Ilmuwan Temukan Metode Pendinginan yang Ramah Lingkungan

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Temukan Metode Pendinginan yang Ramah Lingkungan

Muhammad Alfathir - detikEdu
Jumat, 01 Nov 2024 18:00 WIB
makanan yang tak bisa disaimpan dalam kulkas
Foto: Getty Images/iStockphoto
Jakarta -

Kulkas selama ini dikenal sebagai alat pendingin yang umum digunakan oleh kebanyakan orang. Namun, tahukah detikers bahwa bahan kimia yang digunakan pada kulkas konvensional dapat berdampak buruk bagi lingkungan?


Hal ini kemudian mendorong para peneliti dari Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley dan Universitas California untuk menciptakan cara baru dalam mendinginkan makanan yang ramah lingkungan. Lantas, cara baru apa yang digunakan?


Untuk itu, simak penjelasan para ahli berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Metode Pendinginan Ionokalori

Secara sederhana, kulkas bekerja dengan memindahkan panas dari dalam ke luar. Di dalam kulkas, terdapat cairan khusus yang menyerap panas dan berubah menjadi gas. Gas ini kemudian dipompa melalui tabung tertutup, lalu didinginkan kembali hingga menjadi cairan.

ADVERTISEMENT


Proses ini terus berulang sehingga suhu di dalam kulkas tetap dingin. Cairan ini dikenal sebagai refrigeran, yakni bahan kimia yang berfungsi menyerap dan memindahkan panas. Namun, penggunaan refrigeran dalam jangka panjang dapat menyebabkan pemanasan global.


Dalam studi yang berjudul Ionocaloric Refrigeration Cycle yang diterbitkan pada 2022, peneliti Drew Lilley dan Ravi Prasher mengembangkan metode pendinginan alternatif yang dinilai lebih aman bagi lingkungan.


Metode ini bernama pendinginan ionokalori yang berhasil dikembangkan oleh Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley dan Universitas California. Metode ini memungkinkan es mencair tanpa menaikkan suhu dengan menggunakan partikel-partikel ion.


Para peneliti menggunakan ion berupa garam yang dibuat dengan yodium dan natrium untuk melelehkan etilena karbonat. Ion ini kemudian akan meningkatkan efisiensi refrigeran pada pendingin dengan cara menggeser titik leleh material untuk mengubah suhu.


"Metode ini dapat membuat sistem tidak hanya menjadi nol Global Warming Potential (GWP), tetapi juga negatif GWP," kata insinyur mekanik sekaligus peneliti, Drew Lilley kepada Science Alert.

Tantangan Mengatasi Dampak Buruk Lingkungan

Insinyur mekanik dan peneliti dari Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley, Ravi Prasher, menjelaskan bahwa terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk mengurangi dampak pendinginan pada lingkungan, yakni potensi pemanasan global (GWP) refrigeran, efisiensi energi, dan biaya peralatan.


Prasher mengatakan sejak percobaan pertama, metode ionokalori sangat menjanjikan pada ketiga aspek tersebut, dikutip dari Science Alert.


Saat ini, para peneliti sedang mengembangkan teknologi untuk menerapkan metode ini secara praktis agar dapat digunakan di seluruh dunia. Beberapa negara telah menandatangani Amandemen Kigali untuk berkomitmen mengurangi produksi dan konsumsi Hydrofluorocarbon (HFC) setidaknya 80 persen selama 25 tahun ke depan.


"Sekarang, kami tengah bereksperimen dengan berbagai kombinasi bahan dan teknik untuk mengatasi tantangan ini," ujar Prasher.




(nwy/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads