.webp)
Wondama adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua Barat yang memiliki catatan sejarah penting berkaitan dengan awal bertumbuhnya pendidikan modern khusus bagi orang Papua.
Di Kampung Miei distrik Wasior Kota, Wondama terdapat tempat pertama pendidikan modern orang Papua. Tempat tersebut adalah sekolah pendidikan guru desa yang pertama kali dibuka pada 1925.
Melansir laman Kemdikbud RI, sekolah pendidikan guru ini didirikan khusus bagi putra-putra asal Papua di wilayah bagian Barat dan Utara Papua. Sejak 1925 hingga 1945 Wondama menjadi tempat pendidikan modern orang Papua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendidikan dan Penyebaran Agama
Pembukaan sekolah guru di Miei dilakukan guna menjawab kebutuhan guru, seiring dengan dibukanya beberapa sekolah di kampung-kampung di Papua.
Melalui lembaga pendidikan ini kelompok awal elit Papua bukan hanya menerima materi secara perlahan-lahan mulai menyadari makna kepapuaan di antara mereka.
Namun perlu ditegaskan bahwa pendidikan awal ini yang dilaksanakan untuk memperkenalkan dan mengajarkan agama Nasrani kepada orang Papua.
Kehadiran Injil di wilayah ini menjadi peristiwa yang sangat penting bukan saja pertanda bahwa masyarakat di Wondama mulai mengenal ajaran Nasrani.
Kehadiran injil di Wondama juga tidak terlepas dari masuknya Injil pertama kali di Mansinam pada 5 Februari 1855 oleh Ottho Gerhard Herdring dan pendeta Johann Gottlob Geissler.
Masuknya Injil di Mansinam, bukan saja merupakan awal dari agama Nasrani diterima orang Papua. Pentingnya peran agama Nasrani ini dapat dilihat dari berbagai perubahan yang terjadi dalam masyarakat Papua di seluruh Tanah Papua hingga dewasa ini.
Pendidikan untuk Bisa Hidup Mandiri
Pendidikan di Wondama ini berbeda dengan pendidikan yang diselenggarakan di Mansinam yang muridnya bukan hanya berasal dari Papua tetapi juga, dari Ambon, Sanger dan keturunan China.
Pendidikan di Wondama hanya dikhususkan bagi anak-anak asli Papua yang berasal dari Biak, Serui, Numfor, Sorong, Jayapura dan Nabire.
Pendidikan ini juga berfungsi untuk menempatkan siswa sesuai tujuannya dan dapat menghasilkan sesuatu yang tidak diharapkan. Pendidikan guru desa di Miei ini berpola asrama mereka dididik untuk hidup mandiri sehingga mereka sendiri dapat berprestasi.
Pelajaran yang diajarkan adalah membaca, menulis, dan berhitung. Di samping itu pelajaran agama yang diajarkan yaitu mendengarkan bacaan-bacaan Alkitab, belajar bernyanyi, dan berdoa.
Selama berjalan, pendidikan yang berlangsung telah menimbulkan perubahan pada orang Papua. Di Miei Kabupaten Teluk Wondama telah membawa perubahan yang sangat mendasar di antara orang Papua yang berbeda suku dan yang berkumpul di Miei.
(faz/nwk)
