Pernah mendengar suara serangga yang cukup bising di malam hari? bisa jadi itu adalah ulah dari serangga bernama tonggeret. Tapi apakah tonggeret bisa mendengar kebisingannya sendiri? bagaimana kondisi telinganya?
Melansir Science News, peneliti di China belum lama ini melaporkan kepada Prosiding National Academy of Sciences dan menemukan dua puluh empat fosil tonggeret yang berusia sekitar 160 juta tahun.
Penemuan itu sekaligus mengungkap, adanya bentuk telinga serangga paling awal yang diketahui.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut peneliti, sensor suara kuno yang identik dengan yang ditemukan pada tonggeret ini mungkin telah menerima panggilan frekuensi jarak pendek pertama dan membantu serangga bersembunyi dari pemangsa.
Tonggeret Memiliki Gendang Telinga
Serangga merupakan penghuni daratan pertama yang mengirimkan gelombang suara melalui udara. Hal ini memungkinkan untuk serangga berkomunikasi dalam jarak yang lebih jauh dari penglihatan.
Sementara itu, beberapa serangga menggunakan antenanya untuk mendeteksi getaran di udara. Namun berbeda dengan tonggeret yang memiliki telinga seperti mamalia yang menggunakan gendang telinga untuk mendengar.
Menurut Chunpeng Xu, seorang ahli paleontologi dari Institut Geologi dan Paleontologi Nanjing di China dan rekannya mengungkapkan bahwa karena gendang telinga serangga yang terawat baik itu langka dalam catatan fosil, maka tidak jelas bagaimana telinga tonggeret ini berevolusi.
Kemampuan Mendengarkan Tonggeret
Analisis fosil China mendorong catatan yang diketahui mengenai kemampuan telinga tonggeret jantan dan betina untuk mendengarkan calon pasangan atau pesaing jantan pada sekitar 157 juta dan 166 juta tahun yang lalu.
Sebelum tonggeret, pemegang rekor sebelumnya untuk telinga serangga adalah jangkrik tertua yang ditemukan di Colorado yang berusia sekitar 50 juta tahun.
Terlebih lagi, struktur penghasil suara dari 87 fosil sayap tonggereng jantang dari Cina, Afrika Selatan, dan Kyrgyzstan yang berasal sekitar 157 juta hingga 242 juta tahun yang lalu ini mungkin telah menghasilkan berbagai kicauan, termasuk panggilan frekuensi tinggi hingga 16 kilohertz. (Sebagai perbandingan, manusia mendengar dengan frekuensi sekitar dari 20 hertz hingga 20 kilohertz.)
Menurut Xu, tonggeret dapat berkomunikasi dalam jarak pendek juga apabila kicauan frekuensi tinggi tidak bergerak jauh.
Sifat yang dimiliki tonggeret ini mungkin berguna karena pendengaran mamalia meningkat pada waktu yang sama. Dengan membatasi jangkauan, beberapa panggilan dapat membantu tonggeret bersembunyi dari penyadap predator dalam menemukan kawanan serangga.
(faz/faz)