Henrietta Lacks, Perempuan yang Sel Tubuhnya Memberi Jasa pada Dunia Medis

ADVERTISEMENT

Henrietta Lacks, Perempuan yang Sel Tubuhnya Memberi Jasa pada Dunia Medis

Zefanya Septiani - detikEdu
Kamis, 03 Agu 2023 10:00 WIB
The Immortal Life of Henrietta Lacks
Foto: YouTube/Ilustrasi Henrietta Lacks
Jakarta -

Henrietta Lacks merupakan sosok yang memegang peranan penting dalam dunia medis saat ini. Pasalnya, sel-sel miliknya merupakan salah satu alat paling penting yang digunakan untuk pengembangan vaksin polio, kloning, dan pemetaan gen.

Namun, sel milik Henrietta ini diambil tanpa seizin keluarganya, dan keluarganya tidak pernah mendapat manfaat dari penggunaannya. Bahkan makam milik Henrietta pun tidak memiliki tanda.

Baru-baru ini, keluarga Henrietta akhirnya mencapai kesepakatan dengan perusahaan Thermo Fisher Scientific yang berbasis di Massachusetts terkait penggunaan komersial sel-sel tersebut, dikenal sebagai sel HeLa sesuai dengan huruf pertama nama Henrietta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada tahun 2010, sebuah tabung sel HeLa dijual seharga sekitar US$260 (sekitar 3,9 juta rupiah dengan kurs saat ini). Sayangnya, keluarga Henrietta tidak pernah mendapatkan kompensasi, bahkan mereka tidak mampu membeli asuransi kesehatan.

Kemudian jurnalis Rebecca Skloot menulis buku terlaris The Immortal Life of Henrietta Lacks mengenai hal ini. Setelah membacanya, Dr. Roland Pattillo dari Morehouse School of Medicine di AS menyumbangkan batu nisan untuk Henrietta.

ADVERTISEMENT


Selnya Diambil Tanpa Izin

Seperti yang ditulis pada laman Science Alert, Henrietta Lacks merupakan ibu lima anak yang meninggal karena kanker serviks pada 4 Oktober 1951. Saat itu, Henrietta baru berusia sekitar 31 tahun.

Ketika sakit, Henrietta dirawat di Rumah Sakit John Hopkin, dan dua sampel dari serviksnya diambil, meliputi bagian yang sehat dan bagian yang terkena kanker. Sayangnya, kedua sel ini diambil tanpa izin atau pengetahuannya dan keluarga.

Sel-sel milik Henrietta kemudian diserahkan kepada Dr George Otto Gey yang menemukan bahwa sel-sel tersebut dapat melakukan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya pada sel manusia, yaitu tetap hidup dan terus berkembang tanpa batas.

Selnya Dikirim ke Ruang Angkasa

Sebelumnya, sel-sel yang dikultur hanya bisa bertahan selama beberapa hari di laboratorium. Namun, Gey dapat mengisolasi satu sel tertentu dan memulai garis sel abadi pertama yang ia beri nama HeLa.

Sejak itu, sel-sel yang telah terpapar racun, virus, dan radiasi, dikirim ke luar angkasa, dan direplikasi berkali-kali. Mereka telah terlibat dalam ribuan terobosan medis dan membantu mengembangkan vaksin polio, kloning, dan pemetaan gen.

Pada tahun 2014, para ilmuwan telah menghasilkan sekitar 20 ton sel HeLa, dan hampir 11.000 paten melibatkan sel-sel ini. Seorang peneliti memperkirakan bahwa jika kita menyusun semua sel HeLa yang ada berdampingan, mereka akan mengelilingi planet setidaknya tiga kali.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads