Mengorok atau mendengkur adalah kondisi umum yang bisa terjadi bagi banyak orang termasuk anak-anak dan bayi. Tapi bagaimana jika mengorok dengan sangat kencang, apakah normal?
Suara serak yang dihasilkan selama tidur mungkin hal normal tapi bagi sebagian orang bisa merupakan tanda awal dari risiko kesehatan.
Ahli memperingatkan, penting untuk mencatat variasi mendengkur dari malam ke malam. Apakah suara dengkuran cenderung menurun atau justru bisa sangat kencang dan mengganggu orang lain, baik untuk teman sekamar atau pasangan tidur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faktanya, mendengkur bisa sangat mengganggu orang tapi sangat jarang bagi pendengkur untuk bangun dari kebisingannya sendiri.
Bagaimana Seseorang Bisa Mendengkur?
Dikutip dari Sydney Centre for TMJ & Sleep Therapy, mengorok adalah suara dihasilkan ketika seseorang bernapas saat tidur. Udara mengalir melalui hidung dan/atau mulut, sepanjang jalan napas, dan kemudian bergetar melalui lidah, langit-langit lunak, dinding tenggorokan, uvula, dan amandel.
Mengorok terjadi ketika otot-otot di sekitar saluran udara menjadi rileks. Jaringan lunak di bagian belakang tenggorokan runtuh dan sangat membatasi udara untuk lewat dengan bebas.
Hal ini yang menyebabkan seseorang tidak mendengar dengkuran sendiri, karena otot-ototnya tegang. Saat saluran udara menyempit, semakin banyak jaringan bergetar.
Pada dasarnya, mendengkur keras disebabkan oleh turbulen aliran udara dan penyempitan jalan napas melalui saluran yang longgar.
Alasan Bisa Mengorok Sangat Kencang
Melansir laman Cleveland Clinic, mengorok dengan suara yang keras dan menggelegar dapat mengindikasikan sleep apnea atau suatu kondisi yang menyebabkan seseorang berhenti bernapas saat tidur.
Jika mengorok terjadi bersamaan dengan episode apnea (terengah-engah saat tidur) dan gejala lain seperti kelelahan atau lekas marah, maka seseorang perlu berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan.
Selain itu, mengorok dengan suara sangat keras juga disebabkan oleh faktor kelebihan berat badan dan obesitas. Tetapi juga bisa turun temurun dan cenderung memburuk seiring bertambahnya usia.
Berikut adalah beberapa faktor lain yang berkontribusi terhadap suara mengorok yang keras:
- Saluran hidung tersumbat (alergi atau pilek)
- Minum alkohol
- Mengonsumsi obat tertentu yang menyebabkan kantuk dan otot menjadi lebih rileks
- Merokok, terpapar asap rokok orang lain
- Rahang overbite atau terlalu kecil
- Amandel yang membesar (terutama di kalangan anak-anak)
- Tonus otot tenggorokan rendah (tidak fit atau karena usia tua)
- Deviasi septum (menyebabkan hambatan aliran udara melalui hidung)
- Kurang tidur (kurang tidur menyebabkan otot mulut lebih rileks)
- Posisi tidur (tidur telentang dapat menyebabkan gravitasi menarik lidah Anda lebih jauh dan mengerutkan otot tenggorokan)
- Obstructive Sleep Apnea (OSA, gangguan tidur serius yang menyebabkan jaringan mulut memblokir sebagian atau seluruhnya saluran udara selama tidur).
(faz/nwk)