Studi Ungkap Penyebab Manusia Mengigau saat Tidur

ADVERTISEMENT

Studi Ungkap Penyebab Manusia Mengigau saat Tidur

Devita Savitri - detikEdu
Senin, 20 Feb 2023 13:30 WIB
Ilustrasi Kurang Tidur
Foto: Getty Images/iStockphoto/torwai/ilustrasi mengigau
Jakarta -

Tak ada hubungan dengan gangguan tidur, studi ungkap penyebab manusia mengigau saat tidur. Menurut jurnal berjudul "Classification of Sleep Disorders" mengigau dijelaskan sebagai kejadian yang normal terjadi.

Seperti mendengkur, mengigau adalah gerakan menyentak yang tiba-tiba dilakukan beberapa orang saat mulai tidur. Umumnya, mengigau cenderung terjadi pada anak-anak.

Namun menurut studi di jurnal Sleep Medicine yang terbit pada tahun 2010, sekitar dua pertiga orang mengalami mengigau dalam masa dewasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski bukan gangguan, apa sih sebenarnya mengigau itu? Begini penjelasan detikEdu dirangkum melalui laman Live Science yang dilansir Senin (20/2/2023).

Penjelasan Mengigau

Mengigau (bicara sambil tidur) atau somniloquy adalah kejadian saat seseorang membuat vokalisasi saat tidur. Vokalisasi ini bisa beruba kata dan frasa lengkap, gumaman, teriakan, atau bahkan tertawa.

ADVERTISEMENT

Dalam jurnal Brain & Development pada tahun 1980 disebutkan mengigau sering terjadi pada anak-anak. Setengahnya bahkan setidaknya mengigau setahun sekali atau lebih.

Namun, seperempatnya mengigau setidaknya sekali dalam seminggu. Dr. Jennifer Martin profesor kedokteran di Fakultas Kedokteran David Geffen di UCLA dan dewan direksi American Academy of Sleep Medicine (AASM) menjelaskan penyebab anak mengigau.

Sebagian besar timbul karena topik 'bincang malam' yang masih terbawa hingga alam mimpi. Namun sebagian lagi timbul karena stres atau kurang tidur.

Sayangnya, biasanya ucapan orang meninggal tidak dapat dipahami. Seperti yang terekam di studi yang diterbitkan dalam jurnal Sleep tahun 2017.

Studi tersebut mencoba mencari arti dari proses mengigau yang terekam dalam 3.349 rekaman. Hasilnya, kata yang diucapkan kebanyakan orang ketika mengigau adalah "tidak".

Namun, Dr. Jennifer Martin menjelaskan mengigau bukan berarti seseorang itu mengucapkan hal yang sebenarnya. Melainkan kemungkinan orang mengigau mengungkap rahasia batin mereka yang gelap.

Beberapa orang yang mengingau mengucapkan frasa yang selaras dengan apa yang mereka ingat dalam mimpi. Tapi, kebanyakan orang mengigau tdidak berhubungan dengan mimpi.

"Mengigau biasanya terjadi sebelum seseorang berada dalam tahap tidur dengan mimpi yang sedikit, jadi tidak berhubungan dengan mimpi," ucapnya.

Kejadian mengigau pada tahap tidur disebut dengan non-rapid eye movement atau tidur non-rem. Pada tahap ini otak manusia relatif lebih tenang, dibandingkan dengan saat tidur.

Sebuah fakta menyebutkan meskipun tidur, manusia tetap mengedip bahkan lebih cepat ketika bermimpi. Selama proses non-rem tubuh secara efektif akan dilumpuhkan untuk mencegah terjadinya mimpi.

Kelumpuhan ini seharusnya membuat orang berhenti berbicara. Jadi, bila seseorang terus mengigau dalam tahap tidur, hal itu bisa menjadi pertanda yang lebih serius.

"Ada kondisi tidur disebut dengan gangguan perilaku REM di mana sistem yang melumpuhkan otot manusia tak berfungsi sehingga tidak dapat melukai diri sendiri saat tidur," ujar Dr. Jennifer Martin.

Jika gangguan perilaku REM tidak di diagnosa secara dini, akan ada kemungkinan tubuh melukai diri sendiri ketika tidur seperti berteriak, meninju, hingga mengayunkan lengan.

Dr. Erik K. St. Louis, kepala Divisi Neurologi Tidur di Mayo Clinic di Minnesota, Amerika Serikat menyebabkan hal ini bisa jadi gejala awal penyakit pada orang dewasa yang lebih tua seperti Parkinson ataupun demensia.

Penyebab Seseorang Mengigau

Hingga saat ini, sayangnya para peneliti belum mengetahui apa yang menyebabkan seseorang mengigau. Tetapi, beberapa penelitian mengukur aktivitas otak dapat memberikan beberapa informasi.

Seperti yang dianalisis para peneliti melalui studi di jurnal Sleep tahun 2017. Mengigau pada dasarnya menunjukkan sifat-sifat pembicaraan saat tidur. Bahasa, pola, sintaksis, dan semantik yang diucapkan juga mengikuti aturan yang sama dengan percakapan orang sehari-hari.

Oleh karena itu mengigau terkadang dapat dipahami. Selain itu, mengigau juga dapat dikaitkan dengan konsolidasi memori.

Konsolidasi memori adalah proses ketika otak yang sedang tidur meninjau kembali pengalaman dan memasukkannya dalam memori jangka panjang.

Dr. Jennifer menambahkan penyebab mengigau bisa berbeda antara anak-anak dan orang dewasa. Ketika terjadi pada anak-anak, otak anak sedang belajar dan berkaitan dengan fase perkembangan otak.

Sedangkan pada orang dewasa, ada beberapa kondisi tertentu yang menyebabkan mereka mengigau. Salah satunya berkaitan dengan keturunan genetik dan keadaan tubuh yang stress serta sulit tidur.

Cara Berhenti Mengigau

Mengigau dianggap sebagai keadaan yang tidak berbahaya. Tapi, hal itu terkadang tak menyenangkan bagi mereka yang mendengarnya.

Agar detikers bisa berhenti mengigau satu hal yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas tidur. Seperti perilaku tidur lainnya, mengigau bisa akan lebih buruk ketika seseorang kurang tidur.

Untuk itu, begadang atau membiarkan pasangan tertidur lebih dahulu dapat membuat seseorang sering mengigau dan menjadi lebih buruk.

"Jadi memastikan bahwa seseorang mendapatkan tidur yang baik dan sehat akan cenderung mengurangi proses mengigau," tutup Dr. Jennifer Martin.




(nah/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads