Hewan pengerat terbesar di dunia, kapibara, dikenal sebagai hewan yang mudah bersosialisasi dengan binatang lain. Tak heran panggilan 'Masbro' langsung melekat dengan hewan ini.
Selain itu, kapibara juga bisa hidup di mana saja, lho. Temuan ini berkaitan erat dengan makanan kapibara.
Kapibara secara alami hidup di padang rumput yang luas, lahan basah, dan sungai di seluruh Amerika Selatan. Nama mereka secara harfiah berarti pemakan rumput dalam bahasa Tupi, yang berasal dari Brasil dan daerah lain di Amerika Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun para ilmuwan menemukan, kapibara tak hanya mengunyah rumput, tapi juga dedaunan hijau lainnya. Publikasi di Journal of Zoology pada 27 Februari itu menunjukkan, kapibara memiliki fleksibilitas diet yang membantu populasinya meningkat serta bisa bertahan hidup di berbagai wilayah.
"Jika pola makan suatu spesies sangat terspesialisasi, itu akan membatasi kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan ekosistem," kata Maria Luisa Jorge, ahli ekologi di Universitas Vanderbilt di Nashville dalam Science News.
"Kapibara makan banyak rumput, kami menyebutnya pemakan rumput, tapi mereka bisa memakan yang lain," lanjutnya.
Kesuksesan itu terlihat di SΓ£o Paulo, kota metropolis terpadat di Brasil. Uniknya, kapibara ini akan merajah rerumputan di Universitas San Paulo.
Mereka juga akan berjalan di sepanjang jalan raya dan ladang pertanian. Di mana wilayah itu akan memberi mereka akses mudah ke tanaman yang kaya kalori.
Marcelo Magioli, ahli ekologi di Instituto PrΓ³-CarnΓvoros di Brasil, ingin tahu apa yang dimakan kapibara di sekitar Brasil untuk bertahan hidup di lanskap yang terus berubah. Jadi dia dan rekan-rekannya melakukan penelitian untuk mendapat jawaban.
Metode Penelitian
Magioli dan tim mengambil sampel rambut dari 210 kapibara di 13 populasi berbeda yang hidup di lingkungan alami hingga lingkungan yang sangat padat di sekitar Brasil. Beberapa hewan hidup di kota metropolitan SΓ£o Paulo yang ramai; yang lain tinggal di dekat ladang pertanian.
Tim juga mengambil sampel dua populasi di Pantanal, wilayah padang rumput banjir besar di Amerika Selatan. Para peneliti menganalisis isotop karbon, berbagai bentuk karbon yang dapat bertindak sebagai sidik jari kimia, pada rambut kapibara. Isotop karbon memberi tahu para ilmuwan berapa banyak rumput dan tumbuhan hutan yang dimakan oleh hewan.
Kapibara Pemakan Segala Rerumputan
Hasilnya, kapibara dengan akses ke tanaman tetap memakan rerumputan. Sedangkan kapibara di daerah perkotaan dan di Pantanal mengunyah pohon, tanaman merambat dan bahkan kaktus yang tersedia bagi mereka, daripada mencari rumput secara selektif.
"Saya pikir perilaku makan yang paling mengesankan dari spesies ini adalah mereka dapat bertransisi antara makanan yang disukai dan yang tidak disukai sehingga mereka dapat bertahan hidup di hampir semua habitat," kata Magioli.
Bisa Berdampak Buruk
Sementara diet fleksibel mungkin berarti kapibara selamat dari beberapa perubahan ekosistem besar, tidak berarti kabar baik. Kabipara bisa menjadi terlalu besar dan menderita kesehatan yang buruk, serta dipandang sebagai hama oleh petani karena memakan atau merusak tanaman.
Selain itu, kapibara yang berkeliaran di pemukinan padat bisa tertabrak kendaraan. Bahkan kutu yang dibawa hewan pengerat itu dapat menularkan demam bintik Brasil yang mematikan ke manusia.
(nir/nwk)