Pusing soal Karier & Hubungan, Bagaimana Cara Menghadapi Quarter Life Crisis?

ADVERTISEMENT

Pusing soal Karier & Hubungan, Bagaimana Cara Menghadapi Quarter Life Crisis?

Zefanya Septiani - detikEdu
Selasa, 21 Mar 2023 20:30 WIB
Closeup of sad young Asian woman at cafe leaning head on clasped hands and staring into vacancy. Tired freelancer feeling burnout. Stress and bad news concept
Foto: Getty Images/iStockphoto/MangoStar_Studio/ilustrasi quarter life crisis
Jakarta -

Ketika kita menginjak usia antara 20-30an kita dianggap sedang berada dalam waktu terbaik dalam kehidupan seseorang. Namun, pernahkan kalian yang berada dalam usia ini mencemaskan dan mempertanyakan kehidupan dan masa depan kita selanjutnya?

Pada saat kita merasakan seperti sedang mengalami ketidakpastian dalam hidup, merasa tidak bersemangat serta merasa tidak berkembang biasanya disebut sebagai quarter life crisis. Ketika kita mengalami fase ini kita kerap kali membutuhkan nasihat dari orang lain.

Untuk lebih mengenal apa itu quarter life crisis dan bagaimana cara menghadapinya, yuk simak penjelasan berikut ini sebagaimana dikutip dari Forbes dan Bradley University.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pengertian Quarter Life Crisis

Quarter life crisis adalah periode ketidakpastian dalam hidup yang terjadi pada rentang usia pertengahan 20 hingga awal 30. Krisis ini menyebabkan penderitanya untuk merasa terjebak, tidak terinspirasi dan mengalami rasa kecewa.

Penderita krisis ini akan merasa bahwa pekerjaan mereka terasa berhenti di tempat sedangkan teman lain terus membuat kemajuan dalam kariernya.

ADVERTISEMENT

Serta mempertanyakan mengapa mereka tidak memiliki kehidupan romansa yang berhasil ketika yang temannya sudah mulai membangun keluarga.

Penyebab dari munculnya krisis ini cukup banyak antara lain pencarian pekerjaan atau perencanaan karier, hidup sendiri untuk pertama kalinya, menavigasi hubungan dan membuat keputusan pribadi atau profesional jangka panjang.

Harvard Business Review kemudian melaporkan bahwa quarter life crisis terjadi dalam empat fase. Pertama, kita akan merasa terjebak dalam suatu bentuk komitmen baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Kemudian, kita merasa ada semacam perpisahan atau kesepian yang dapat terjadi akibat pindah ke kota baru atau mengakhiri hubungan asmara. Jika berada dalam fase ini kita akan merenungkan keberadaan kita dan merubah rencana masa depan kita.

Salah satu masalah utama dalam quarter life crisis adalah kita merasa bahwa kita tidak memiliki alasan untuk berjuang. Hal ini disebabkan karena pada usia ini seharusnya menyenangkan dan relatif mudah.

Ternyata hal tersebut dapat menyebabkan kita ataupun orang lain mungkin berusaha untuk mengabaikan masalah yang sedang terjadi. Padahal ketika kita merasa sedang berada dalam krisis ini sebaiknya kita menghadapinya.

Cara Menghadapi Quarter Life Crisis

Berikut ini merupakan tiga langkah yang dapat kalian lakukan untuk menghadapi quarter life crisis:

1. Mengetahui Pikiran dan Perasaan yang Dimiliki

Ketika kita akan membuat gerakan maju dalam kehidupan, kita harus terlebih dahulu untuk mengetahui di mana kita berada atau kondisi yang saat ini dihadapi.

Pertanyaan-pertanyaan terkait kebahagiaan dan masa depan harus diminimalisir karena kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi.

Pada saat kita memiliki kesadaran akan diri kita yang lebih baik, kita cenderung akan lebih berhati-hati akan apa yang kita rasakan dan pikirkan.

Setelah mengetahui apa yang baik bagi diri kita pada kondisi sekarang, kita harus merealisasikan hal tersebut agar terjadi perubahan.

Hal tersebut dapat kita lakukan dengan membuat pola aktivitas yang membuat kegiatan sehari-hari kita terekam.

Kemudian kita akan mengetahui di mana waktu kita paling lama dihabiskan dan lingkungan mana yang menimbulkan stres dan kecemasan kita.

Pada fase ini, jika bisa disimpulkan, kita terima dulu semua kenyataan yang kita hadapi dengan apa adanya. Kemudian coba menghitung waktu, dalam 24 jam kita melakukan apa saja. Hasilnya, kita akan tahu rencana yang bisa dilakukan ke depannya.

2. Membuat Keputusan Tanpa Rasa Takut

Seringkali banyaknya kemungkinan yang akan terjadi di depan, membuat kita semakin sulit untuk mengambil keputusan.

Padahal dalam setiap keputusan, sangat penting untuk kita memahami apa yang sebenarnya kita inginkan.

Ketika kita akan membuat keputusan terutama keputusan yang besar dalam hidup, penting untuk membuang terlebih dahulu rasa takut yang kita miliki.

Sebab, rasa takut itu dapat memengaruhi kita untuk menghindari akan keputusan yang akan kita ambil.

Simpelnya untuk melakukan fase ini, analisa semua rencana yang akan dilakukan dan tulis risiko apa saja yang kemungkinan akan terjadi. Sehingga bukannya takut, kita akan berani mengambil keputusan berdasarkan risiko yang sanggup kita hadapi.

3. Memercayai Ketidaknyamanan

Setelah mengambil keputusan, kita akan memasuki fase untuk bertahan akan keputusan yang sudah kita ambil. Bertahan dalam situasi tersebut merupakan kondisi yang sulit terlebih jika kita berada dalam situasi yang tidak nyaman.

Quarter life crisis sendiri juga kerap disebutkan sebagai krisis identitas diri. Pada saat kita punya pandangan terhadap sesuatu sejak lama, itu bisa saja menjadi tidak selaras dengan situasi yang kalian hadapi dan akan membuat kita merasa sulit dan tidak nyaman.

Ketidaknyamanan akan identitas baru yang kita miliki merupakan bagian alami dari proses. Oleh sebab itu kita harus melatih belas kasih diri dan mempercayai bahwa kita akan menemukan jalan yang tepat.

Analogi yang tepat untuk menggambarkan fase ini adalah ketika kecil kita membuat keputusan untuk ingin bisa menaiki sepeda. Kemudian kita belajar sepeda dengan segala risiko termasuk jatuh, terluka, dan berdarah sehingga membuat kita takut.

Namun, ketika kita sudah bisa menaiki sepeda, kita akan paham bahwa proses khawatir dan takut sebagai ketidaknyamanan adalah bagian dari cara alami untuk kita bertumbuh.

Oleh karena itu, saat quarter life crisis melanda dan ketidaknyamanan datang, kita perlu menyadari dengan penuh bahwa ini bagian dari pertumbuhan dalam hidup dan tugas kita hanya menjalani dengan sebaik mungkin.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads