Lubang Gravitasi Misterius di Samudra Hindia Mulai Terpecahkan, Ini Kata Ilmuwan

ADVERTISEMENT

Lubang Gravitasi Misterius di Samudra Hindia Mulai Terpecahkan, Ini Kata Ilmuwan

Fahri Zulfikar - detikEdu
Kamis, 03 Agu 2023 19:00 WIB
Tampilan geoid yang membuat Bumi penyok
Foto: International Centre for Global Earth Models/Wikimedia, CC BY 4.0/Lubang Gravitasi
Jakarta -

Selama bertahun-tahun para ilmuwan bingung tentang asal usul lubang gravitasi yang ada di Samudera Hindia. Namun, baru-baru ini, mereka telah mengidentifikasi lubang misterius tersebut dengan beberapa perkiraan asal usul.

Lubang gravitasi di Samudera Hindia merupakan sebuah tempat di mana tarikan gravitasi Bumi lebih lemah, massanya lebih rendah dari biasanya, dan permukaan laut turun lebih dari 328 kaki (100 meter).

Anomali ini telah lama membingungkan para ahli geologi, tetapi sekarang para peneliti dari Indian Institute of Science di Bengaluru, India, telah menemukan apa yang mereka yakini sebagai penjelasan yang kredibel untuk pembentukannya, sebagaimana dikutip dari CNN Internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut peneliti, penyebab munculnya tarikan gravitasi karena semburan magma yang berasal dari tempat jauh di dalam planet, seperti yang mengarah pada penciptaan gunung berapi.

Adapun, planet Bumi sebenarnya tidak berbentuk bulat sempurna, tetapi mencakup gumpalan dan gundukan. Keduanya memiliki geologi dan kepadatan bervariasi yang menarik massa di dekatnya.

ADVERTISEMENT

Tingkat kekuatan menarik massa-nya pun berbeda-beda dan berwujud dalam peta bergelombang yang dikenal sebagai geoid.

Penemuan Lubang Gravitasi di Samudra Hindia

Melansir laman Space, lubang gravitasi yang dalam di Samudra Hindia juga disebut sebagai geoid rendah Samudra Hindia (IOGL). Itu merupakan depresi seluas 1,2 juta mil persegi (3 juta kilometer persegi) yang ditemukan 746 mil (1.200 kilometer) barat daya India.

Dibandingkan dengan sekitarnya, gravitasi rendah sangat lemah sehingga lapisan airnya telah terenggut dan membuat permukaan laut di atas lubang 348 kaki (106 meter) lebih rendah dari rata-rata global.

Anomali ini ditemukan oleh ahli geofisika Belanda Felix Andries Vening Meinesz pada tahun 1948, selama survei gravitasi dari sebuah kapal. Meski sudah lama, lubang ini tetap masih menjadi misteri bagi para ilmuwan.

Sekarang, sebuah penelitian yang diterbitkan 5 Mei di jurnal Geophysical Research Letters menunjukkan IOGL disebabkan oleh magma dengan kepadatan rendah yang didorong ke Samudera Hindia oleh lempengan samudera purba yang tenggelam.

"Asal usul geoid rendah ini sangat membingungkan. Berbagai teori diajukan untuk menjelaskan anomali geoid negatif ini. Semua studi ini melihat anomali saat ini dan tidak peduli dengan bagaimana geoid rendah ini muncul," tulis para peneliti dalam studi mereka.

Penelitian dengan 19 Model Komputer

Untuk mencari jawaban potensial terkait pembentukan lubang misterius itu, para peneliti menggunakan 19 model komputer yang mensimulasikan gerakan mantel dan lempeng tektonik di wilayah tersebut selama 140 juta tahun.

Mereka kemudian membandingkan nilai terendah yang disimulasikan yang terbentuk di setiap pengujian dengan lubang di kehidupan nyata.

Keenam model yang paling baik mensimulasikan geoid rendah yang sebenarnya memiliki satu fitur yang sama yakni gumpalan magma panas dengan kepadatan rendah yang naik untuk menggantikan material dengan kepadatan lebih tinggi di bawah yang rendah, mengurangi massa wilayah, dan melemahkan gravitasinya.

Gumpalan ini adalah semburan batuan mantel yang berasal dari gangguan 600 mil (1.000 km) barat di bawah Afrika. Dikenal sebagai "gumpalan Afrika", gelembung padat dari material yang mengkristal di dalam mantel Afrika berukuran sebesar benua dan 100 kali lebih tinggi dari Gunung Everest.

Bagaimana Lubang Gravitasi Bisa Muncul?

Peneliti berpendapat bahwa munculnya lubang gravitasi bisa ditelusuri dari "lempengan Tethyan" atau sisa-sisa dasar laut dari samudra purba Tethys, yang ada di antara benua super Laurasia dan Gondwana lebih dari 200 juta tahun yang lalu.

Menurut peneliti, setelah lempeng India terputus dari Gondwana untuk bertabrakan dengan lempeng Eurasia, ia melewati lempeng Tethys, kemudian mendorongnya ke bawah lempeng India.

Saat didorong ke dalam mantel dekat Afrika Timur modern, potongan-potongan Samudra Tethys kuno yang hancur perlahan mulai tenggelam lebih dalam ke mantel bawah.

Akhirnya, sekitar 20 juta tahun yang lalu, lempeng Tethyan yang tenggelam menggantikan beberapa magma yang terperangkap di gumpalan Afrika untuk membentuk gumpalan.

"Gumpalan ini, bersama dengan struktur mantel di sekitar geoid rendah, bertanggung jawab atas pembentukan anomali geoid negatif ini," tulis para peneliti.

Untuk mengkonfirmasi prediksi para peneliti, para ilmuwan memiliki pekerjaan untuk mengungkap keberadaan semburan menggunakan data gempa Bumi yang dikumpulkan dari sekitar geoid rendah.

Apakah semburan adalah jawaban yang sebenarnya, atau bahkan kekuatan yang lebih dalam menjadi penyebabnya. Hal ini perlu dikerjakan para ilmuwan bersama-sama.




(faz/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads