Sejarah KA Cepat Jakarta-Surabaya, Awalnya Pakai "AC" Es Balok

ADVERTISEMENT

Sejarah KA Cepat Jakarta-Surabaya, Awalnya Pakai "AC" Es Balok

Pasti Liberti Mappapa - detikEdu
Minggu, 12 Feb 2023 15:00 WIB
Lokomotif C53 yang menjadi saksi kereta cepat Jakarta-Surabaya di era kolonial. Lokomotif ini tersimpan di Museum Transportasi TMII
Lokomotif C53 yang menjadi saksi kereta cepat Jakarta-Surabaya di era kolonial. Lokomotif ini tersimpan di Museum Transportasi TMII Foto: dok. KAI
Jakarta -

Detikers pernah naik kereta dari Jakarta menuju Surabaya? Saat ini rute yang melewati beberapa kota besar di pantai utara Jawa itu bisa ditempuh dalam waktu 8 hingga 9 jam.

Nah, ternyata kereta cepat yang melayani Jakarta menuju Surabaya dan sebaliknya sudah mulai digagas kira-kira satu abad lalu. Bagaimana kisahnya?

Kabar mengenai kereta cepat antara Jakarta yang masa kolonial bernama Batavia menuju Surabaya dan sebaliknya muncul di beberapa surat kabar saat itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koran De Locomotief edisi 13 Juni 1917 mengabarkan kereta cepat Batavia-Surabaya akan mulai aktif pada Januari 1918 seperti dikutip dari artikel Omar Mohtar berjudul "Angkutan Hasil Perkebunan Ke Angkutan Manusia: Sejarah Kereta Api Cepat Di Hindia Belanda 1929-1942.

Waktu itu sebenarnya ada satu kereta yang dioperasikan Staatsspoorwegen (SS) perusahaan kereta milik pemerintah kolonial Belanda untuk melayani rute tersebut. Namun karena waktu tempuh dua hari dengan bermalam di Yogyakarta, tak bisa masuk kategori kereta cepat.

ADVERTISEMENT

Hanya saja bertahun-tahun SS yang merupakan cikal bakal PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengalami berbagai kendala untuk merealisasikan rencana kereta cepat itu.

Baru pada awal 1929, SS memastikan kereta cepat Batavia - Surabaya akan dioperasikan pada 1 November 1929. Kereta cepat itu disebut dengan Eendaagsche Express yang berarti kereta ekspres satu hari.

Surat kabar De Locomotief edisi 21 Februari 1929 menuliskan rencana uji coba perjalanan perdana Eendaagsche Express. Disebutkan akan ada dua rangkaian kereta yang berjalan bersamaan di hari pertama perjalanan.

Satu rangkaian kereta akan berangkat dari Stasiun Weltevreden yang saat ini bernama Stasiun Gambir dan satu rangkaian lagi berangkat dari Stasiun Surabaya Gubeng.

Kedua kereta ini akan berjalan dengan kecepatan tidak lebih dari 74 km per jam dan akan bertemu di Stasiun Kroya, Cilacap. Saat tiba di Kroya, masing-masing rangkaian akan dilepas menjadi dua bagian.

Rangkaian yang berangkat dari Batavia akan digabungkan dengan rangkaian yang berangkat dari Bandung. Adapun rangkaian dari Surabaya akan dilepas menjadi dua.

Satu rangkaian ini kemudian melanjutkan perjalanan ke arah Bandung. Perjalanan antara Batavia-Surabaya dan sebaliknya akan ditempuh dalam waktu sekitar 13 jam.

Tepat 1 November 1929 kereta api cepat tersebut resmi beroperasi. Dalam tiap rangkaian, Eendaagsche Express ditarik dengan satu lokomotif. SS menggunakan lokomotif C 53 buatan pabrik Werkspoor, Amsterdam. C 53 merupakan paling cepat pada masanya.

Rangkaian gerbong Eendaagsche Express dibagi dalam tiga kelas kereta penumpang, yaitu kelas I dengan harga tiket 40,10 gulden, kelas II dengan tiket seharga 27,70 gulden, dan kelas III seharga 11,54 gulden.

Kelas I merupakan kelas tertinggi dengan fasilitas yang mewah. Sesuai keadaan sosial saat itu, tak semua golongan bisa masuk dalam kelas utama. Kelas I hanya boleh diisi oleh masyarakat Eropa, Timur Asing, serta golongan-golongan elit.

"AC" dari Es Balok

Hawa tropis Pulau Jawa membuat gerbong kereta terasa panas saat siang hari. SS kemudian berinovasi dengan mengenalkan gerbong kereta api dengan pendingin udara. Bagaimana caranya?

Di bawah gerbong kereta dibuat tempat khusus untuk meletakkan es balok. Es balok ini menghasilkan hawa sejuk untuk membuat nyaman para penumpang selama perjalanan.

Hanya saja gerbong dengan "AC" es balok diperuntukkan khusus buat penumpang kelas I dan II saja. Beberapa stasiun tertentu yang dilintasi kereta cepat itu menyediakan es balok pengganti. Gerbong khusus ini mulai digunakan pada 2 Mei 1940.

Setelah berhasil dengan Eendaagsche Express, SS lalu menggagas kereta cepat malam untuk melayani rute Batavia-Surabaya. Persiapan perjalanan malam ini dilakukan dengan sangat hati-hati dengan menggunakan Java Nacht Express atau Nacht Express.

Java Nacht Express melakukan perjalanan perdana untuk umum pada 1 November 1936 dengan menggunakan lokomotif yang sama dengan Eendaagsche Express, lokomotif C 53.

Saat menarik Java Nacht Express, lokomotif ini mampu dipacu hingga 90 km per jam di daerah-daerah yang datar.

Masa Pendudukan Jepang

Kedua kereta ini beroperasi hingga masa awal pendudukan Jepang yang dimulai sejak 8 Maret 1942. Pasalnya terjadi perubahan kebijakan kereta api di masa pendudukan negara Matahari Terbit itu.

Jepang banyak membongkar rel-rel untuk digunakan membangun jalur baru yang digunakan untuk kepentingan militer. Misalnya, Java Nacht Express digunakan sebagai sarana untuk kepentingan militer.




(pal/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads