Dilansir dari laman Live Science, gypsum cair ini dituangkan ke atas tubuh jenazah yang ditempatkan di peti timah atau batu. Kemudian gypsum ini akan mengeras dan menyelimuti jenazah. Setelah itu, peti mati dikubur di dalam tanah dan sebagian besar akan membusuk dan meninggalkan gips dengan rongga.
University of York di Inggris menyatakan bahwa penemuan ini luar biasa karena setiap rongga gypsumnya memiliki detail seperti jejak kain kafan, pakaian, alas kaki, bahkan pola kain.
Penelitian Menggunakan Pemindaian 3D
Para peneliti memeriksa makam yang dianggap sebagai kuburan sebuah keluarga yang meninggal bersamaan sekitar 1.700 tahun yang lalu dan melakukan pemindaian 3D non-masif dari makan ini.
Peneliti menemukan adanya dua tubuh orang dewasa dan seorang bayi yang dibungkus pita kain. Bahkan ikatan kecil yang digunakan untuk mengikat kain kafan di sekitar kepala salah satu orang dewasa terlihat dari pemindaian.
Maureen Carroll, ketua arkeologi Romawi di University of York, mengungkapkan bahwa gypsum ini sangat berharga baik kerangkanya maupun peti mati. Lapisan gypsum ini menunjukkan posisi tepat dari tubuh dan hubungannya satu sama lain tepat pada saat gypsum cair dituangkan di atasnya dan ditutup peti mati.
Digunakan oleh Kalangan Elite
Namun alasan mengapa orang Romawi menggunakan gypsum ke dalam peti matinya masih menjadi misteri. Selain itu, kuburan gypsum ini dipilih oleh kelas sosial elite. Sehingga gypsum ini merupakan bahan mewah yang dapat diakses oleh orang yang sangat kaya.
Para arkeolog juga menemukan makan gypsum lainnya di Eropa dan Afrika Utara yang diduduki oleh Kekaisaran Romawi. Menurut Caroll, makan gypsum ini marak digunakan dari abad ketiga dan keempat di Inggris, serta di York dan sekitarnya.
Setelah pemindaian 3D pertama pada makan gypsum, para peneliti berencana untuk memindai semua 16 rongga makan gypsum untuk mengidentifikasi, seperti usia, jenis kelamin, kesehatan, dan daerah asal mereka.
(pal/pal)