Kisah Suster Emmy Saelan Jadi Mata-mata Intai Belanda, Gugur Bersama Granat

ADVERTISEMENT

Kisah Suster Emmy Saelan Jadi Mata-mata Intai Belanda, Gugur Bersama Granat

Al Khoriah Etiek Nugraha - detikEdu
Sabtu, 29 Apr 2023 18:00 WIB
Emmy Saelan
Foto: Emmy Saelan. (dok. istimewa)
Jakarta -

Mungkin masih banyak yang belum mengenai Emmy Saelan. Dia merupakan salah satu pahlawan Indonesia dengan kisah heroik yang menarik.

Emmy Saelan seorang pejuang asal Sulawesi Selatan. Semasa hidup, dia adalah perawat yang ikut melawan saat Belanda kembali ingin berkuasa pada 1945-1949.

Emmy Saelan melakukan berbagai bentuk perjuangan, misalnya bergabung dengan Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi atau LAPRIS di bawah komando Ranggong Daeng Romo pada 1946.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini seperti diungkapkan oleh Sejarawan Universitas Hasanuddin (Unhas), Ilham Daeng Makkelo kepada detikSulsel pada (21/4/2022) lalu.

"Bentuk perlawanannya macam-macam. Terjun langsung ke dalam medan pertempuran, membantu pasukan yang bertempur langsung, menjadi mata-mata, dapur umum, persiapan-persiapan lainnya, dan sebagainya," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Emmy Saelan bergabung dengan LAPRIS sebagai penanggung jawab bagian Palang Merah. Dia bertugas merawat para pejuang yang terluka.

Meski demikian, Emmy Saelan tidak berhenti di sana. Perempuan pejuang tersebut ikut angkat senjata.

Bertugas Melakukan Spionase

Salah satu misi yang diemban Emmy Saelan adalah spionase, demikian dikatakan dalam jurnal nasional Universitas Negeri Makassar (UNM) bertajuk "Emmy Saelan: Perawat yang Berjuang".

Emmy bertindak sebagai mata-mata yang mencari informasi soal kekuatan KNIL/NICA di Makassar. Dia dipilih dengan pertimbangan pernah bertugas di Rumah Sakit Stella Marris dan dinilai paham seluk beluk Kota Makassar.

Sangkala Tinggi mendampinginya saat melancarkan misi tersebut. Sesampaimdi pinggiran kota, Emmy Saelan dan Sangkala Tinggi menanti waktu yang pas untuk menyusup ke kota.

Sayang kesempatan yang tepat tak kunjung datang meski dua hari menunggu. Sangkala Tinggi pun memutuskan bertolak ke markas LAPRIS di Takalar dan bertemu Ranggong Daeng Romo.

Namun, Emmy Saelan memutuskan tetap di lokasi pemantauan dan menunggu waktu yang pas untuk menyusup.

Ledakkan Granat

Berdasarkan laporan Sangkala Tinggi, disebut bahwa penyusupan gagal. Dia juga melaporkan berpapasan dengan iring-iringan pasukan LAPRIS dalam perjalanan.

Oleh sebab itu, Ranggong Daeng Romo memerintah Sangkala Tinggi dan seorang pemuda bernama Sonrong untuk menyusul pasukan tersebut.

Sebelum Sangkala menyusul, pasukan ini sudah ada di pinggiran kota dan bergabung dengan Emmy Saelan yang tengah di lokasi pemantauan. Akhirnya, posisinya pun terbaca oleh KNIL/NICA. Kontak senjata pun tak terelakkan.

Pada 20 Januari 1947, kontak senjata antara pasukan LAPRIS yang termasuk di dalamnya Emmy Saelan dengan KNIL/NICA berlangsung sampai malam. Posisi mereka terdesak sampai daerah Tidung.

Besoknya, sejumlah pasukan LAPRIS tertangkap dan dijadikan tawanan. Sementara, Emmy Saelan sudah terkepung KNIL/NICA.

Dijelaskan dalam Gerakan Literasi Nasional Kemendikbud, ketika pasukan masuk ke markas-markas laskar pemuda termasuk Desa Tidung, Wolter Monginsidi yang tengah memimpin pasukan Laskar Pemuda di Tidung meminta Emmy Saelan memisahkan diri dan menuju ke kassi-kassi membawa pemuda yang terluka.

Perjalanan Emmy Saelan tak berjalan lancar. Mereka bertemu pasukan KNIL/NICA.

Kalah jumlah membuat Emmy Saelan dan yang lain terdesak. Belanda juga mencoba membujuk Emmy Saelan untuk menyerahkan diri.

Namun, Emmy Saelan enggan menyerah. Dia melawan dengan cara melempar granat. Ledakan granat memang menghancurkan tentara KNIL/NICA, tetapi Emmy Saelan pada akhirnya ikut gugur.

Ilham Daeng Makkelo menuturkan, pada posisi sulit Emmy Saelan melakukan perlawanan bersenjata secara terbuka.

"Emmy Saelan terkenal dengan keinginannya untuk tidak menyerah maka dia melakukan tindakan meledakkan granat. Meledakkan granat merupakan puncak dari perlawanannya Emmy Saelan," terang sejarawan Unhas itu.




(nah/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads