Himbauan untuk hidup sehat memang terus digaungkan oleh banyak orang. Bahkan kini banyak pilihan bahan pangan agar menunjang gaya hidup seseorang lebih baik.
Salah satunya adalah penggunaan pemanis buatan yang digadang memiliki rendah kalori bahkan 0 kalori dan juga rendah karbohidrat. Ada banyak jenis pemanis buatan, seperti erythritol.
Erythritol merupakan pengganti gula yang dihasilkan dari beberapa tanaman seperti anggur dan jamur. Pemanis tersebut diproduksi secara industri dan bisa ditambahkan ke makanan ataupun minuman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dibalik manfaatnya yang baik untuk mereka yang sedang diet, sebuah penelitian menyampaikan hal berbeda. Bagaimana tidak, pemanis buatan disebut bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Benarkah demikian? Begini penjelasannya dikutip dari laman Live Science.
Studi Tentang Pemanis Buatan
Penelitian tentang dampak pemanis buatan itu dilakukan oleh Klinik Cleveland di Ohio dan dipublikasikan melalui jurnal Nature Medicine pada 27 Februari 2023 lalu.
Studi tersebut mengevaluasi lebih dari 4.000 orang Amerika dan Eropa yang telah menjalani proses mengkaji kesehatan jantung mereka. Proses tersebut menemukan bila mereka memiliki konsentrasi pemanis buatan dalam darah yang tinggi.
Hal tersebut dapat mengakibatkan serangan jantung atau stroke dalam kurun waktu tiga tahun berikutnya.
Kemungkinan serangan jantung dan stroke bisa menjadi lebih tinggi bila para pasien sudah memiliki penyakit kardiovaskular atau masalah jantung lain di masa depan seperti diabetes atau tekanan darah tinggi.
Dr. Stanley Hazen, seorang ahli jantung di Klinik Cleveland dan penulis penelitian menyayangkan hal ini. Karena pada dasarnya, orang-orang ingin hidup lebih sehat namun membahayakan diri sendiri.
"Orang-orang mencoba melakukan sesuatu yang sehat untuk diri mereka sendiri, tetapi secara tidak sengaja malah membahayakan," ujarnya.
Percobaan Laboratorium Pemanis Buatan
Ketika melakukan percobaan laboratorium, erythritol ternyata dapat meningkatkan aktivitas trombosit. Sehingga bisa membuat gumpalan darah terbentuk lebih cepat.
Percobaan akhirnya dilakukan pada tikus yang disuntikkan dengan Erythritol. Hasilnya benar saja, ketika tikus cedera, gumpalan darah terbentuk dengan cepat.
Selain itu, studi juga meneliti darah manusia yang sering meminum minuman yang dimaniskan dengan erythritol. Hasilnya ditemukan bila kadar pemanis dalam darah mereka memuncak dalam beberapa jam dan tetap tinggi selama dua hari.
Hasil yang tinggi ini bisa berpotensi mempengaruhi pembekuan darah manusia dan menyebabkan serangan jantung atau stroke. Alasannya karena aliran darah menjadi menyempit saat gumpalan dibentuk.
Sayangnya, penelitian ini masih memiliki kelemahan. Terlebih banyak responden yang mengikuti penelitian banyak yang berusia lebih dari 60 tahun dan sudah memiliki penyakit jantung.
Dengan demikian, mereka berisiko terkena serangan jantung dan stroke. Penelitian juga masih berkutat di hubungan antara pembentukan gumpalan dan erythritol. Bila diteliti lebih jauh bisa jadi senyawa tersebut bisa benar-benar menyebabkan stroke dan serangan jantung pada manusia.
Meski begitu, Greg Neely, seorang profesor genomik fungsional di University of Sydney menjelaskan studi ini sangat penting dan kemungkinan besar bisa memicu perubahan terkait apa yang kita konsumsi.
"Kami tidak sepenuhnya memahami apa konsekuensi kesehatan dari makanan yang dibuat oleh industri. Hanya karena sesuatu dijual sebagai bahan 'alami' tidak berarti itu aman atau baik untuk kita konsumsi pada skala industri," ujar Neely.
Penulis penelitian menyimpulkan bahwa penelitian yang menilai keamanan pemanis buatan erythritol jangka panjang diperlukan di masa mendatang.
(faz/faz)