Peneliti Ungkap Jamur Bantu Pengendalian Emisi Karbon

ADVERTISEMENT

Peneliti Ungkap Jamur Bantu Pengendalian Emisi Karbon

Zefanya Septiani - detikEdu
Sabtu, 10 Jun 2023 06:00 WIB
COP27: Emisi Karbon Bahan Bakar Fosil Capai Rekor Tertinggi
Ilustrasi pencemaran udara akibat emisi karbon Foto: DW (News)
Jakarta -

Perlindungan hutan telah menjadi fokus utama akhir-akhir ini. Pasalnya, hutan memiliki berbagai sumber daya yang dapat membantu untuk meningkatkan kelayakan hidup manusia, salah satunya jamur.

Dituliskan dalam laman BBC Science Focus, penelitian terbaru mengungkap bahwa hubungan antara jamur dan tumbuhan di dalam tanah dapat membantu kita untuk menyimpan sebagian emisi karbon manusia.


Hubungan Antara Jamur dan Emisi Karbon

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diungkapkan oleh tim peneliti yang berasal dari Inggris, Afrika Selatan, dan Belanda bahwa setiap tahun tumbuhan dapat menyerap sekitar 13,12 gigaton karbon dioksida setara (CO2e) dari atmosfer ke dalam jamur mikoriza di dalam tanah. Karbon yang diserap ke dalam tanah setara dengan 36 persen emisi bahan bakar fosil global tahunan.

Penyerapan karbon dioksida pada jamur mikoriza terjadi karena hubungan simbiotik yang saling menguntungkan antara jamur mikoriza dan akar tanaman. Jamur akan menyediakan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan tanaman dan akan mengambil sebagian gula yang diproduksi tanaman dalam proses fotosintesis, serta karbon dioksidanya.

ADVERTISEMENT

"Penelitian ini memberi kita kesadaran akan peran potensial yang dimainkan oleh jamur dalam mengendalikan CO2 yang meningkat," jelas Dr Heidi Hawkins, peneliti tentang interaksi tanah-tanaman-mikroba di University of Cape Town, Afrika Selatan.

Ia menambahkan bahwa saat ini fokus utama ditempatkan pada perlindungan dan restorasi hutan sebagai cara alami untuk mengurangi perubahan iklim. Sayangnya, hanya sedikit perhatian yang diberikan pada nasib karbon dioksida yang dipindahkan dari atmosfer selama fotosintesis oleh tanaman dan dikirim ke bawah tanah ke jamur mikoriza.


Jamur Berperan dalam Transportasi Karbon

Meskipun hubungan simbiotik antara jamur mikoriza dengan tumbuhan, tetapi baru-baru ini para ilmuwan menemukan bahwa jamur juga bertindak sebagai pintu gerbang bagi karbon untuk masuk ke dalam tanah.

Diketahui, jamur mikoriza akan mengangkut nutrisi dan mineral melalui tanah menggunakan jaringan berfilamen yang luas yang disebut sebagai miselium. Bagi beberapa jenis jamur makroskopis yang akan melepaskan spora untuk membantu reproduksinya, jaringan tersebut akan terletak di bawah tubuh buah mereka.

Jaringan miselium milik jamur mikoriza akan diperluas menggunakan karbon yang mereka dapatkan. Ternyata, hal tersebut dapat membantu memperkuat struktur tanah. Sayangnya, hingga kini para peneliti belum mengetahui berapa lama karbon tinggal dalam jamur.

"Walaupun jamur mikoriza tentu saja mengandung dan melepaskan karbon ke dalam tanah, saat ini kami belum tahu apakah jamur mikoriza adalah simpanan karbon (mempertahankan karbon) atau penyerap karbon (meningkatkan karbon dari waktu ke waktu)," jelas Hawkins.

"Namun demikian, sudah ada beberapa tindakan praktis yang dapat kita lakukan, misalnya dengan melestarikan daerah-daerah di mana kita tahu bahwa asosiasi mikoriza tertentu tersebut menghasilkan alokasi karbon yang tinggi ke dalam tanah (hutan dan heathland)," tambahnya.

Kemudian, para peneliti turut menekankan perlunya penelitian lebih lanjut karena Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UN Food and Agriculture Organisation (FAO) telah memperingatkan bahwa 90 persen tanah dapat terdegradasi pada tahun 2050.

"Banyak kegiatan manusia yang merusak ekosistem di bawah tanah. Selain membatasi kerusakan, kita perlu meningkatkan tingkat penelitian secara radikal," pungkas Merlin Sheldrake, penulis buku 'Entangled Life: How Fungi Make Our Worlds, Change Our Minds And Shape Our Futures'.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads