Fakta Hubungan Albert Einstein dan Proyek Manhattan Oppenheimer

ADVERTISEMENT

Fakta Hubungan Albert Einstein dan Proyek Manhattan Oppenheimer

Devita Savitri - detikEdu
Minggu, 23 Jul 2023 19:00 WIB
albert einstein
Disebut tak pernah bekerja sama dengan Oppenheimer, terungkap peran Albert Einstein dalam Proyek Manhattan Oppenheimer. Foto: nobelprize.org/Albert Einstein
Jakarta -

Film Oppenheimer tengah menjadi perbincangan lantaran sejarahnya sebagai 'bapak bom atom' dunia. Terlebih, dengan kehadiran Albert Einstein yang menemui J. Robert Oppenheimer sebagai sesama ilmuwan fisika. Lantas apakah Albert Einstein berkaitan dengan bom atom?

Nama Oppenheimer sebagai bapak atom dimulai sejak Proyek Manhattan di Los Alamos dipimpin olehnya. Proyek eksplorasi itu menghasilkan bom atom yang di kemudian hari digunakan Amerika untuk meledakan kota Hiroshima dan Nagasaki.

Hubungan Einstein dan Proyek Manhattan

Dikutip dari American Museum of Natural History, pada tahun 1938 ada tiga ahli kimia yang bekerja di laboratorium di Berlin. Ketiganya membuat penemuan yang akan mengubah sejarah dengan membelah atom uranium.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika atom uranium dibelah, energi yang dilepaskan disebut sangatlah besar dan cukup untuk menyalakan bom. Tapi, pada saat itu senjata untuk menyalakannya belum hadir dan Jerman mencari cara untuk mengatasi hal tersebut.

Rencana tersebut diketahui oleh Albert Einstein yang membuatnya ingin mencegah hal tersebut. Einstein akhirnya memutuskan untuk mengirim surat kepada Presiden Amerika Serikat, Franklin Roosevelt yang berisi keprihatinannya.

ADVERTISEMENT

Melansir IFL Science, surat itu diketahui ditulis oleh fisikawan Leo Szilard pada tahun 1939 dan ditandatangani oleh Einstein. Isinya ia memperingatkan bila Nazi Jerman memiliki potensi untuk mengembangkan "bom jenis baru yang sangat kuat".

Ia juga menyarankan agar Amerika juga memulai program nuklirnya sendiri. Awalnya program itu berjalan lambat, bahkan pada bulan Juli tahun 1940 kantor Intelijen Angkatan Darat AS menolak izin keamanan yang diperlukan Einstein untuk mengerjakan Proyek Manhattan.

Ratusan ilmuwan dilarang berkonsultasi dengan Einstein, karena aktivitas ini dianggap berpotensi dalam menimbulkan risiko keamanan. Pada tahun 1941 Einstein meyakinkan bahwa pembuatan bom layak dilakukan dan menjadi prioritas Amerika Serikat.

Hingga akhirnya di bulan Desember tahun 1941, pemerintah resmi meluncurkan Proyek Manhattan sebagai sebuah usaha ilmiah dan militer untuk mengembangkan bom tersebut. Beberapa sumber menjelaskan proyek tersebut diluncurkan pada tahun 1942.

Meski tak bergabung secara langsung dalam proses pembuatan bom atom, The New York Times melabeli surat Einstein di tahun 1939 itu sebagai kekuatan yang "meluncurkan bom atom dan Zaman Atom". Karena hubungan ini, ia perannya sering disalahpahami.

Penyesalan Einstein

Pada tanggal 6 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom pertama di kota Hiroshima, Jepang. Mendengarnya Einstein berkata "Celakalah aku".

Tak hanya sekali, di tanggal 9 Agustus 1945 Amerika menjatuhkan bom atom kedua di kota Nagasaki, Jepang. Pada akhir tahun 1945, diperkirakan 200.000 orang meninggal dunia.

Kesalahpahaman peran Einstein seakan terus berlanjut dengan persamaan yang diperkenalkannya yaitu E=mc2. Persamaan itu menjelaskan energi yang dilepaskan dalam bom atom, tapi ia tidak menjelaskan cara membuatnya.

Karena itu, Einstein berulang kali mengingatkan orang bila perannya dalam pembuatan bom atom tidak secara langsung.

"Saya tidak menganggap diri saya bapak pelepasan energi atom. Peran saya di dalamnya tidak langsung," ungkapnya.

Ketika ditanya untuk menjelaskan perannya lebih jelas, Einstein selalu menjawab tindakannya hanyalah menulis surat kepada Presiden Roosevelt dan menyarankan agar Amerika meneliti senjata atom sebelum Jerman memanfaatkan teknologi mematikan ini. Dalam wawancara dengan majalah Newsweek, ia mengatakan menyesal telah mengambil langkah ini.

"Seandainya saya tahu bahwa Jerman tidak akan berhasil mengembangkan bom atom, saya tidak akan melakukan apa-apa," ungkapnya.

Tahun-tahun terakhirnya menjelang kematiannya pada tahun 1955, Einstein terus mengecam keras senjata nuklir. Ia juga sempat bertemu filsuf Inggris Bertrand Russell untuk menandatangani Manifesto Russell-Einstein.

Dokumen itu memperingatkan tentang ancaman eksistensial yang ditimbulkan oleh senjata pemusnahan massal mereka sendiri.

Pembelaan Oppenheimer

Dikutip dari CNBC Indonesia, Oppenheimer dan Einstein pertama kali bertemu dalam perjalanan keliling dunia Einstein pada tahun 1932. Kala itu, Einstein mengunjungi Cal Tech dan bertemu dengan Oppenheimer.

Pada tahun 1966, sebelas tahun setelah kematian Einstein, Oppenheimer menyampaikan ceramah tentang Albert Einstein di Gedung UNESCO di Paris. Dalam pidatonya, ia menjelaskan bila sudah mengenal Einstein selama "dua atau tiga dekade" dan menjadi "teman dekat" selama 10 tahun terakhir menjelaskan Einstein meninggal dunia.

Ia meluruskan bila teman dekatnya itu dikreditkan dengan bom atom yang menghantam Hiroshima dan Nagasaki.

"Einstein sering disalahkan atau dipuji atau dikreditkan dengan bom yang menyedihkan ini. Menurut saya itu tidak benar,"kata Oppenheimer.

Oppenheimer menjelaskan peran Einstein, seperti yang dijelaskan sang ilmuwan semasa hidupnya. Ia menyatakan bila temannya itu sangat memahami perannya sendiri.

"Dia memang menulis surat kepada Roosevelt tentang energi atom. Saya pikir ini sebagian adalah penderitaannya atas kejahatan Nazi, sebagian karena tidak ingin menyakiti siapapun dengan cara apa pun," ungkap Oppenheimer.

"Tetapi saya harus melaporkan bahwa surat itu memiliki pengaruh yang sangat kecil, dan Einstein sendiri sebenarnya tidak bertanggung jawab atas semua yang datang kemudian. Saya percaya dia sangat memahaminya sendiri,"tambahnya.

Nah itulah penjelasan tentang peran Albert Einstein dalam Proyek Manhattan dan hubungannya dengan Oppenheimer.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads