9.479 Otak Manusia Jadi Koleksi Kampus di Denmark, Kok Bisa?

ADVERTISEMENT

9.479 Otak Manusia Jadi Koleksi Kampus di Denmark, Kok Bisa?

Zefanya Septiani - detikEdu
Kamis, 30 Mar 2023 19:30 WIB
ilustrasi otak
Ilustrasi otak manusia Foto: thinkstock
Jakarta -

Salah satu organ yang memegang peranan penting dalam kehidupan manusia adalah otak. Namun, tahukah kamu bahwa di University of Southern Denmark di Odense menyimpan kumpulan otak terbesar di dunia dalam ruang bawah tanahnya.

Yuk, simak penjelasannya yang mengutip dari Science Alert.

Penyimpanan Otak Manusia

University of Southern Denmark di Odense memiliki rak yang berjejer dalam ruang bawah tanahnya untuk menyimpan kumpulan otak terbesar manusia. Terdapat 9.479 organ yang didapatkan dari pasien dengan gangguan mental selama empat dekade sampai sekitar tahun 1980.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Organ-organ tersebut diawetkan dalam formalin dalam ember putih besar yang diberi nomor. Koleksi tersebut merupakan hasil kerja seumur hidup yang dilakukan oleh psikiater Denmark yaitu Erik Stromgren.

Jesper Vaczy Kragh yang merupakan seorang ahli sejarah psikiatri mengungkapkan bahwa eksperimen ini dimulai pada tahun 1945 dan merupakan sebuah penelitian eksperimental.

ADVERTISEMENT

Stromgren menyebutkan ia dan rekan-rekannya berusaha untuk menemukan dalam otak tersebut di mana penyakit mental terlokalisasi dan jawaban atas penyakit yang diderita oleh sang empunya otak.

Otak-otak tersebut dikumpulkan setelah autopsi yang dilakukan pada jenazah yang diadakan di institut psikiatri di seluruh Denmark. Ternyata baik orang yang meninggal maupun keluarganya tidak dimintai izin terlebih dahulu.

Penjelasan yang disampaikan oleh Stromgren adalah bahwa praktik tersebut dilakukan dalam rumah sakit jiwa milik negara dan tidak ada orang luar yang kemudian mengajukan pertanyaan terkait apa yang terjadi di dalamnya. Sehingga pada saat itu hak-hak pasien bukanlah yang utama.

Melalui penelitian dari Universitas Copenhagen diketahui bahwa respons masyarakat malah sebaliknya. Mereka menganggap bahwa mereka harus dilindungi dari orang-orang yang berada di rumah sakit jiwa tersebut.

Antara tahun 1929 dan 1967, Undang-undang mensyaratkan orang yang dikirim ke rumah sakit jiwa untuk disterilkan. Hingga tahun 1989, mereka harus mendapatkan izin khusus jika ingin melakukan pernikahan.

Vaczy Kragh mengungkapkan Denmark pada saat itu menganggap pasien dengan gangguan jiwa merupakan beban bagi masyarakat dan akan menimbulkan masalah lain apabila mereka memiliki anak dan bebas.

Pada masa itu, setiap orang yang meninggal di Denmark akan diautopsi yang hanya merupakan prosedur rumah sakit. Namun, perkembangan prosedur pasca-mortem dan kesadaran akan hak pasien yang meningkat mengakhiri penambahan koleksi mulai dari tahun 1982.

Koleksi organ otak manusia juga menimbulkan perdebatan yang panjang dan panas terkait akan diapakan organ tersebut. Dewan Etik Negara Denmark akhirnya memutuskan orang tersebut hanya memperbolehkan organ tersebut untuk digunakan dalam penelitian ilmiah.


Penelitian Terhadap Otak

Koleksi yang sebelumnya disimpan di Aarhus, Denmark bagian barat kemudian dipindahkan ke Odense pada tahun 2018. Penelitian yang dilakukan pada koleksi tersebut selama bertahun-tahun mencakup berbagai penyakit, yaitu demensia, skizofrenia, gangguan bipolar dan depresi.

Dikutip dari CNN, ada sekitar 5.500 otak penderita demensia, 1.400 penderita skizofrenia, 400 penderita gangguan bipolar, 300 penderita depresi, dan lain-lain. Apa yang membedakan koleksi ini dari yang lain di dunia adalah otak yang dikumpulkan selama dekade pertama tidak tersentuh oleh obat-obatan modern

Direktur koleksi ini mengungkapkan perdebatan akan koleksi organ otak sudah berakhir. Saat ini orang kemudian berpendapat melalui koleksi organ akan dihasilkan penelitian ilmiah yang mengesankan dan berguna jika ingin tahu lebih banyak terkait penyakit mental.

Akibat dari jangka waktu perawatan sang empunya otak yang dapat mencapai setengah masa hidupnya atau lebih, diperkirakan mereka mungkin memiliki penyakit otak lainnya seperti stroke, epilepsi atau tumor otak.

Saat ini diketahui terdapat empat penelitian yang menggunakan koleksi tersebut. Knud Kristensen yang merupakan mantan ketua asosiasi kesehatan mental Denmark menyatakan saat ini koleksi tersebut harus benar-benar digunakan namun kendalanya ada pada sumber daya untuk mendanai penelitian.

Diketahui ahli saraf Suzana Aznar yang merupakan ahli parkinson dan bekerja di rumah sakit penelitian Kopenhagen yang saat ini menggunakan koleksi tersebut sebagai bahan dari proyek penelitian timnya.




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads