacu pada geologi regional memang di bawahnya breksi ini ada batu gampingnya. Tapi kita nggak tahu apakah amblesnya ini ada di bawahnya breksi, di mana ada batu gamping yang larut, atau memang ada struktur yang membuat material-material yang ada di dalam retakan menimbulkan banyak kekar-kekar yang mempercepat proses larutan," ujarnya.
Atas hal itu, Wahyu dan Tim Geologi dari Fakultas Teknik UGM tengah terjun untuk meneliti fenomena tersebut. Proses penelitian ini menggunakan metode survei geofisika dengan memanfaatkan medan alamiah sebagai bagian propertis bumi.
Tim menggunakan georadar atau radar penembus tanah yang berfungsi untuk mendeteksi sinyal yang direfleksikan dari struktur bawah permukaan.
"Dari situ nanti bisa kita identifikasi kondisi bawah permukaan seperti apa. Sehingga kita nanti akan coba membuat profil-profil di bawah permukaan berdasarkan atas hasil dari data geofisika ini," ucap Wahyu.
Adakah Potensi Bencana?
Terkait potensi bencana, Wahyu mengatakan timnya juga akan meneliti hal tersebut. Seluruh kawasan Popohan dan sekitarnya tengah diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya fenomena serupa yang berpotensi memicu bencana.
"Kita tidak hanya meneliti di sini tetapi secara ruangan, jadi daerah sekitarnya. Sehingga nanti kalau terjadi ada tanda-tanda atau sebagainya itu bisa kita antisipasi. Kira-kira kalau ada kejadian itu terjadi di mana, dan apa yang harus dilakukan," ujarnya.
(nir/nwk)