Terungkap! Ternyata Begadang Bisa Membantu Redakan Depresi Berat

ADVERTISEMENT

Terungkap! Ternyata Begadang Bisa Membantu Redakan Depresi Berat

Zefanya Septiani - detikEdu
Selasa, 18 Jul 2023 13:30 WIB
Ilustrasi Begadang
Foto: Shutterstock/ilustrasi begadang
Jakarta -

Begadang dapat menyebabkan kurang tidur yang kerap disebut sebagai gaya hidup negatif yang bisa membawa berbagai ancaman bagi tubuh. Namun, tetap saja banyak dari kita yang tetap akan begadang untuk menyelesaikan pekerjaan, bersantai, atau bahkan karena mengalami gangguan tidur.

Sebuah penelitian dengan memindai otak relawan yang dilakukan oleh University of Pennsylvania di AS telah mengungkap perubahan menarik antara area kritis otak pada relawan sehat dan relawan yang didiagnosis menderita depresi berat.

Sejak awal penelitian psikiatri, kekurangan tidur telah dianggap sebagai pengobatan potensial untuk mengurangi depresi, setidaknya pada sebagian individu yang mengalami depresi sebagai suasana hati yang persisten.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, bukan berarti keseringan begadang merupakan ide yang baik, karena gangguan tidur terkait dengan risiko demensia yang lebih tinggi. Selain itu, gangguan terhadap jam tubuh juga dapat membawa dampak bagi kesehatan, kehidupan sosial, dan hari kerja kita.


Penelitian Dilakukan dengan Mengukur Fungsi Otak

Data dari penelitian didapatkan dari 54 individu tanpa riwayat gangguan kejiwaan atau suasana hati dan 30 orang individu yang memiliki depresi berat. Pengumpulan data dilakukan dengan fMRI (functional magnetic resonance imaging) untuk memetakan dan mengukur fungsi otak.

ADVERTISEMENT

Bagi 16 orang tanpa riwayat depresi akan ditempatkan dalam kelompok kontrol dan diberikan tidur malam yang cukup. Sementara yang lainnya, dengan atau tanpa diagnosis akan menjalani malam yang panjang dengan membaca, main game, atau menonton televisi.

Diketahui melalui laman Science Alert, tanpa cukup istirahat dan memulihkan diri, otak manusia bukan mesin yang paling efisien. Pasalnya, jaringan depan otak kita atau korteks prefrontal dorsolateral akan berjalan dengan lambat, sehingga kita sulit untuk berkonsentrasi.

Tidak hanya itu kita juga mengalami hambatan dalam mengatur emosi karena amigdala, komponen kunci dari sistem limbik, bekerja keras untuk merespons rangsangan negatif.

Tanpa korteks prefrontal untuk mengendalikan pikiran, kita dapat menjadi cepat marah dan mudah tersinggung.

Begadang Tingkatkan Suasana Hati Pasien Depresi Berat

Namun, penelitian ini menemukan terdapat peningkatan suasana hati yang dimiliki oleh 13 dari 30 pasien dengan depresi berat setelah mereka begadang semalaman. Kondisi ini kemudian dijelaskan melalui data pencitraan.

Perubahan ini ternyata disebabkan oleh koneksi antara amigdala dan jembatan antara wilayah kognitif dan emosional otak yang disebut korteks cingulate anterior.

Perubahan ditemukan meningkat pada relawan yang melaporkan perubahan suasana hati, terlepas dari kesehatan mental mereka.

Pemetaan perubahan dramatis dalam komunikasi antara area otak yang terlibat dalam regulasi emosional dan kognitif setelah kehilangan tidur dapat membantu menjelaskan mekanisme yang mungkin bertanggung jawab atas setidaknya beberapa kasus depresi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menempatkan gangguan depresi berat sebagai beban penyakit terbesar ketiga di seluruh dunia. Hal tersebut menyebabkan kita harus menelusuri cara yang memungkinkan untuk meredakan penyakit ini.

Dengan mengetahui bahwa memungkinkan untuk meningkatkan konektivitas antara area otak yang penting bagi suasana hati, suatu hari nanti mungkin kita dapat menemukan cara untuk meningkatkan suasana hati tanpa menghilangkan manfaat tidur malam yang nyenyak.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads