Ilmuwan Temukan, Tubuh Manusia Bisa Prediksi Waktunya Makan

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Temukan, Tubuh Manusia Bisa Prediksi Waktunya Makan

Martha Grattia - detikEdu
Senin, 27 Feb 2023 16:30 WIB
Muslim Makan di Resto yang Jual Minuman Alkohol, Bolehkah?
Foto: Getty Images/iStockphoto/PeopleImages
Jakarta -

Siapa yang sering merasa lapar, tapi mengonsumsi makanan ringan untuk mengganjal perut? Atau terjaga tengah malam karena tiba-tiba merasa lapar?

Tubuh manusia memerlukan makanan untuk sumber energi dalam menjalankan aktivitas setiap harinya. Namun tahukah kamu, ternyata ada sebuah studi yang membahas mengenai tubuh manusia dapat memprediksi waktu makan, lho.

Mengutip laman resmi University of Surrey, ternyata tubuh manusia bisa memprediksi saat waktunya makan. Berikut penjelasannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apakah Tubuh Manusia Bisa Memprediksi Waktu Makan?

Studi baru dari University of Surrey mengungkapkan bahwa tubuh manusia dapat memprediksi waktu makan. Pada penelitian ini pun ditemukan bahwa ritme glukosa darah harian dapat didorong tidak hanya oleh waktu makan tetapi juga oleh ukuran makanan.

Penelitian pertama mengenai tubuh manusia dalam memprediksi waktu makan ini dipimpin oleh Profesor Jonathan Johnston. Mereka mengobservasi apakah sistem sirkadian manusia mampu mengantisipasi makanan besar.

ADVERTISEMENT

Sistem sirkadian sendiri adalah perubahan fisiologi, termasuk metabolisme yang mengikuti siklus 24 jam dan biasanya disesuaikan dengan keadaan lingkungan, seperti siang dan malam.

"Setiap harinya terkadang kita merasa lapar di waktu yang sama, tapi sejauh apa tubuh kita dapat mengantisipasi waktu makanlah yang tidak diketahui. Ada kemungkinan ritme metabolisme selaras dengan pola makan, dan makan yang teratur membantu tubuh kita dapat beradaptasi dengan baik," kata Johnston.

Guna mempelajari lebih lanjut, dilakukan penelitian laboratorium yang mengikutsertakan 24 peserta pria selama delapan hari dengan jadwal tidur dan bangun yang ketat, paparan siklus siang-malam, dan asupan makanan.

Selama enam hari, 12 peserta mengonsumsi makanan ringan setiap jam selama jam-jam terjaga. Sementara, 12 peserta lainnya mengonsumsi dua makanan besar setiap hari (jam 07.05 dan 14.05 setelah bangun tidur)

Setiap Tubuh Memiliki Waktu Makannya Sendiri

Setelah enam hari, semua peserta mendapat 37 jam jadwal makan yang sama dan makanan ringan setiap jam sesuai prosedur untuk mengungkap ritme sirkadian internal. Selama penelitian, glukosa diukur setiap 15 menit dan tingkat kelaparan diukur setiap jam selama jam terjaga di hari kedua, empat, dan enam pada tahap penelitian yang pertama. Para peserta juga mendapat perlakuan yang sama dalam 37 jam terakhir tahap berikutnya.

Berdasarkan analisis penelitian enam hari pertama, terungkap bahwa saat bangun tidur konsentrasi glukosa peserta dalam kelompok makan kecil meningkat dan tetap tinggi sepanjang hari lalu menurun setelah makan terakhir mereka.

Pada 37 jam terakhir, saat bangun tidur kedua kelompok menunjukan peningkatan awal konsentrasi glukosa ketika mereka diberi makanan kecil yang sama setiap jam. Namun pada peserta yang menerima makan besar dua kali sebelumnya, kadar glukosa mulai menurun sebelum makan besar. Sementara, peserta yang selalu mengkonsumsi makanan kecil setiap jam, kadar glukosa mereka terus meningkat seperti yang terlihat sebelumnya.

Pada sisi lain, peserta dengan makan besar mengalami peningkatan rasa lapar sebelum waktu makan yang diperkirakan, yang menurun drastis setelah jam makan mereka.

"Dari penelitian kami menemukan bahwa tubuh manusia secara sistematis diprogram untuk mengantisipasi waktu makan, terutama dengan mudah saat makanan tidak tersedia. Ini menunjukkan adanya dorongan fisiologis pada sebagian orang untuk makan pada jam tertentu karena mereka telah terbiasa, bukan sekadar kebiasaan psikologis," kata Johnston.




(nah/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads