Ledakan Bom Nuklir Hasilkan Awan Berbentuk Jamur, Kok Bisa?

ADVERTISEMENT

Ledakan Bom Nuklir Hasilkan Awan Berbentuk Jamur, Kok Bisa?

Zefanya Septiani - detikEdu
Selasa, 01 Agu 2023 19:00 WIB
Bumbungan awan berbentuk jamur muncul setelah ledakan nuklir. Berikut deretan foto-foto awan jamur rakasasa yang bikin Anda merinding.
Bumbungan awan berbentuk jamur muncul setelah ledakan nuklir Foto: Getty Images
Jakarta -

Ledakan yang dihasilkan oleh bom adalah letusan yang sangat kuat dan sangat berbahaya. Pada saat meledak, bom akan menembakkan energi secara acak ke segala arah.

Namun, ledakan bom nuklir justru akan menghasilkan awan jamur yang membumbung di udara. Lantas, mengapa hal tersebut dapat terjadi? Yuk, detikers kita simak informasinya.

Terbentuk Karena Udara Panas

Pada awalnya semburan energi dari ledakan nuklir memang akan membentuk bola udara panas. Namun, udara panas akan naik dan sebagian besar bola di kolom tengah akan mengalami daya apung yang lebih besar dibandingkan tepinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat sebuah bola terbentuk, Anda memiliki kolom terbesar dari fluida berkepadatan rendah di bagian tengah, sehingga naik lebih cepat, seperti bagian tengah cupcake yang naik di dalam oven," jelas Katie Lundquist, seorang peneliti teknik komputasi di Lawrence Livermore National Laboratory di California dikutip dari Live Science.

Dalam bahasa Inggris sehari-hari, fluida dan cairan memiliki makna yang sama, yaitu fluid. Namun, bagi para ilmuwan istilah fluida dapat merujuk baik pada cairan atau gas yang keduanya tidak memiliki bentuk yang tetap, dapat mengalir, dan dapat dijelaskan dengan persamaan matematika yang sama.

ADVERTISEMENT

Lundquist menjelaskan saat seluruh bola udara naik karena kolom tengah naik dengan lebih cepat, udara di sekitar bola yang lebih dingin akan menyerbu masuk ke bawah gelembung yang naik.

Hal ini menyebabkan gelembung yang naik akan berubah menjadi torus, berbentuk seperti donat. Molekul udara panas akan bergerak dengan cepat dalam keadaan berenergi sehingga akan memantul satu sama lain dengan kecepatan tinggi dan menciptakan banyak ruang di antara mereka sehingga membentuk ruang hampa udara.

"Ada semburan material fluida yang tersedot ke dalam ruang hampa yang mendorong ke atas, sehingga membentuk awan jamur di bagian atas dan area yang lebih datar di dalam torus di bagian bawah," jelas Lundquist.

Semburan material inilah yang akhirnya akan menyedot kotoran dan puing-puing, membentuk batang jamur bahkan saat ia mengisi bagian atas jamur. Lundquist juga mengungkapkan proses ini membutuhkan atmosfer untuk menghasilkan materi fluida tersebut.

Hal ini menyebabkan awan jamur tidak akan terbentuk pada ruang hampa karena bola ledakan tidak akan berubah menjadi torus. Selain itu, tidak ada perbedaan kepadatan udara untuk mengisap pilar material untuk tumbuh menjadi awan.

Ilustrasi terbentuknya jamur raksasa saat bom nuklir meledakIlustrasi terbentuknya jamur raksasa saat bom nuklir meledak Foto: Wikimedia Commons


Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki Relatif Lemah

Sama seperti jamur yang memiliki berbagai spesies, awan jamur juga memiliki berbagai variasi. Hal tersebut bergantung pada saya ledak bom dan ketinggian di mana ledakan terjadi, awan jamur yang terbentuk akan memiliki fitur yang berbeda.

Ledakan bom atom yang terjadi di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang pada akhir Perang Dunia dianggap memiliki ledakan yang lemah dan meledak 610 meter di atas permukaan tanah.

Bom yang diciptakan fisikawan J. Robert Oppenheimer ini menyebabkan terbentuk dua bagian jamur. Satu bagian terdiri atas kepulan awan putih yang terbentuk dari produk bom yang diuapkan dan air yang mengembun dari udara sekitarnya.

Bagian lain adalah batang dari bahan coklat dan puing-puing yang menjulur dari tanah. Kedua bagian ini menghasilkan pemisahan yang jelas antara tutup dan batang awan jamur.

"Ada awan putih yang sangat jelas, dan kemudian cokelat di bawahnya," ucap Lundquist.

Bom atom ini meledak dengan kekuatan sekitar 20 kiloton TNT atau kurang, menurut Departemen Energi AS. Di sisi lain, spektrum Tsar Bomba milik Uni Soviet menghasilkan 50.000 kiloton TNT.

Di antara bom nuklir teruji yang lebih kuat dari dua bom atom Jepang dan meledak lebih dekat ke tanah, akan menghasilkan batang dan tutup jamur yang bergabung menjadi profil jamur klasik, seperti yang dijelaskan oleh Lundquist.

Ia dan rekan-rekannya mempelajari efek ini sehingga, jika terjadi krisis nuklir, mereka akan mampu memprediksi kejatuhan dengan benar, sehingga dapat memberikan panduan tentang manajemen konsekuensi yang akan melindungi kesehatan masyarakat.

Sementara itu, ancaman kiamat nuklir merupakan sesuatu yang nyata karena persenjataan gabungan dunia mengandung hampir 10.000 bom nuklir. Meskipun angka tersebut sudah turun dari lebih dari 60.000 pada 1980-an, menurut Buletin Ilmuwan Atom.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads