Banyak orang memasang ekspresi bahagia, meskipun sebenarnya sedang bersedih. Apakah detikers salah satunya?
Ada hipotesis yang menyebut bahwa emosi yang dirasakan seseorang juga dipengaruhi ekspresi wajahnya. Sebagai contoh, tersenyum akan membuat suasana hati seseorang menjadi lebih baik. Namun, benarkah demikian?
Sebuah penelitian pada Oktober 2022 lalu mengungkap, ada gagasan ilmiah di balik hipotesis tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Benarkah Tersenyum Membuat Suasana Hati Lebih Baik?
Senyuman, yang bahkan yang dipaksakan, disebut membuat suasana hati lebih baik karena ekspresi wajah memberikan umpan balik sensorimotor yang berkontribusi pada sensasi emosi.
Hipotesis mengenai ekspresi wajah ini mendukung teori bahwa pengalaman emosional dipengaruhi umpan balik dari sistem saraf tepi.
Guna menyelidikinya, tim peneliti memulai proyek riset ambisius dengan merekrut hampir 4.000 peserta dari 19 negara.
Dengan partisipan riset sebanyak itu, para peneliti coba mengetahui apakah tersenyum, baik secara sadar atau tidak sengaja, benar-benar dapat memengaruhi suasana hati seseorang menjadi lebih baik.
Relawan dibagi ke dalam tiga kelompok. Kelompok pertama diperlihatkan gambar seorang aktor yang tersenyum dan diminta untuk menirukan gambar itu.
Kelompok kedua diberi instruksi tentang cara mengatur otot wajah. Tanpa disadari, mereka mencoba ekspresi tersenyum. Sementara kelompok ketiga diminta memegang pena di mulut mereka dengan gigi atau bibir mereka dan salah satunya diminta memasang ekspresi tersenyum.
Berdasarkan eksperimen tersebut, setidaknya sebagian di antara responden merasa lebih senang.
"(Gagasan) bahwa tersenyum akan membuat Anda merasa lebih gembira, mungkin patut dicoba," kata ketua peneliti, Nicholas Coles kepada Today, dikutip dari IFL Science.
"Tapi Anda seharusnya tidak melihat hal ini sebagai pengganti terapi," imbuhnya.
Sementara, potensi merasa tidak nyaman menurut ahli juga dapat dipicu ekspresi wajah yang negatif. Menurut pernyataan Thea Gallagher, seorang psikolog di NYU Langone Health yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut kepada Today, memasang wajah jijik akan memicu perasaan jijik yang lebih intens.
Studi mengenai senyuman ini telah diterbitkan dalam jurnal Nature Human Behavior dengan judul "A Multi-lab Test of the Facial Feedback Hypothesis by the Manu Smiles Collaboration".
(nah/twu)