Ada 'Gerbang Neraka' yang Mematikan di Turki, Arkeolog Ungkap Hal Mengerikan Ini

ADVERTISEMENT

Ada 'Gerbang Neraka' yang Mematikan di Turki, Arkeolog Ungkap Hal Mengerikan Ini

Martha Grattia - detikEdu
Selasa, 13 Jun 2023 19:30 WIB
Reruntuhan Gerbang Neraka di Kota Pamukkale
Foto: Farancesco D'Andria/Discovery News/Pluto's Gate
Jakarta -

Ada tempat misterius di Turki yang dikenal sebagai Pluto's Gate atau Gerbang Pluto. Tempat ini mengeluarkan uap aneh dari tanah, yang konon telah digunakan orang Yunani-Romawi kuno dalam ritual mereka kepada dewa di dunia bawah.

Gerbang Pluto ditemukan di dekat sebuah kota bernama Pamukkale (dulunya kota Hierapolis) pada tahun 2013 setelah arkeolog Italia mengikuti rute mata air panas

Tempat ini juga dikenal dengan gerbang neraka, karena dianggap sebagai portal mematikan antara dua dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kuil Religius

Dikutip dari IFL Science, Gerbang Pluto berasal dari istilah ploutonion yakni sebuah kuil religius yang didedikasikan untuk dewa Pluto (aslinya Hades, tetapi nama itu akhirnya identik dengan dunia bawah itu sendiri).

Dahulu, gerbang ini didirikan pada tahun 190 SM oleh Eumenes II, Raja Pergamin di kota kuno Hierapolis. Kota ini dikenal sebagai pusat penyembuhan karena adanya mata air panas.

ADVERTISEMENT

Saat itu, para dokter percaya bahwa mata air ini memiliki manfaat menyembuhkan orang sakit dan meringankan keluhan kronis.

Kota itu akhirnya diberikan kepada Republik Romawi setelah kematian raja Pergamon Attalid terakhir pada tahun 133 SM.

Tempat Menyembah Dewa di Dunia Bawah Tanah

Meskipun kota ini di kemudian hari berperan penting dalam penyebaran agama Kristen, tapi kuil Pluto tetap menjadi situs tempat orang-orang kuno dapat berkomunikasi dengan dewa chthonic, dewa dunia bawah.

Pura ini dibangun dengan gapura dan arena di sekitarnya yang menuju ke dalam gua itu sendiri. Pengunjung dilarang memasuki interior, tetapi mereka dapat duduk di kursi yang ditinggikan dan mengamati para pendeta bekerja.

Saat pagi hari, agen dewa ini akan memimpin banteng melalui arena menuju gerbang dan menyaksikan hewan itu berjuang dan mati dengan cepat sementara para pendeta tetap tidak terluka.

Para pengunjung bahkan bisa ikut serta dalam ritual grizzly ini sendiri. Mereka dapat membeli hewan kecil dan burung (hasilnya mendukung pemeliharaan kuil dengan cara yang sama seperti toko souvenir museum modern) yang kemudian akan mereka lepaskan ke arena.

Saat di dalam, hewan ini akan ditemukan mati lemas di dekat pintu masuknya.

Dipenuhi Asap Mematikan

Starbo, seorang ahli geografi, filsuf, dan pengelana di Yunani mengatakan bahwa ruangan di situs tersebut penuh oleh uap yang tebal sehingga susah untuk melihat dan hewan apapun yang masuk akan menemui kematiannya.

"Ruangan ini penuh uap sehingga orang hampir tidak dapat melihat tanah, hewan apapun yang masuk akan menemui kematiannya seketika," ujar Starbo.

Starbo melemparkan burung pipit dan seketika burung itu tewas dan jatuh. Hal ini disebabkan oleh asap yang keluar dari gua yang sangat kuat sehingga burung-burung jatuh dan mati jika terlalu dekat.

Kandungan Zat CO2 Mencapai 53%

Asap mematikan ini adalah gas serta air panas yang keluar dari celah dalam gua. Para peneliti menemukan ada kandungan karbon dioksida vulkanik (CO2) dan konsentrasinya bervariasi berdasarkan seberapa dekat dengan pintu masuk.

Sedangkan, kadar CO2 di dalam arena hewan ini berkisar antara 4 dan 53 persen. Semakin dekat maka semakin kuat pula konsentrasinya.

Karena pada dasarnya, uap ini membentuk lautan asap beracun yang tak terlihat. Asapnya yang begitu kuat mampu membunuh manusia dalam satu menit.

Sementara itu, para pemimpin ritual bisa tidak tewas, karena mereka berdiri lebih tinggi dari hewan-hewan yang dikorbankan.

Ini berarti mulut dan hidung mereka tetap berada di atas asap mematikan yang menggenang di bawah. Namun demikian, paparan mereka terhadap CO2 di atmosfer sekitarnya akan membuat mereka engap dan berhalusinasi pada asap.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads