Kisah Penemuan Patung Dewa Alam Yunani, Diduga Dibuat Sebelum Ada Konstantinopel

ADVERTISEMENT

Kisah Penemuan Patung Dewa Alam Yunani, Diduga Dibuat Sebelum Ada Konstantinopel

Novia Aisyah - detikEdu
Minggu, 18 Jun 2023 17:00 WIB
Patung Pan
Foto: Istanbul Metropolitan Municipality via Live Science
Jakarta -

Sejumlah arkeolog menemukan patung pagan dewa Yunani, Pan. Mereka menemukannya saat menggali reruntuhan gereja Kristen kuno.

Namun, para ahli menilai tidak mungkin suatu gereja Kristen menyimpan patung dewa pagan semacam ini. Sebaliknya, menurut mereka keberadaan patung tersebut diakibatkan dari sebuah kesalahan.

Reruntuhan itu sendiri adalah gereja dari abad ke-6, St Polyeuctus. Gereja ini merupakan salah satu dari yang terbesar di Konstantinopel kala itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wujud yang Tidak Utuh

Pada 1960-an, para pekerja yang tengah membangun jalan di dekat sana menemukan sisa-sisa gereja ini tanpa sengaja. Setelah penggalian, para arkeolog menimbun reruntuhannya.

Namun, diduga patung Pan tersebut ada dalam tanah yang digunakan untuk menimbun gereja, seperti dikatakan oleh Sekretaris Deputi Jenderal Istanbul Metropolitan Municipality (IBB), Mahir Polat, seperti dikutip dari Live Science.

ADVERTISEMENT

Penemuan ini hanya selang beberapa minggu setelah ruangan dan tunnel di bawah reruntuhan St Polyeuctus dibuka. Pada waktu itu IBB membangun kembali area yang sebelumnya tersebut menjadi lokasi wisata arkeologis.

Polat mengatakan, patung Pan ditemukan di barat laut bangunan utama gereja di suatu timbunan tanah sekitar 2,6 meter. Patung ini tingginya kurang dari 20 sentimeter dan sangat rusak.

Patung Pan yang ditemukan hanya ada kepala, torso, dan satu lengan. Namun, wujud seni klasiknya masih ketara.

Patung ini dibuat pada era Romawi sebelum terbentuknya Konstantinopel pada 330 M, kata Polat. Namun, artefak itu masih perlu dipelajari lebih lanjut untuk menentukan tanggal persis pembuatannya.

Dewa Alam dari Yunani

Pan adalah tokoh mistik Yunani kuno. Dia merupakan dewa alam, hutan, padang, serta penggembala dan kawanannya menurut pakar klasik Timothy Gantz dalam "Early Greek Myth: A Guide to Literary and Artistic Sources" (Johns Hopkins University Press, 1996).

Pan diperkirakan mulanya adalah dewa kesuburan dan dikenal bergaul dengan nimfa. Makhluk nimfa adalah dewa alam perempuan yang dikenal berkelindan dengan pohon, anak sungai, dan berbagai lanskap alam lainnya.

Pan dikenal memainkan pipa dan memiliki kuku terbelah, kaki belakang berbulu, serta tanduk kambing.

Arkeolog dan pakar sejarah Ken Dark dari King's College London yang ahli dalam sejarah Istanbul kuno mengatakan kepada Live Science, patung Pan itu kemungkinan adalah salah satu dari banyak benda klasik yang dibawa ke Konstantinopel antara abad 4-5 M.

"Tidak ada yang dipajang di gereja atau biara, tetapi mereka digunakan sebagai ornamen di area publik yang sifatnya sekuler, serta di lokasi-lokasi aristokratik," jelas Dark.

"Patung ini kemungkinan disimpan dan rusak di reruntuhan gereja setelah bangunan itu tak lagi dipakai," katanya.

Belum diketahui kenapa Konstantinopel berhenti mengimpor objek-objek semacam ini setelah abad ke-6. Kemungkinan, patung seperti itu dipandang tidak seperti budaya Kristen karena Kekaisaran Bizantium tidak seberapa fokus dengan budaya klasik dan lebih cenderung ke budaya Kristen.




(nah/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads