Kata 'Sherpa' sempat menjadi Trending Twitter beberapa waktu lalu. Mereka berhasil menyelamatkan nyawa pendaki asal Malaysia dari dinginnya Gunung Everest. Sebenarnya, siapa mereka?
Suku Sherpa adalah kudu asli yang tinggal di lereng Pegunungan Himalaya, tempat Gunung Everest berada. Sejumlah kecil dari mereka juga tinggal di Amerika Utara, Australia, dan Eropa. Sherpa memiliki budaya Tibet yang kental dan berbicara dengan bahasa Sherpa. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai tour guide untuk turis dan pendaki.
Selama bertahun-tahun, mereka menarik perhatian dunia karena tinggal di wilayah dengan cuaca ekstrem. Bahkan, keberadaan mereka terekam dalam film dokumenter 2015 berjudul 'Sherpa'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jago Mendaki Tapi 'Tidak Pernah' Mendaki
Istilah Sherpa dalam Ensiklopedia Britannica juga mengacu pada berbagai kelompok etnis yang jago dalam mendaki gunung dan trekking.
Namun hingga abad ke-20, para Sherpa diketahui belum mencoba mendaki gunung di kawasan tersebut. Hal ini dilatarbelakangi anggapan suku tersebut bahwa gunung adalah rumah dewa.
Meskipun sejak itu mereka menjadi tour guide pendaki gunung, para Sherpa mempertahankan rasa hormat mereka terhadap pegunungan dan berusaha mencegah pendaki asing terlibat dalam aktivitas mencemari, seperti membunuh hewan dan membakar sampah, yang mereka khawatirkan akan membuat marah para dewa.
Punya Fisik yang Unik
Tinggal di salah satu wilayah terdingin di dunia membuat mereka memiliki fisik yang adaptif dalam suhu ekstrem. Menurut studi dari The National Academy of Science, Suku Sherpa memiliki darah yang berbeda dengan manusia pada umumnya.
Hal ini berangkat dari darah Suku Sherpa yang ternyata lebih encer. Protein dalam sel darah merah atau hemoglobin mereka ternyata lebih sedikit dengan kapasitas oksigen yang terbatas, membuat darah lebih mudah mengalir dan mengurangi tekanan pada jantung.
Selain itu, jaringan tubuh Suku Sherpa mampu memanfaatkan oksigen dengan membatasi jumlah lemak tubuh yang dibakar dan memaksimalkan konsumsi glukosa. Dengan kata lain, tubuh mereka justru membakar gula tubuh daripada lemak tubuh.
Hasilnya, para Sherpa bisa mendapatkan lebih banyak kalori per unit oksigen yang dihirup. Mereka juga memiliki energi 30% lebih banyak daripada orang di dataran rendah. Manusia super!
(nir/nwk)