Detikers pernah sedang belajar, tapi rasanya materi tak masuk-masuk ke otak? Kondisi ini rupanya bisa diatasi dengan kegiatan selain di meja belajar, lho.
Otak berperan dalam proses berpikir dan mencerna ilmu. Karena itu, kondisi otak yang prima mendukung kelancaran belajar hingga lulus. Namun, kemampuan otak tidak harus diasah dengan belajar saja. Perilaku dan lingkungan juga punya peran pada otak dan pengaturan ulang fungsi otak, seperti dikutip dari Scientific American.
Nah, berikut sejumlah cara untuk meningkatkan kekuatan otak saat belajar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara Meningkatkan Kemampuan Belajar
1. Olahraga
Olahraga bantu meningkatkan aliran darah ke otak. Ini artinya, olahraga juga meningkatkan pengiriman oksigen, bahan bakar, dan nutrisi ke neuron otak yang kerap bekerja keras saat belajar.
Berdasarkan penelitian, olahraga meningkatkan kadar zat yang disebut faktor neurotropik yang diturunkan dari otak. Peningkatannya mendorong pertumbuhan, komunikasi, dan kelangsungan hidup neuron.
Padukan olahraga dengan sedikit musik. Olahraga tanpa musik sendiri dapat meningkatkan suasana hati dan skor verbalnya. Nah, studi mendapati, skor verbal seseorang meningkat dua kali lipat ketika olahragawan mendengarkan lagu saat berolahraga.
2. Boleh Ngopi, tapi...
Minum kopi yang mengandung kafein dapat meningkatkan euforia, energi, dan kewaspadaan. Kafein sebagai zat stimulan meningkatkan sistem saraf, detak jantung, tekanan darah, energi, pernapasan, dan lainnya.
Studi menunjukkan, sekitar dua cangkir kopi dapat meningkatkan memori jangka pendek dan waktu reaksi. Pemindaian MRI fungsional mendapati, responden penelitian yang mengonsumsi kafein mengalami peningkatan aktivitas di daerah otak yang terkait fokus.
Perlu hati-hati, terlalu banyak minum kopi atau dosis kafein yang tinggi dalam badan bisa bikin gugup, cemas, sampai insomnia. Akibatnya, jadi cepat marah, dan risiko terbesarnya, kematian.
3. Main Video Games
Penelitian menunjukkan, bermain video games dapat meningkatkan ketangkasan mental, koordinasi tangan-mata, persepsi, dan pengenalan pola. Dokter bedah yang main video game beberapa jam per minggu membuat kesalahan sepertiga lebih sedikit di ruang operasi ketimbang yang tidak main.
Gamer juga rupanya memiliki rentang perhatian dan keterampilan pemrosesan informasi lebih baik daripada rata-rata. Responden penelitian non-gamer yang diminta bermain video game selama seminggu mengalami peningkatan keterampilan persepsi visual. Bonusnya, karyawan yang bermain video game rupanya lebih percaya diri dan sosial.
Main video game mengaktifkan sirkuit di otak yang membuat kita merasa mendapat reward atau hadiah, khususnya pada laki-laki. Namun perlu waspada, laki-laki juga dua kali lebih berisiko kecanduan video game ketimbang perempuan.
4. Mendengarkan Musik dan Bermusik
Musik meningkatkan pusat reward di otak dan menekan aktivitas amigdala. Karena itu, melakukan sesuatu sambil mendengarkan musik juga mengurangi rasa takut dan emosi negatif lain.
Studi mendapati, mendengarkan karya Mozart dapat meningkatkan kinerja kognitif. Namun, efek ini tidak terbatas pada karya Mozart saja. Musik secara umum dapat membantu kondisi kecemasan, termasuk saat belajar.
Berlatih musik rupanya juga dapat menguatkan otak. Korteks motorik, serebelum, dan korpus kolosum yang menghubungkan dua sisi otak lebih besar pada musisi ketimbang nonmusisi.
Pada anak kecil, belajar bermusik meningkatkan kepekaan batang otak pada suara ucapan manusia. Batang otak terlibat dalam pengkodean suara yang sangat mendasar. Paparan musik dapat bantu menyempurnakan sistem ini, bahkan bagi anak-anak yang tidak punya bakat musik tertentu.
5. Meditasi
Meditasi dapat meningkatkan fokus dan perhatian, serta kinerja pada tugas-tugas kognitif. Peneliti mendapati, orang yang berlatih meditasi punya kemampuan identifikasi angka dalam sekilas pandang jauh lebih baik tanpa keluar banyak energi dan mental.
Meditasi dapat meningkatkan ketebalan korteks serebral, khususnya di daerah yang berhubungan dengan fokus perhatian dan sensasi. Neuron otak yang sudah ada membuat lebih banyak koneksi. Alhasil, sel pendukung meningkat, dan pembuluh darah di area itu menjadi lebih besar.
Berdasarkan hasil pencitraan, sel-sel otak yang biasanya menyala pada waktu yang berbeda bisa menyala bersama saat meditasi. Pencitraan hasil meditasi pada meditator ahli juga menunjukkan lonjakan aktivitas otak di korteks prefrontal kiri, area otak yang umumnya dikaitkan dengan emosi positif.
6. Mewarnai dan Hal-hal Baru
Efek mewarnai pada otak rupanya mirip dengan meditasi. Untuk itu, kini banyak buku coloring for adult atau mewarnai untuk orang dewasa yang banyak tersedia.
Jika tidak senang mewarnai, memasak atau mencoba olahraga baru juga punya efek yang mirip. Waktu yang dihabiskan untuk menjadi kreatif ini mendukung fungsi otak, dikutip dari laman QS Top Universities.
Pengalaman baru bantu otak berkembang, menerima, dan menyimpan informasi lebih mudah. Karena itu, berlatih alat musik baru, olahraga baru, melihat pameran seni baru, ke perpustakaan baru, membaca buku baru, menjadi sukarelawan, dan berakhir pekan ke tempat yang benar-benar baru bisa membantu otak.
(twu/nwk)