Kenapa Angin Topan Tidak Melintas di Garis Khatulistiwa?

ADVERTISEMENT

Kenapa Angin Topan Tidak Melintas di Garis Khatulistiwa?

Martha Grattia - detikEdu
Rabu, 12 Apr 2023 17:30 WIB
Peristiwa banjir hingga badai topan menghantam sejumlah wilayah di California. Mobil-mobil ini jadi korban akibat peristiwa tersebut.
Foto: Gabrielle Lurie/Getty Images
Jakarta -

Angin topan yang dikenal sebagai siklon tropis kerap terjadi di daerah tropis. Namun angin topan tidak pernah terjadi di khatulistiwa. Kenapa?

Dilansir dari laman Live Science, seorang ahli meteorologi yang telah pensiun dari University of Hawaii bernama Gary Barnes mengatakan bahwa angin topan atau siklon tropis sangat jarang terbentuk dalam jarak beberapa derajat dari garis khatulistiwa atau satu derajat lintang mencakup sekitar 69 mil atau 111 kilometer.

Barnes mengungkapkan alasan angin topan tidak terjadi di khatulistiwa terkait dengan mengapa siklon tropis berputar, yang disebabkan oleh putaran Bumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di khatulistiwa, bahkan ketika udaranya tenang, planet dan atmosfer di atasnya bergerak dengan kecepatan lebih dari 1.600 km/jam. Gerakan ini mengikuti arah putaran bumi dari barat ke timur.

Lingkar bumi terbesar di khatulistiwa yang artinya apapun yang berdiri di garis khatulistiwa akan bergerak lebih cepat ke arah timur daripada apapun yang berada jauh dari garis khatulistiwa. Dan dalam waktu yang sama, apapun yang berada di garis ini akan menempuh jarak lebih jauh dari apapun di utara atau selatan di permukaan bumi.

ADVERTISEMENT

Udara yang bergerak ke utara dari khatulistiwa akan mengalir dengan cepat ke arah timur. Artinya udara yang bergerak ke utara dari khatulistiwa akan membelok ke kanan. Sebaliknya, udara yang mengalir ke selatan dari khatulistiwa akan tampak menyimpang ke kiri.

Fenomena ini dikenal dengan istilah efek Coriolis yaitu membantu mengendalikan arah putaran angin topan. Pada belahan bumi utara, udara berputar ke kanan ini menciptakan gerakan berputar berlawanan arah jarum jam dan sebaliknya akan terjadi di belahan bumi selatan.

Barnes juga mengatakan bahwa perputaran angin akan sangat lemah di dekat khatulistiwa namun akan menjadi lebih kuat saat garis lintang meningkat. Garis lintang yang lebih tinggi memiliki angin yang berputar lebih cepat untuk membantu mendorong pertumbuhan badai topan. Inilah yang menyebabkan tidak terbentuknya siklon tropis atau topan di dekat khatulistiwa.

Perubahan Iklim Memengaruhi Siklon Tropis

Namun masih ada pengecualian tidak terbentuknya topan di khatulistiwa. Seperti yang terjadi di Laut Cina Selatan pada tahun 2001 lalu yang dikenal dengan Siklon tropis Vamei.

Menurut Barnes, siklon tropis ini meningkat dalam 2 derajat dari garis khatulistiwa. Namun sirkulasi yang baru ini terbentuk lebih awal dan lebih jauh dari garis khatulistiwa. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa angin yang berinteraksi dengan kepulauan Indonesia ini telah menghasilkan rotasi yang memunculkan Vamei.

Seorang ilmuwan atmosfer di University of Albany di New York bernama Paul Roundy mengatakan bahwa jika siklon tropis melintasi garis khatulistiwa, maka akan membuat udara yang berputar ke arah yang berlawanan. Namun Barnes mengatakan bahwa kemungkinan besar akan membuat badai lemah dan runtuh.




(nwy/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads