Mau Lihat 45.000 Galaksi? Ini Dia

ADVERTISEMENT

Mau Lihat 45.000 Galaksi? Ini Dia

Trisna Wulandari - detikEdu
Minggu, 11 Jun 2023 20:00 WIB
Gambar inframerah dari James Webb Space Telescope (JWST) milik NASA ini diambil untuk program JWST Advanced Deep Extragalactic Survey, atau JADES. Ini menunjukkan sebagian dari area langit yang dikenal sebagai GOODS-South, yang telah dipelajari dengan baik oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble dan observatorium lainnya. Lebih dari 45.000 galaksi terlihat di sini.
Kredit: NASA, ESA, CSA, Brant Robertson (UC Santa Cruz), Ben Johnson (CfA), Sandro Tacchella (Cambridge), Marcia Rieke (Universitas Arizona), Daniel Eisenstein (CfA). Pemrosesan gambar: Alyssa Pagan (STScI)
45.000 galaksi. Foto: NASA, ESA, CSA, Brant Robertson (UC Santa Cruz), Ben Johnson (CfA), Sandro Tacchella (Cambridge), Marcia Rieke (Universitas Arizona), Daniel Eisenstein (CfA). Pemrosesan gambar: Alyssa Pagan (STScI)
Jakarta -

Sudah lihat foto di atas? Nah, begitulah rasanya melihat lebih dari 45.000 galaksi. Foto ini ditangkap dalam program Advanced Deep Extragalactic Survey (JADES) oleh teleskop ruang angkasa James Webb.

JADES merupakan program sains besar yang mengubah pengetahuan tentang galaksi di zaman awal alam semesta. Hasilnya, tim ilmuwan mendapati sejumlah pengetahuan baru tentang galaksi saat alam semesta berusia kurang dari 600 juta tahun. Dikutip dari laman NASA, berikut temuannya.

Ilmuwan Ungkap Rahasia Galaksi

Bantu Alam Semesta Penuh Cahaya

Alam semesta diselimuti kabut setelah terbentuk berdasarkan teori big bang (ledakan dahsyat). Alhasil, alam semesta gelap hingga kabut tersebut hilang ratusan juta tahun kemudian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para ilmuwan mendapati bahwa galaksi-galaksi dari periode awal itu sangat kuat. Saking kuatnya, gugus bintang dari Zaman Reionisasi itu (500-850 juta tahun setelah big bang) sangat terang dan sangat panas, memancarkan sinar ultraviolet.

Karakteristik galaksi Zaman Reionisasi membuat atom-atom gas selubung alam semesta terionisasi. Alam semesta yang tadinya berselimut kabut jadi transparan dan bermandikan cahaya.

ADVERTISEMENT

Berapa Umur Galaksi Favoritmu?

Saat alam semesta meluas, cahaya dari galaksi super jauh meregang jadi gelombang yang lebih panjang. Perubahan panjang ini juga membuat warnanya jadi lebih merah, yang dikenal dengan fenomena redshift.

Rupanya, para astronom dapat mengukur redshift sebuah galaksi untuk mengetahui seberapa jauh gugus bintang tersebut, dan berapa umurnya sejak tercipta di awal alam semesta.

Penemuan Galaksi Tertua

Untuk mengukur galaksi, Kevin Hainline dari University of Arizona, Tucson dan rekan-rekan menggunakan Near-Infrared Camera (NIRCam) James Webb. Pengukuran ini disebut photometric redshift.

Pengukuran tersebut mengidentifikasi lebih dari 700 kandidat baru galaksi yang sudah ada sejak sekitar 370 juta-650 juta tahun lalu. Resolusi dan sensitivitas yang dimiliki observatorium memungkinkan para astronom mengintip lebih jelas galaksi-galaksi yang sangat jauh.

Alhasil, penggunaan teleskop ruang angkasa James Webb membantu para astronom mengungkap keberadaan hampir seribu galaksi yang sangat jauh. Sebelumnya, hanya puluhan galaksi yang dapat diamati lewat 8 redshift.

"Sebelumnya, galaksi-galaksi tertua yang bisa kami lihat hanya tampak seperti noda kecil. Namun, noda itu mewakili jutaan atau mungkin milyaran bintang di awal alam semesta," kata Hainline

"Sekarang, kita bisa lihat bahwa beberapa di antaranya adalah objek yang lebih kompleks dan memiliki strukturnya. Kita bisa lihat bagaimana gugus-gugus bintang itu lahir hanya beberapa juta tahun dari awal kehidupan," sambungnya.

Marcia Rieke dari University of Arizona, Tucson, salah satu pemimpin program JADES, mengatakan bahwa pembentukan bintang di awal munculnya alam semesta jauh lebih kompleks dari yang diperkirakan.

Rieke berharap programnya kelak bisa mendapati lebih banyak pengetahuan tentang misteri alam semesta dan galaksinya.

"Dengan JADES, kami ingin menjawab berbagai pertanyaan, seperti bagaimana gugus-gugus bintang itu menyusun dirinya sendiri? Seberapa cepat galaksi membentuk bintangnya? Kenapa sejumlah galaksi berhenti membuat bintang?" kata Rieke.




(twu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads